Murid SD Piatu di Samarinda 'Diusir' Guru karena Tak Punya Ponsel dan Seragam, Menangis saat Pulang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Samarinda, Andi Harun saat mengunjungi murid SD di Samarinda, Kaltim, yang diduga diusir oleh gurunya, Senin (6/6/2022).

BANGKAPOS.COM -- Seorang murid sekolah dasar negeri (SDN) di Samarinda, Kalimantan Timur ( Kaltim ), diduga diusir oleh gurunya dari ruang kelas saat ujian berlangsung pada Selasa (31/5/2022).

Kejadian itu mengundang simpati banyak pihak.

Hingga kini, murid yang diketahui bernama Musdalifah (10) itu banjir bantuan.

Dia pun mendapat bantuan ponsel, beasiswa, uang tunai, hingga rehab rumah.

1. Alasan pengusiran

Pada Selasa (31/5/2022) pagi, murid SD Negeri 002 Samarinda sedang melangsungkan ujian kenaikan kelas tatap muka di sekolah.

Baca juga: Terungkap Percakapan Terakhir Karyawati Alfamart Dona Ing dengan sang Ibu Sebelum Dilaporkan Hilang

Baca juga: Umur Berapa Kamu Baru Tau Kepanjangan Petani? Ternyata Dicetuskan Langsung oleh Bung Karno

Baca juga: Pria Ini Tak Menyangka 8 Tahun Lalu Motornya Hilang Dicuri, Ternyata Selama Ini Dipakai Polisi

Baca juga: Billy Syahputra Jadi Tamu Pertama di Rumah Baru Maria Vania, Malah Langsung Mau Bobo Bareng

Baca juga: 5 Doa Agar Terlihat Cantik, Bercahaya dan Menarik, Aura Wajah Kamu Terpancar Setiap Hari

Musdalifah datang ke SD itu untuk ujian.

Dia masuk di ruang kelas III.

Tak selang lama, wali kelas masuk.

Rupanya, baru kali ini Musdalifah ke sekolah setelah dibukanya pembelajaran tatap muka.

Sebelumnya, saat belajar online, dia jarang ikut pelajaran karena tak punya ponsel.

Ada ponsel bekas yang digunakan, tetapi sering rusak, sehingga tak efektif belajar.

"Karena anak itu baru turun (ikut ujian), jadi diteriaki teman-temannya. Tapi ada guru yang emosional minta anak itu pulang panggil orangtua/wali," ungkap Kepala Dinas Pendidikan Samarida Asli Nuryadin menceritakan kronologi saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/6/2022).

Karena diminta pulang, Musdalifah keluar kelas dan tak ikut ujian.

Baca juga: Dome of the Rock, Mahakarya Arsitektur yang Kini Maish Diperebutkan Umat Muslim, Kristen, dan Yahudi

Baca juga: Ayu Thalia Ancam Bakal Tunjukkan Bukti soal Hubungan Spesial, Nicholas Sean Ungkap Tak Pacaran

Baca juga: Tak Perlu Cuci Darah, Cukup Gunakan Tanaman Ini Perbaiki Fungsi Ginjal, Tips dr Zaidul Akbar

Baca juga: Doa Pendek Ini Sungguh Dahsyat, Dibaca oleh Nabi Yunus untuk Keluar dari Kesulitan dan Cobaan Hidup

Baca juga: 6 Doa Dahsyat yang Dapat Dipanjatkan Setelah Salat Subuh agar Rejeki Berlimpah

Saat keluar kelas, ia di-bully oleh murid lain dengan teriakan.

Murid itu berjalan menuju pinggir jalan depan sekolah, lalu menangis sambil memeluk tasnya.

2. Tak punya ponsel dan seragam sesak

Musdalifah dan adiknya Merlin (9) merupakan anak piatu.

Keduanya ditinggal ibunya sejak tiga tahun lalu.

Sementara ayahnya dipenjara karena terjerat kasus pidana.

Akhirnya, dia dan adiknya tinggal bersama tantenya Siti Manuwatah (37) di sebuah rumah kayu sederhana di Jalan Pangeran Bendahara Gang Pertenunan RT 02 Kelurahan Tenun, Kecamatan Samarinda Seberang.

Siti punya empat anak.

Ditambah dua Musdalifah dan adiknya, sehingga dia merawat enam anak di rumah tersebut bersama suaminya.

Baca juga: Outfit Luna Maya, Ternyata dari Harga Ratusan Juta Hingga Ratusan Ribu, Penampilannya Tetap Stylish

Baca juga: Desy Ratnasari Akhirnya Angkat Bicara soal Hubungannya dengan Nassar, Terungkap Permintaan Khusus

Baca juga: Bacaan Doa Pendek ini Sungguh Dahsyat, Anak Tidur Nyenyak dan Tidak Rewel di Malam Hari

Baca juga: 12 Bacaan Doa Paling Dahsyat Dalam Al Quran, Termasuk Mendatangkan Harta Sebumi Ilmu Selangit

Baca juga: Arti Khusnul Khotimah dan Husnul Khatimah Termasuk Doa untuk Orang Meninggal Lengkap Arti dan Latin

Pekerjaan suaminya hanya serabutan.

Saat belajar online, Musdalifah awalnya menggunakan sebuah ponsel bekas.

Karena sering error, dia selalu ketinggalan pelajaran.

"Dia punya HP. Tapi sering error. Mati hidup mati hidup saat belajar online sampai rusak, enggak bisa pakai lagi," kata Siti.

Selama itu pula, keponakannya tak bisa belajar online karena tak ada ponsel.

Siti mengaku tak punya uang untuk membeli yang baru.

Lebih kurang setahun berjalan, saat pembelajaran tatap muka dibuka, giliran seragam sekolah Musdalifah yang kekecilan.

Badannya makin besar sehingga seragamnya sesak.

Harus diganti, tapi Siti tak punya uang.

Karena tak ada seragam, Musdalifah tak ke sekolah.

Siti berusaha mencari seragam bekas tetangga, tapi tak ada.

Akhirnya informasi itu tersebar hingga murid itu mendapat bantuan seragam dari para relawan sosial di Samarinda.

Senin (30/5/2022), hari pertama ujian kenaikan kelas dimulai.

Namun, tim relawan baru membawa Musdalifah membeli seragam.

Setelah dibeli, keesokan harinya, dia masuk sekolah diantar oleh seorang relawan.

Namun, setelah masuk ruang kelas, dia diminta pulang oleh guru.

3. Sempat ikut ujian, tapi tidak naik kelas

Saat diusir pulang, seorang relawan bernama Mamat datang ke SDN itu dan memediasi agar Musdalifah tetap ikut ujian.

Dengan kondisi menangis, Musdalifah digiring masuk lagi ke dalam kelas menemui wali kelasnya.

Saat itu, Mamat meminta agar wali kelasnya mengizinkan Musdalifah tetap ikut ujian.

Permintaan itu diterima, tapi dengan catatan Musdalifah tak naik.

"Wali kelasnya bilang begitu. Jadi saya tanyalah Musda (Musdalifah) maukah dek sekolah, tapi tidak naik kelas. Anak ini mau kok, asal dia sekolah," kata Mamat.

Akhirnya, hari itu, Musdalifah diizinkan ikut ujian.

Namun, setelah kelar ujian, pulang ke rumah dia sedih lagi.

4. Wali Kota sebut salah paham

Setelah ramai, Wali Kota Samarinda Andi Harun turut mengunjungi kediaman murid SD pada Senin (6/6/2022).

Dia menyebut kasus tersebut hanya salah paham.

"Tidak seperti yang ramai di medsos," kata Andi Harun.

Andi Harun mengatakan, niat guru itu mendisiplinkan murid karena lama tak muncul.

"Karena memang pihak sekolah juga pernah mencari tahu anak itu, tapi informasinya terputus," sambung dia.

Sejak itu, sekolah tidak mengetahui keberadaannya.

Andi membantah murid tersebut diusir.

Dia hanya diminta guru pulang membawa orangtua/wali menghadap.

"Tapi diterjemahkan diusir. Tapi, ngapain juga guru itu minta dia pulang, harusnya biarkan saja dia ikut ujian," kata Andi.

5. Beasiswa, rehab rumah, dan ponsel baru

Dalam kunjungan tersebut, Andi Harun turut memberikan beasiswa untuk Musdalifah dan anak Siti.

"Pak Wali menjamin anak itu sampai SMA," kata Asli.

Andi Harun juga bakal merehab rumah Siti karena dianggap tak layak.

Tak hanya Wali Kota, Kapolresta Samarinda Kombes Ary Fadli juga membantu peralatan sekolah dan ponsel baru untuk Musdalifah saat berkunjung, Selasa (7/6/2022).

Sejumlah uang tunai dari donatur juga disumbangkan untuk Musdalifah dan keluarga Siti.

(*/)

Artikel ini telah tayang di kompas.com dan Tribun-Medan.com

Berita Terkini