Dedi Mulyadi Kooperatif Jika Anak dan Menantunya Diperiksa Imbas Tragedi Pesta Rakyat: Nggak Masalah
Dedi Mulyadi bersikap kooperatif, jika nantinya polisi melakukan pemanggilan terhadap Maula Akbar dan Putri Karlina.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM -- Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tak masalah jika anak dan menantunya diperiksa Polisi, terkait peristiwa pesta rakyat berujung maut di Garut itu.
Polres Garut saat ini melakukan melakukan penyelidikan terkait peristiwa tersebut.
Polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), yang dipimpin langsung oleh Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudi Setiawan, Jumat.
Baca juga: Beda Reaksi Dedi Mulyadi dan Besannya Irjen Karyoto soal Pesta Makan Gratis Berujung 3 Orang Tewas
“Iya, saya orang yang ingin selalu terbuka. Setiap problem (masalah) yang terjadi yang itu menjadi peristiwa hukum, saya dengan lapang dada dan dengan tangan terbuka bahkan mendukung upaya investigatif atau upaya penyelidikan yang dilakukan oleh Polda Jabar, lakukan secara transparan agar publik mendapat penjelasan yang objektif,” kata Dedi, Sabtu (19/7/2025), dilansir TribunJabar.id.
Dedi Mulyadi menyatakan akan bersikap kooperatif, jika nantinya polisi melakukan pemanggilan terhadap Maula Akbar dan Putri Karlina.
“Enggak ada masalah. Kan semua orang kedudukannya sama di depan hukum. Mau anak saya, mau diri saya sendiri kan kalau dipanggil harus datang dan memberikan keterangan secara benar,” tegasnya.
Atas hal tersebut, Putri dan suami mengaku siap diperiksa pihak kepolisian.
"Polisi akan memeriksa semuanya, bahkan kalau pun saya diperiksa, saya pasti harus diperiksa," kata Putri dalam keterangannya, Sabtu (19/7/2025).
Baca juga: Siapa Sosok YouTuber yang Diburu Maula Akbar, Berani Sebar Info Makan Gratis di Acara Nikahannya
Ia mengklaim panitia penyelenggara maupun pemangku kepentingan acara tersebut sudah mempersiapkan yang terbaik bagi acara pernikahannya.
"Namun takdir sudah berkata, maka kami harus hadapi, dan kami harus menerima dengan penuh tanggung jawab," ucapnya, dikutip dari Antara.
Lebih lanjut ia menuturkan, menyerahkan sepenuhnya insiden ini kepada pihak kepolisian.
"Saya siap bertanggung jawab penuh, kalau ada prosedur-prosedur yang harus dijalani," ungkpanya.
Ia dan suaminya saat ini sebagai pemangku kegiatan juga siap bertanggung jawab terhadap keluarga korban.
Pernyataan senada disampaikan anak Dedi Mulyadi, suami dari Putri. Ia menyampaikan siap mengikuti prosedur hukum yang saat ini sudah mulai berjalan.
"Tadi malam sudah dilakukan pemeriksaan oleh Polres Garut, dan disaksikan langsung oleh Kapolda Jawa Barat mengenai apa yang terjadi di lapangan," ujar Maula.
YouTuber diburu Maula
Sosok YouTuber yang dituding sebagai penyebab kekacauan di acara pernikahan anak Gubernur Jawa Barat, kini sedang dicari.
Maula Akbar, anak Dedi Mulyadi, menyebut YouTuber tersebut sebagai pemicu kerumunan yang berujung tragedi.
Peristiwa yang terjadi di Pendopo Garut itu menewaskan tiga orang. Kepolisian pun turun tangan menyelidiki insiden tersebut yang terjadi dalam rangkaian acara pernikahan Maula Akbar dan Putri Karlina.
Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Rudi Setiawan menegaskan, penyelidikan dilakukan untuk mengungkap penyebab peristiwa.
"Karena ada orang meninggal, ada peristiwa yang menimbulkan gangguan, secara teknis polisi akan melakukan penyelidikan," katanya.
Lebih lanjut, ia mengatakan penyelidikan difokuskan untuk melihat apakah ada kelalaian dalam penyelenggaraan acara tersebut.
"Untuk mengungkap apakah ada unsur kelalaian atau tidak dan nanti siapa yang paling bertanggung jawab," lanjutnya.
Klarifikasi Maula Akbar
Sementara itu, Maula Akbar menyampaikan klarifikasinya. Ia membantah bahwa acara yang ia selenggarakan bertujuan menyediakan makan gratis.
"Secara niatan memang ada yang mengatakan makan gratis, padahal niatan kami bukan untuk makan gratis, bukan untuk memberikan hal yang cuma-cuma," katanya.
Anggota DPRD Jabar itu menjelaskan bahwa pihaknya hanya ingin membagikan makanan kepada warga yang sudah hadir sebelum acara hiburan dimulai.
"Niat kami ketika warga sudah berkumpul untuk kegiatan malam hiburan yang diadakan orangtua kami, saya berpikir daripada warga cuma hanya menunggu berdiri dan makanan masih banyak ya sudahlah kita berikan saja ke semua warga yang menunggu," ujarnya.
Maula menekankan bahwa makanan yang disediakan bukan bagian dari program makan gratis.
"Konsep saya bersama istri, itu dilakukan secara terbuka tanpa ada penutupan, penyekatan tanpa ada pengumuman," katanya.
Namun, usai salat Jumat, kabar bahwa akan ada makan gratis tiba-tiba menyebar cepat di media sosial.
"Kalau melihat flayer balai kecrakan di 13.00 bukan untuk kegiatan tersebut, akan tetapi sebelumnya rekan UMKM meminta agar diadakan lapak untuk car free night, bukan untuk makan gratis. Makan gratis itu saya ketahui terciptanya baru setelah jam satu siang setelah jumatan ramai di media sosial makan gratis," jelasnya.
Ia pun menyebut tengah menelusuri asal mula narasi “makan gratis” itu muncul. Ia curiga, penyebarnya adalah konten kreator yang memanfaatkan acara tersebut.
"Makan gratis tercipta saya entah dari mulut siapa tercipta makan gratis jam 1 siang. Posisi setelah jumatan buka YouTube lalu ada thumbnail berjudul makan gratis, itu yang sedang saya dalami. Saya sudah berkoordinasi dan mendalami beberapa pihak darimana mulainya ini ada kesan makan gratis," ujarnya.
Ia juga menggarisbawahi bahwa makanan itu memang disediakan untuk warga yang sudah menunggu di lokasi.
"Makanan yang tergelar itu murni hanya untuk masyarakat yang sambil nunggu lalu dipersilakan makan tanpa ada penutupan, penghalangan. Daripada makan terbuang sia-sia lebih baik kita sajikan saja," katanya.
Sang ayah, Dedi Mulyadi, mengaku tidak tahu-menahu soal adanya sesi makan siang bersama warga.
"Peristiwa ini pun saya tadi tidak tahu adanya peristiwa makan siang bareng warga ini, saya tidak tahu. Makanya begitu terdengar 'memang ada kegiatan apa? Makan siang bareng warga kan acaranya nanti malam dan sore sama kades. Ternyata ada kegiatan," ucap Dedi.
Dedi pun tak menampik bahwa anak dan menantunya bertanggung jawab atas insiden tersebut.
"Walaupun itu dilarang kemudian tanpa sepengetahuan orangtuanya tetap dilaksanakan sebagai orangtua harus bertanggungjawab terhadap apa yang dilakukan anak dan menantu," tegasnya.
Diambil alih Polda Jabar
Polda Jawa Barat resmi mengambil alih proses penyelidikan tragedi yang terjadi di pernikahan anak Dedi Mulyadi.
Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan, menjelaskan penanganan kasus yang sebelumnya berada di bawah Polres Garut kini resmi ditingkatkan ke Polda Jabar.
"Tadi malam, Pak Kapolda (Irjen Pol Rudi Setiawan) menyimpulkan bahwa untuk kasus ini, akan kita angkat ke Polda Jawa Barat," jelas Hendra saat ditemui di rumah salah satu korban meninggal dunia, Sabtu, masih dari TribunJabar.id.
Hendra juga menyampaikan, pihaknya akan melakukan olah TKP ulang pada Sabtu (19/7/2025).
Meskipun olah TKP telah dilakukan pada malam sebelumnya, tapi waktu yang terbatas dan kondisi gelap membuat hasilnya belum maksimal.
Dalam olah TKP lanjutan ini, Polda Jabar akan melibatkan jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum serta pejabat utama (PJU) lainnya untuk memastikan setiap detail kejadian terungkap dengan jelas.
(Bangkapos.com/Tribun Jabar/Tribun Timur)
Sosok Asep Japar Bupati Sukabumi Bantah Kecolongan Kasus Raya, Dulu Disindir Dedi Mulyadi soal Jalan |
![]() |
---|
Dedi Mulyadi Memohon Isu Kenaikan Tarif PBB 1.000 Persen di Cirebon Tidak Ramai Lagi |
![]() |
---|
Viral Pendeta Nangis di Bahu Dedi Mulyadi, Sedih Gereja Nunggak Utang Rp6 M dan Terancam Disita Bank |
![]() |
---|
Viral Pendeta Nangis di Depan Dedi Mulyadi, Sedih Gereja Punya Utang Rp6 M dan Terancam Disita Bank |
![]() |
---|
Susi Pudjiastuti Murka dan Telusuri Dalang yang Beri Izin KJA Pangandaran, Sebut 3 Perusahaan Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.