BANGKAPOS.COM -Berikut ini penjelasan mengenai cara mengubur ari-ari yang benar menurut Islam.
Hal ini menjadi penting diketahui pasangan suami istri muslim, terlebih yang baru saja punya anak dan menjadi orang tua.
Jangan salah dalam mengubur ari-ari.
Dalam ajaran Islam sendiri tentunya ada cara tersendiri dalam proses mengubur ari-ari.
Ulama kondang Buya Yahya pernah menjelaskan hal ini.
Hal itu akan dijelaskan Buya Yahya dalam sebuah video di kanal YouTube Al-Bahjah TV dari yang diunggah 11 Juni 2019.
Sekadar informasi, Ari-ari adalah sesuatu yang keluar dari rahim perempuan bersamaan dengan bayinya.
"Artinya bukan sesuatu yang harus kita jaga dengan berlebihan. Dia (ari-ari) seperti darah yang keluar dan lainnya," ujar Buya Yahya.
Baca juga: Tak Hafal Doa Qunut, Cukup Baca Doa Ini Saat Shalat Subuh, Kata Buya Yahya Pahalanya Sama
Pengasuh pesantren Al Bahjah itu mengatakan memang dianjurkan untuk dikubur supaya tidak tampak menjijikkan.
"Tapi setelah dikubur biasa saja, kubur di tempat yang sekiranya tidak dibongkar oleh hewan, seperti kucing dan sebagainya," ucapnya.
Adapun mengenai pemberian lampu pada kuburan ari-ari bayi menurutnya adalah sebuah adat atau kepercayaan.
"Jadi boleh diberi lampu ataupun tidak," bebernya.
Hal yang tidak boleh dilakukan adalah berkeyakinan, misalnya kalau tidak diberi lampu nanti masa depannya gelap dan sebagainya.
"Yang terhormat adalah bayinya. Meskipun ari-ari dinamai batur bayi tidak harus dikubur seperti bayi beneran," jelas Buya Yahya.
Lebih lanjut, ketika mengubur ari-ari kemudian ada niat atau harapan yang dipanjatkan maka itu sah-sah saja.
Misalnya, saat mengubur berharap semoga anaknya baik.
"Yang penting tidak boleh berkeyakinan kalau tidak dikubur di rumah nanti begini, ngak ada itu semuanya," ungkap Buya Yahya.
Selain itu, menurutnya ketika hendak mengubur ari-ari bayi tidak perlu dicuci dan langsung dikuburkan saja.
"Yang perlu Anda rawat adalah bayinya, anda didik yang benar, kenalkan Allah," imbuhnya.
Namun dia mengatakan, seandainya ari-ari bayi hilang karena faktor tertentu maka itu tidak menjadi masalah.
"Nggak masalah, nggak usah pusing urusan begitu," sebut Buya Yahya.
Baca juga: Istri Selalu Menolak Diajak Berhubungan Badan, Bolehkah Suami Minta Cerai, Begini Kata Buya Yahya
Inilah Amalan untuk Bayi Baru Lahir Menurut Buya Yahya
Pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah, Buya menjelaskan amalan untuk bayi yang baru lahir.
Hal itu ia ungkapkan dalam sebuah kajiannya di kanal YouTube Al-Bahjah TV diunggah pada kemarin (29/12/2021).
Dalam video tersebut ada seorang lelaki yang menanyakan mengenai amalan bagi yang baru lahir.
Buya Yahya pun berikan penjelasan.
Dia menyebutkan pada pemberian nama itu adalah kesenangan dan tidak harus nama orang tua.
"Terpenting nama itu baik, akan tetapi harus tahu siapa yang punya nama," imbuhnya.
Seba, kata Buya Yahya dibalik pemberian nama itu ada doa.
Dirinya mencontohkan, namanya bagus tetapi dipakai oleh orang yang tidak bagus .
"Dan kita ingat ketidakbagusan orang tersebut," bebernya.
Misalkan namanya Salman, namanya bagus dan disaat orang memberi namanya Salman karena ingat Salman Alfarizi maka itu bagus.
Lanjut Buya Yaya, berbeda lagi dengan nama Salman yang diberikan tapi bukan mencontohkan Salman Alfarizi maka tersesat nama tersebut.
Buya Yahya menyarankan bagi orang tua tahu arti dan tahu seperti apa nama yang akan diberikan kepada anaknya yang baru lahir.
"Jadi memberikan nama itu disamping kita mengerti artinya dan tau punya nama itu seperti apa," sarannya.
Dia menyebutkan, sebuah nama adalah doa baginya kelak.
Sebaiknya memberikan nama yang bermakna baik.
Lalu Buya Yahya melanjutkan jika ada rezeki sunnah Akikah kalau anak laki-laki dua ekor kambing dan anak perempuan satu saja.
"Kemudian setelah itu harus Anda sadari bahwasannya tidak berdua lagi dengan istri tetapi ada orang ketriga," lanjutnya.
Jadi mulailah dan jadikan kehadiran anak tersebut untuk memolesi segala kebaikan.
"Contohnya zikir semakin banyak, tahajud semakin ditingkatkan," sarannya.
Baca juga: Berdosakah Uang yang Ditemukan di Jalan Disedekah ke Masjid? Ini Hukumnya Kata Buya Yahya
Selain itu bentuk pendidikan kepada anak seperti pendengarkan di telinga anak Anda kalimat yang mulia.
Lalu selanjutnya pastikan apa yang dimakan anak Anda adalah rezeki yang halal.
Mendengarkan yang baik dan memakan dari sumber halal itulah yang menjadi anak dibanggakan Rasulullah SAW.
Kemudian dikhitan mungkin lebih mudah di usia-usia masih kecil.
"Semoga Allah menjadikan anaknya ulama Rasulullah SAW yang membanggakan," ucapnya.
(Bangkapos.com/Widodo)