Berita Viral
Baru Dua Hari Jadi Dirut KAI, Bobby Rasyidin Dipanggil KPK Terkait Digitalisasi SPBU
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Dirut KAI) Bobby Rasyidin baru saja menggantikan Didiek Hartantyo.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: M Zulkodri
BANGKAPOS.COM -- Profil Bobby Rasyidin Dirut KAI yang dipanggil KPK padahal baru dua hari menjabat.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Dirut KAI) Bobby Rasyidin baru saja menggantikan Didiek Hartantyo.
Pengangkatan Bobby Rasyidin mengacu pada Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Direktur Utama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danantara Asset Management Selaku Para Pemegang Saham Perusahaan Perseroan serta surat keputusan Nomor: SK-224/MBU/08/2025 dan SK.039/DI-DAM/DO/2025 tertanggal 12 Agustus 2025.
Bobby Rasyidin dipanggil KPK sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi proyek Digitalisasi SPBU PT Pertamina (Persero) periode 2018–2023.
Bobby dipanggil KPK pada hari ini, Kamis 14 Agustus 2025.
Ia dipanggil dalam kapasitasnya sebagai mantan Direktur PT LEN Industri, jabatan yang dipegangnya dari tahun 2020 hingga 2025.
"Pemeriksaan dilakukan di Gedung Merah Putih KPK," ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, dalam keterangannya pada Kamis (14/8/2025).
Selain Bobby, KPK juga menjadwalkan pemeriksaan terhadap tiga saksi lainnya.
Mereka adalah Judi Achmadi serta Binsar Pardede dan Heri Purnomo, yang masing-masing menjabat sebagai SVP Solution Delivery dan VP Procurement di PT Sigma Cipta Caraka.Kasus Penyidikan Proyek Strategis Senilai Rp3,6 Triliun
KPK telah meningkatkan status perkara korupsi dalam proyek digitalisasi SPBU Pertamina ini ke tahap penyidikan sejak Januari 2025.
Meskipun demikian hingga kini lembaga antirasuah tersebut belum mengumumkan secara resmi siapa saja yang telah ditetapkan sebagai tersangka.
Kasus ini merupakan pengembangan dari perkara yang sebelumnya menjerat mantan Direktur Utama PT Pertamina, Galaila Karen Kardinah atau Karen Agustiawan.
Karen telah divonis 9 tahun penjara dan denda Rp500 juta dalam kasus korupsi pengadaan gas alam cair (LNG) yang merugikan negara sebesar 113,8 juta dolar AS.
Proyek digitalisasi SPBU sendiri merupakan proyek strategis senilai Rp3,6 triliun yang bertujuan untuk memantau distribusi dan penjualan BBM bersubsidi secara real-time.
Proyek ini mencakup pembangunan infrastruktur digital di 5.518 SPBU di seluruh Indonesia.
Dugaan Pelanggaran Persaingan Usaha
Di sisi lain, proyek yang dimulai sejak 31 Agustus 2018 ini juga tengah diselidiki oleh Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).
KPPU menyelisik adanya dugaan praktik monopoli dan diskriminasi dalam proses pengadaan proyek tersebut.
Langkah ini dinilai berpotensi melanggar Pasal 19 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat karena tidak memberi kesempatan pada pelaku usaha lain yang potensial.
"KPPU menilai tindakan penunjukan langsung tersebut berpotensi mengarah pada praktik diskriminasi yang dilarang oleh undang-undang," ungkap Kepala Biro Hubungan Masyarakat dan Kerja Sama KPPU, Deswin Nur, dalam keterangan tertulisnya pada 6 Juli 2025.
Profil Bobby Prasetyo
Melansir Surya.co.id, Bobby Rasyidin bukan pegawai karier di PT Kereta Api Indonesia (Persero).
Ia sudah malang melintang di industri telekomunikasi.
Bobby Rasyidin tercatat pernah bekerja sebagai CEO PT Alcatel Lucent Indonesia.
Pernah menjadi direktur utama PT Len Industri (Persero) induk perusahaan dari holding industri pertahanan nasional Defend ID.
Lahir pada 31 Oktober 1974 di Padang Sumatera Barat, menyelesaikan pendidikan S1 Teknik Telekomunikasi di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1996.
Dia juga meraih gelar MBA dari University of New South Wales Australia pada tahun 2000.
Tahun 2012-2015, Bobby menjabat sebagai CEO PT Alcatel Lucent Indonesia dan menjadikannya profesional muda Indonesia pertama yang menduduki puncak perusahaan jaringan asal Prancis itu pada usia 38 tahun.
Bobby juga pernah menjabat sebagai CEO PT Teknologi Riset Global Investama sejak tahun 2016.
Di tahun yang sama, Bobby menjadi Komisaris Utama beberapa perusahaan pelat merah seperti PT Len Telekomunikasi Indonesia tahun 2016-2019.
Kemudian PT Indonesia Cloud tahun 2019-2021 dan PT Akses Prima Indonesia pada tahun 2016-2021.
Namun pada tahun 2020 tepatnya Desember 2020, Bobby menjabat sebagai Presiden Direktur atau CEO PT Len Industri (Persero).
Karier Bobby terus menanjak ketika dia ditunjuk sebagai direktur utama PT Len Industri (Persero) induk perusahaan dari holding industri pertahanan nasional Defend ID.
Di bawah kepemimpinannya, Len secara resmi menjadi induk holding Defend ID pada Maret 2022.
Di tahun yang sama, Bobby juga menjadi Komisaris Independen PT GMF Aero Asia Tbk sejak Juni 2020.
(Bangkapos.com/Surya.co.id)
Tragedi Zara Qairina Guncang Malaysia, Ini Sosoknya, Diduga Korban Bullying, Autopsi Cedera Otak |
![]() |
---|
Sosok Pengantin Bercadar di Pinrang Terbongkar, Dikeroyok Ketahuan Berjenggot di Acara Akad Nikah |
![]() |
---|
Kisah Cinta Bripda Farhan dan Sukmawati, Batal Nikah Calon Suami Kabur, Baru Pacaran 6 Bulan |
![]() |
---|
Deretan Kontroversi Bupati Pati Sudewo, dari Proyek Masjid Rp15 M Hingga Aksi Undang Trio Serigala |
![]() |
---|
Viral Sosok Adi Kusuma, Pemulung Lulusan S1 Teknik Industri, Eks Analis Bisnis di Perusahaan Ternama |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.