BANGKAPOS.COM- Kisah Aidah, TKW (Tenaga Kerja Wanita) yang dipaksa bekerja oleh majikannya jadi tukang bangunan hingga tak punya waktu istrahat.
Wanita ini berasal dari Sukabumi, bernama Aidah yang bekerja jadi TKW dan mendapat perlakuan tak nyaman dari majikannya.
Dikira akan bekerja sebagai ART (Asisten Rumah Tangga), Aidah justru harus bekerja jadi kuli bangunan.
Tentu saja, pekerjaan menjadi kuli bangunan dinilai berat baginya, lantaran yang lebih cocok diperuntunkan untuk laki-laki ketimbang wanita.
Sudah bekerja jadi kuli bangunan, Aidah bahkan seperti kerja paksa lantaran tak memiliki waktu istirahat yang cukup.
Kisah memilukan itu dibagikannya di kanal YouTube Faiz Slamet 19 Desember 2020.
Pengalaman Aidah menjadi kuli bangunan di Arab dialami ketika dirinya pertama kali menginjakkan kaki di Arab.
Aidah mengatakan kala itu dia mendapatkan majikan yang merupakan seorang pengantin baru dan belum memiliki finansial yang cukup.
"Dapat majikan baru nikah, dan waktu itu masih ngontrak," ujar Aidah.
Baca juga: Serasa Pacaran, TKW Cantik Ini Ditelpon Majikan 7 Kali Sehari, Ternyata Gegara Ini
Ketika itu Aidah mengaku dia masih dipekerjakan sebagai ART.
Namun tak berlangsung lama, tiga bulan kemudian dia dan majikannya pindah lantaran majikannya telah memiliki rumah baru.
Sayang, rumah baru majikannya tersebut ternyata belum rampung terselesaikan.
Apesnya, Aidah yang bekerja sebagai ART justru dipaksa bekerja jadi kuli bangunan merampungkan rumah majikannya.
Tentu saja Aidah terkejut lantaran tak pernah ada perjanjian bahwa dirinya akan dipekerjakan jadi kuli bangunan.
Dia sontak melayangkan protes kepada majikannya.
"Saya kan daftarnya nggak kerja bangunan, tapi jadi ART," kata Aidah.
Namun majikan tersebut berdalih lantaran pekerjaan Aidah sebagai ART masih terbilang ringan.
Selain itu majikannya merasa berkuasa lantaran dia sudah mengontrak Aidah sebagai TKW di rumahnya.
Mau tak mau akhirnya Aidah harus menuruti permintaan majikannya.
"Tuntutan hidup jadi saya harus menyelesaikan kontrak," kata Aidah.
Bekerja sebagai kuli bangunan, bukan berarti Aidah hilang beban sebagai ART.
Dia bahkan harus menjalani kedua profesi itu secara bersamaan.
"Bangun jam 5 subuh beres-beres rumah, bikin sarapan, dari jam 8 mulai ke lapangan," tutur Aidah.
Aidah menyebut dia bekerja sebagai kuli bersama beberapa pekerja lelaki yang berasal dari India.
Tentu saja, menjadi kuli bangunan Aidah harus mengerjakan pekerjaan yang super berat untuk ukuran kaum wanita.
"Ngangkutin batu bata, ngaduk semen, ngangkut keramik, dan itu diluar dugaan saya," kata Aidah.
Baca juga: TKI dan TKW di Sekitar Mekkah Arab Saudi Banyak yang Pindah Rumah Saat Musim Haji, Ini Alasannya
Tak jarang tangannya harus luka-luka lantaran bergumul dengan benda-benda kasar tersebut.
Diakui Aidah pekerjaan itu dilakoninya selama 21 bulan lamanya.
Selain dipaksa menjadi kuli bangunan, Aidah ternyata tak diberikan waktu istirahat cukup.
Dia bahkan sampai harus mencuri waktu untuk tidur, dan tidur di wc.
"Pura-pura mau pamitan mandi, saya nyalain keran saya tidur," pungkas Aidah.
Otomatis, bekerja setiap hari dengan kondisi seperti itu membuat nafsu makannya hilang karena terlalu keletihan.
"Udah capek, letih, dekil, nafsu makan udah nggak ada, dan di sana cuacanya panas banget," kata Aidah.
Aidah merasa tubuhnya seperti tak terurus lantaran harus menerima ritme pekerjaan seperti itu.
"Akhirnya balik ke Indonesia, nggak dikasih orang tua," kata Aidah.
(Bangkapos.com/Vigestha Repit)