Keanehan Rusuh Wamena, Pengungsi Ceritakan Ada Tanda Khusus, Massa Tak Bakar Rumah Jika Ada ini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana di Kota Wamena, Papua, pada Senin (23/9/2019).

Keanehan Rusuh Wamena, Pengungsi Ceritakan Ada Tanda Khusus, Massa Tak Bakar Rumah Jika Ada ini

BANGKAPOS.COM -- Para pengungsi korban rusuh Wamena, Papua, yang selamat mulai menceritakan saat-saat mereka dirusuh massa.

Salah satunya adalah Amin (40), pengungsi rusuh Wamena di Distrik Sentani, Jayapura, Papua, mengaku menemukan keanehan saat kerusuhan di Wamena, 23 September 2019 lalu.

Sejumlah pengungsi lain juga menyadari keanehan itu, kata Amin.

Keanehan yang dimaksud Amin adalah adanya tanda berupa bonggol pisang dan kayu pohon kasuari.

Kisah Sang Suami Pergoki Istri Selingkuh, Sempat Naik Kap Mobil 40 Menit hingga Dilarikan ke RS

Jika dua benda ini ditempatkan di depan rumah, maka rumah tersebut tidak dihancurkan atau dibakar oleh massa.

"Itu sebetulnya tidak tahu ya, kalau ini sejujurnya saya ini, kalau ada tanda di depannya ada bonggol pisang dengan kayu kasuari sebatang, itu (rumah) tidak dibakar," kata Amin saat ditemui TribunnewsBogor.com pengungsian Sentani Jayapura, Rabu (2/10/2019).

Dia mengatakan bahwa dua benda tersebut seperti sebuah tanda yang diletakan sebelum kerusuhan.

Sehingga saat kerusuhan terjadi, tidak semua rumah atau kios di Wamena dibakar atau dihancurkan massa.

"Seperti tanda. Tanda apa?, itu lah saya tanda tanya. Ada apa ini sebetulnya ?," kata pria yang sudah tinggal di Wesaput, Wamena sejak tahun 2013 itu.

Marc Marquez Berhenti Bernapas 5 Detik Setelah Crash di sesi Latihan MotoGP Thailand, Ini Videonya

Rumah yang hangus dibakar saat kerusuhan di Wamena Papua. (TribunnewsBogor.com/Naufal Fauzy)

Sementara, bagi Amin, kerusuhan yang terjadi di Wamena tanggal 23 September itu sama sekali tidak ia duga.

Dia tidak menduga ada massa tak dikenal berdatangan bawa bensin pasca demo mahasiswa di depan kantor Bupati Jayawijaya.

"Kalau misalkan ada isu-isu begini-begini, kita ini patuh tidak usah keluar rumah. Tidak keluar rumah, tidak apa-apa. Ini tidak ada kabar ini, berita-berita tidak ada, sampai terjadi begini," ungkap Amin.

Perusuh tua dan berjenggot

Para pengungsi mengakui bahwa dalam kerusuhan di Wamena, tidak semua warga Wamena terlibat dalam kerusuhan tersebut.

Sebagian para pengungsi di Sentani, Jayapura mengaku bahwa mereka justru bisa selamat karena ditolong oleh warga Wamena sendiri.

Blak-blakan, Bebby Fey Ungkap Detik-detik Ngamar Bareng Atta Halilintar: Langsung ke Toilet Dulu

Seperti yang dialami oleh Amin (40), ia berhasil selamat setelah diajak bersembunyi di dalam rumah warga Wamena.

"Saya selamat dari karena ketika rumah saya di depan di bakar saya lari keluar lewat pintu belakang rumah. Sembunyi saya di rumah warga sana (Wamena)," kata Amin kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (2/10/2019).

Tidak sampai di sana, Amin juga mengaku bahwa dia juga diberi informasi oleh warga Wamena terkait adanya kerumunan aparat agar lebih aman.

"Di sana ada anggota, dia dibilang begitu. Jadi tidak semuanya (ikut rusuh), ada juga yang menyelamatkan kita," katanya.

Dia mengatakan bahwa kerusuhan itu berawal dari demo mahasiswa di depan kantor bupati.

Namun, ketika kerusuhan terjadi, ia ragu bahwa para pelaku kerusuhan itu adalah para mahasiswa.

17 Celana Dalam Wanita di Tangerang ini Hilang Misterius, Ketua RT Beri Kesaksian, Ternyata Ada Es

"Itu katanya (yang rusuh) mahasiswa. Itu semua tua-tua, berjenggot-jenggot itu, mana ada mahasiswa tua-tua, gak ada," katanya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh pekerja di pabrik tahu, Sunam (33) yang mana dia juga diselamatkan warga lokal.

Sunam mengaku bahwa dia dan karyawan lain diusir oleh massa kemudian pabrik tahu tempat dia bekerja dihancurkan.

Saat hendak melarikan diri, Sunam dan kawan-kawannya sempat kebingungan karena sudah terkepung dan tak bisa lari kemana-mana.

"Kita semua karyawan diusir, kita itu lebih dari 50-an. Pabrik tahu tidak dibakar, tapi dirusak. Kita sempet dikepung, hari Senin itu," kata Sunam.

Akhirnya, saat itu sekitar pukul 09.00 WIT seorang warga asli Wamena memberinya pertolongan.

Merry Blak-blakan Ungkap Rasa Kecewanya pada Raffi, Ini Alasannya Mundur Jadi Asisten Ayah Rafathar

Dia dan 13 kawannya yang lain diajak bersembunyi di rumah warga asli Wamena tersebut sampai akhirnya Sunam diamankan aparat untuk dikirim ke pengungsian di Sentani.

"Jam 09.00 sampai jam 12.00 kita dibantu orang Wamena untuk bersembunyi di rumahnya," kata Sunam.

Dokter khawatir bertugas

Meski kondisi keamanan di Wamena dan sekitarnya berangsur pulih, layanan kesehatan untuk warga belum sepenuhnya dapat diakses.

Bahkan, ada puskesmas yang melayani masyarakat tanpa pasokan listrik.

Berdasarkan pantauan wartawan Jubi, Islami Adi Subrata, dari 27 puskesmas di Kabupaten Jayawijaya, baru empat yang buka melayani masyarakat dengan jam kunjung pasien yang masih dibatasi.

Lucinta Luna Akhirnya Ngaku Eks Laki-laki Disaksikan Nafa Urbach, Ini Daftar Kebohongannya

"Puskesmas Wamena Kota yang buka sehari setelah kejadian, kalau yang dari hari Selasa (01/10) kemarin yang sudah buka Puskesmas Hom-hom, Witawaya dan Asolokobal," kata Adi, kepada BBC News Indonesia, Kamis (03/10/2019).

Adi menambahkan, puskesmas Hom-hom, Witawaya, dan Asolokobal—di luar Kota Wamena, melayani masyarakat dengan kondisi tanpa aliran listrik.

"Tapi mereka tetap buka," katanya.

Dokter yang mengungsi khawatir akan keselamatan

Sementara itu, salah satu dokter di Puskesmas Wamena Kota, Lorina, mengatakan layanan kesehatan di tempatnya dibatasi sampai pukul 12 siang.

"Karena kalau jam 12 lebih, kan kita dokternya hanya ada dua di sini, saya pegang posko, saya harus ke posko, jadi cek pasien yang lain," katanya.

Foto Engku Emran Mesra Bareng Laudya Cynthia Bella Pasca Isu Retak, Mbah Mijan Bilang Auranya Begini

Meski demikian, kata dia, Puskesmas Wamena Kota memiliki obat-obatan yang cukup untuk pasien yang sakit.

Lebih lanjut, Lorina mengatakan kondisi pelayanan kesehatan di Kota Wamena berangsur pulih.

Dokter di puskemas bergantian berjaga.

Ratusan pengungsi hendak dievakuasi. Sejak 23 September hingga Senin (30/09), TNI Angkatan Udara telah mengevakuasi 4.588 orang dari Wamena ke Jayapura menggunakan pesawat Hercules milik TNI AU. (BBC/ENGGEL WOLLY)

"Kan ada yang pergi, ada yang pulang bawa anaknya. Diganti dengan dokter lainnya," tambahnya.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Wamena, Antonius Manaor mengatakan saat ini sebagian besar puskesmas masih tutup lantaran tenaga medis masih khawatir dengan keselamatan mereka.

"Kalau RSUD itu kan di tengah kota. Kalau ada apa-apa aparatnya bisa cepat datang. Tapi di puskemas ini kan, apalagi yang di pinggir kota, agak pedalaman sedikit, kalau ada apa-apa dengan meraka, kita nggak tahu," kata dokter umum di RSUD Wamena itu melalui sambungan telepon, Kamis (03/10).

WhatsApp Bakal Cabut Layanan Aplikasi untuk HP Merek Ini, Apa Saja dan Mulai Kapan? Ini Jelasnya

IDI Wamena mencatat, kemungkinan dokter yang keluar Wamena karena kerusuhan pekan lalu berjumlah 10 orang.

"Mungkin ada 10. Soalnya kan ada yang dari puskemas, ini dia pergi ada yang nggak lapor ke kita juga," tambah Antonius.

Antonius menambahkan, pihaknya akan memanggil kembali dokter-dokter yang sudah angkat koper dari Wamena. "Tapi itu yang sempat keluar itu, kita usaha untuk panggil lagi. Kan kondisinya sudah mulai tenang, walaupun tetap waspada."

Dalam konferensi pers Senin (30/09) lalu, Menteri Kesehatan Nina F. Moeloek (tengah) menyatakan tenaga medis yang bekerja di wilayah terdampak kerusuhan telah mendapat pendampingan pengamanan dari TNI dan Polri, serta akan ditambah jumlah petugas medis dari tim kesehatan gabungan sipil, Polri dan TNI ke Wamena, Ilaga, dan Tolikara

Saat ini pelayanan kesehatan di Kabupaten Jayawijaya berpusat di RSUD Wamena. Sementara dokter yang bertahan di Jayawijaya berjumlah 35 orang.

"Makanya itu perlu sekali dukungan masyarakat, untuk melindungi para dokter, termasuk tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, di situ, di distrik-distrik, di puskesmas-puskesmas, di mana dokter bertugas," tambah Antonius.

Beredar Video Adegan Panas Bebby Fey dengan Seorang Pria di Instagram Bukan Atta, Siapakah Dia?

Sebelumnya, sejumlah organisasi dokter mengancam bakal angkat kaki dari Wamena jika pemerintah tidak memberikan jaminan keselamatan.

Hal ini menyusul pembunuhan dr. Soeko Marsetiyo dalam kerusuhan di Wamena, 23 September lalu.

Seorang warga mencium Orang Asli Papua (OAP) yang menyelamatkannya saat kerusuhan di Wamena terjadi, Senin, 23/9/2019. (repro whatsapp)

"Dokter yang telah mengabdikan dirinya puluhan tahun bagi masyarakat di daerah tanpa membedakan suku, agama, dan ras harus mengalami kejadian tragis yang menyebabkan kematian," kata Ketua Umum Perhimpunan Dokter Emergensi Indonesia (PDEI) Moh. Adib Khumaidi dalam keterangan persnya.

Adib bersama rekan-rekan di organisasinya meminta pemerintah memberi jaminan keselamatan bagi dokter yang bertugas di daerah rawan konflik. Ia juga meminta semua pihak memperlakukan tenaga kesehatan secara manusiawi, bukannya menyebabkan luka dan bahkan kematian.

"Jika hal tersebut tidak dapat diwujudkan, mendesak Kementerian Kesehatan untuk mengevakuasi seluruh tenaga kesehatan di daerah rawan," tambah Adib.

Veronica Tan Muncul dengan Lelaki Lain Selain Nicholas saat Ahok Tunggu Puput Nastiti Devi Hamil

Tambahan dokter dari Jayapura dan Makassar

Ketua IDI Jayapura, Samuel M. Baso mengatakan tiap dua minggu akan ada dokter jaga bergantian dari Jayapura dan Makassar.

"Jadi dokter tetap bekerja. Jadi harus berikan kami jaminan keamanan dan keselamatan untuk para dokter bekerja dengan aman," kata Samuel.

Selain itu, untuk korban-korban yang tak bisa ditangani di RSUD Wamena akan dialihkan ke Jayapura, tambah Samuel.

"Jadi korban kebanyaan itu ada luka bakar, luka bacok, ada patah, semua dilayani dengan baik, dan kalau ada susah, dikirim ke Jayapura, karena Jayapura sudah banyak dokter ahli," katanya.

Ustaz Abdul Somad Ceramah: Kenapa Bapak Bodoh Bisa Jadi Pimpinan Sidang? UAS: Mungkin Serangan Fajar

Sebelumnya, Kapolda Papua Paulus Waterpauw berjanji akan menjami kemanan di Wamena, termasuk bagi mereka yang tugasnya bersifat publik, seperti tenaga kesehatan.

"Kami menjamin keamanannya. Artinya kekuatan kami akan kami pertebal, membuat senyaman mungkin saudara kita di Wamena dan sekitarnya," kata Paulus kepada media, Selasa (01/10).

Seperti diketahui kerusuhan di Wamena, Papua pekan lalu membuat 33 orang tewas dan ribuan lainnya mengungsi.

(*/Naufal Fauzy)

Artikel ini telah tayang di tribunnewswiki.com dengan judul KEANEHAN Rusuh Wamena: Tanda Khusus, Taruh Bonggol Pisang Depan Rumah, Massa Tak Bakar Rumah dan juga telah tayang di serambinews.com dengan judul Pengungsi Ceritakan Keanehan Rusuh Wamena: Pakai Tanda Khusus, Massa Tak Bakar Rumah

Bambang Soesatyo Jadi Ketua MPR RI 2019-2024, Segini Ternyata Harta Kekayaannya: Capai 98 Miliar

Atta Halilintar Tolak Mentah-mentah Permintaan Bebby Fey agar Minta Maaf, Sunan Kalijaga Bilang Ini

Fakta Baru Istri Polisi Selingkuh dengan Dokter, Belum Masuk Kerja hingga Terancam Dipecat

Bacaan Surat Yasin (83 Ayat) Latin, Arab dan Artinya, Lengkap dengan Doa Sesudah Membaca Surat Yasin

Suami Selingkuh dengan Karyawan Salon yang Masih Usia 15 Tahun, Sang Istri Sah Malah Terancam Bui

Putih Mulus, Video Cewek Manado Tanpa Sehelai Benang Viral, Durasi 30 Detik Baku Dapa di Mantos Jo

Berita Terkini