Laporan Wartawan Pos Belitung, Subrata
BANGKAPOS.COM, BELITUNG- Penggemar tanaman tentu mengenal bonsai. Seperti diketahui, ragam dan jenis bonsai sangat beragam.
Salah satu bonsai tanaman endemik Belitung adalah pohon sapu-sapu.
Tanaman khas Belitung bernama latin baecka fructescers ini dikembangkan dengan baik oleh Jaya Raharja (50), warga Ujung Gersik, Kecamata Membalong, Kabupaten Belitung.
Sudah sepuluh tahun terakhir, Jaya berkecimpung mengolah bonsai sapu-sapu.
Beragam pula jenis tanaman bonsai yang sudah ia kembangkan dari pohon yang susah dibudidayakan ini.
Menurut Jaya, harga bonsai sapu-sapunya dibandrol dengan harga bergam, mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 1 Juta.
"Proses pemindahan dari alam ke pot yang agak rumit, harus tahu metodenya. Karena tumbuhan bisa stres juga," kata Pak Jaya.
Sudah ratusan paket bonsai sapu-sapu yang keluar dari rumah budidaya Jaya. Meskipun letaknya jauh dari pusat kota, namun pembeli bonsai sapu-sapu Jaya berasal dari mana saja, termasuk dari luar Pulau Belitung.
Menurut Jaya pembeli dari luar Belitung merupakan mereka yang menginap di Arum Dalu dan Panyabung yang terletak di Desa Padang Kandis, Membalong.
Untuk mengenalkan hasil karyanya, tidak jarang Jaya mengikuti segenap pameran-pameran, khususnya pameran yang digelar di Belitung.(o4)