BANGKAPOS.COM - Seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan membuat bangga tanah air.
Adalah Abdullah Mudzakir yang behasil menemukan "bug" di sistem Google.
Ia adalah siswa SMK Negeri 8 Semarang yang berhasil menuai prestasi dari temuan bug-nya di sistem keamaan Google.
Baca juga: Siapa Daniel Soekarno Dobson, Anak Mantan TKW yang Kini Jadi Idola Cewek-cewek
Baca juga: Sebulan Disandera KKB Egianus Kogoya, ini Pesan Pilu Pilot Susi Air untuk Keluarga
Berkat penemuannya tersebut, pemuda yang akrab disapa dengan Dzakir ini mendapatkan penghargaan sebesar 5.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 76 juta dari perusahaan teknologi ternama itu.
Sebelum memilih untuk menjadi hacker, Dzakir awalnya masuk dalam dunia komputer lantaran tertarik untuk mempelajari progamming.
Namun dalam perkembangannya, karena dirasa tidak cocok, akhirnya beralih untuk menjadi hacker.
Berikut profil singkat Abdullah Mudzakir dilansir dari beberapa sumber:
Abdullah Mudzaki lahir di Semarang, 10 April 2004
Ia tinggal di Karangbolo, Lerep, Ungaran Barat, Kabupaten Semarang
Pria yang biasa dipanggil Dzakir ini meruapakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan Ali Bakri dan Muizat
Sebelum masuk SMK ia meruapakan alumni dari MI (Madrasah Ibtidaiyah) Lerep Kretek Ungaran Barat, Semarang (2017) dan MTs NU (Madrasah Tsanawiyah Nahdlatul Ulama) di Ungaran, Semarang (2020).
Saat ini Dzakir duduk di kelas XII jurusan Rekayasa Perangkat Lunak (RPL) di SMKN 8 Kota Semarang.
Selain jago di bidang teknologi, Dzakir juga pandai mengaji.
Pencapaian dan prestasi:
Juara Harapan 2 Tahfidzul Quran di Semarang (2014)
Juara 3 Tahfidz 1 Juz dan Tilawah Umum Putra (2015)
Juara 1 Tahfidzul Quran dan Tilawah Umum Putra (2016)
Juara 3 Tilawatil Quran (2017)
Juara 1 MTQ Putra di Porsema Semarang (2017)
Juara 2 Tahfidz dan Tilawah Putra, Ungaran Barat, Semarang (2018)
Juara 2 Tilawah One Day Islamic Competition (2019)
Juara 2 MTQ Putra Porsema (2019)
Juara 2 Kompetisi Komunitas Siber TNI Angkatan Darat (KKS TNI-AD) (2021)
Juara 2 Lomba Kompetensi Siswa (LKS) Kota Semarang (2022)
Juara 1 Kompetisi Nasional (CTF) di Tangerang Kota (2022)
Lulus SMK, Dzakir bercita-cita kuliah di Universitas Diponegoro (UNDIP), program studi teknik informatika.
Selain sibuk sekolah, Dzakir mengisi waktunya untuk kursus hacking internasional, dan bug bounty.
Bug bounty adalah program yang memungkinkan peretas atau hacker untuk mendeteksi dan memperbaiki bug sebelum diketahui oleh publik.
Di usinya yang baru 19 tahun, Dzakir saat ini bekerja di PT Juke Solusi Teknologi sebagai penetration testing (pentester).
Pentester merupakan kegiatan untuk mengevaluasi keamanan dari suatu sistem jaringan komputer.
Dzakir bercita-cita ingin memiliki perusahaan sendiri
Berkat penemuannya tersebut, ia mendapatkan penghargaan sebesar 5.000 dollar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp 76 juta dari perusahaan teknologi dunia itu.
Selain itu, Dzakir juga mendapat kartu Google bug hunters. Kartu Google bug hunters adalah kartu yang diberian Google kepada seseorang yang memiliki kemampuan meretas (hacking) dan menemukan kerentanan pada sebuah sistem yang kemudian melaporkannya ke perusahaan terkait.
Sebelum mendapat penghargaan ini, Dzakir mengatakan bahwa dirinya sudah pernah ditolak sebanyak empat kali oleh pihak Google untuk temuan bug yang ia dapat.
"Saya sudah melapor ke Google sebanyak 5 kali. Tapi 4 laporan saya ditolak, karena laporan saya tidak valid.
Lalu akhirnya saya coba cari lagi dan yang kelima ini dengan bantuan teman, akhirnya ketemu," ucap Dzakir kepada Kompas.com, Rabu (8/3/2023).
Awalnya, Dzakir mengaku bahwa ia tidak langsung terjun ke dunia hacker, namun ia terlebih dahulu belajar programming dan kemudian baru merambat ke dunia hacking.
Pertama kali ia tertarik dengan komputer itu pada saat masih SD. Namun, ia mengatakan bahwa untuk pertama kalinya ia belajar komputer adalah pada saat SMP.
"Jadi ceritanya dulu itu kakak saya masuk jurusan Multimedia, dari situ jadi butuh komputer/laptop terus dibeliin sama bapak. Karena laptopnya itu hanya dipakai sampai ujian akhir kakak, jadi saya gunakan," ucap Dzakir.
"Waktu itu bapak sampai ngutang ke tetangga buat beli laptop," tambahnya. Dzakir menyampaikan bahwa ia benar-benar belajar secara otodidak dari google untuk mencai referensi yang kemudian ia praktekkan untuk melakukan hacking sendiri.
Dari situ ia mulai paham tentang hacking.
(Bangkapos.com/Nur Ramadhaningtyas)