Viral

Miris, Siswi SMA di Lampung Diduga Korban Bully, Direkam Adegan Syur, Korban Dibawa ke RSJ

Penulis: M Zulkodri CC
Editor: Hendra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MU, korban perundungan oleh teman sekolah, saat diwawancarai Tribun Lampung di rumahnya, Senin (4/12/2023).

BANGKAPOS.COM--Video singkat yang diduga memperlihatkan aksi bullying terhadap seorang siswi SMA di Kota Bandar Lampung,menjadi viral di media sosial.

Korban, berinisial MU (18), mengungkapkan bahwa dia telah di-bully oleh kelima orang temannya.

Video tersebut tersebar di berbagai platform seperti X dan YouTube.

Dalam potongan video yang beredar, terlihat aksi bullying terjadi di dalam kelas, di mana MU dipaksa untuk melakukan adegan syur dan direkam oleh temannya.

MU dalam kesempatannya mengaku telah di-bully oleh kelima orang temannya.

MU menjelaskan bahwa perundungan tersebut telah terjadi berulang kali selama 5 bulan terakhir.

Dia mengalami pemaksaan untuk beradegan syur, memegang area sensitifnya, dan bahkan disuruh menonton film dewasa.

"Saya itu selain disuruh merintih, mendesah, lalu direkam. Mereka meminta saya pegang bagian dada sambil direkam," tegas MU.

MU juga mengungkapkan bahwa dia pernah dipukul, celananya dirobek, dan sering dimintai uang jajan oleh teman-temannya.

MU dalam kesempatannya mengaku telah di-bully oleh kelima orang temannya.

Ia membeberkan, aksi perundungan berupa dirinya disuruh beradegan syur lalu direkam.

"Dari lima orang itu, ada perempuannya yang menyuruh saya (berbuat asusila), divideokan dengan suara merintih," kata MU, dikutip dari Tribunbandarlampung.com, Selasa (5/12/2023).

MU, korban perundungan oleh teman sekolah, saat diwawancarai Tribun Lampung di rumahnya, Senin (4/12/2023). ((Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra))

MU menambahkan, aksi bullying hampir saja berlanjut di kamar mandi.

Namun, tidak jadi dan teman-temannya kembali beraksi di dalam kelas.

MU selanjutnya diminta menonton film dewasa kemudian disuruh membuka bajunya.

Menurutnya, aksi bullying sudah terjadi berulang kali sejak 5 bulan terakhir.

MU mengaku bullying dan dilecehkan satu minggu sekali.

Bahkan ia juga kerap dimintai uang jajan oleh teman-temannya.

Ancaman lebih lanjut datang saat MU memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke sekolah, di mana videonya akan disebar jika dia berani melaporkan.

Pada akhirnya, ia memberanikan diri untuk mengadu ke sekolah.

"Saya pernah dipukul, celana pernah dirobek. Kawan yang lain tidak ada yang membela. Guru di dalam kelas juga tidak melarang." imbuhnya.

"Saya sempat laporan ke guru. Tapi tidak ada pembelaan dari sekolah," tegas MU.

Dibawa ke Rumah sakit Jiwa

Kakak kandung MU, CP (24), menjelaskan bahwa adiknya mengalami dampak serius, mengalami trauma dan depresi pasca-kejadian ini.

Bahkan, MU tidak masuk sekolah sejak Jumat (1/12/2023) hingga hari ini.

Korban kini malah ingin pindah sekolah.

"Adik saya Jumat pagi merasakan depresi hingga pukul 02.00 WIB."

"Sejak Jumat adik saya tidak masuk sekolah. Adik saya di-bully sejak beberapa hari yang lalu," tutur CP, dikutip dari Tribunbandarlampung.com.

CP menambahkan, sebelumnya ia telah mendatangi sekolah guna meminta kejelasan.

Akan tetapi teman maupun pihak sekolah tidak memberikan jawaban yang memuaskan.

"Tanggapan sekolah hanya bilang masih mencari benar dan salahnya. Lalu siswa lainnya dalam satu kelas tutup kuping," tegas CP.

CP juga menyebut, MU sempat dibawa ke Rumah Sakit Jiwa akibat kejadian ini.

MU melakukan pemeriksaan tes darah untuk mengetahui kondisinya.

"Adik saya diminta masuk ke laboratorium. Tapi adik saya kata petugas tidak kenapa-kenapa. Darah adik saya kata petugas RSJ normal," jelas CP.

Keluarga korban memutuskan untuk membawa kasus ini ke jalur hukum dan tidak ingin menyelesaikannya secara kekeluargaan.

"Kami tidak mau damai, dan ini menyangkut mental. Para pelaku harus dipenjara," tandasnya.

Pihak sekolah saat diwawancarai Tribun Lampung di ruang kerjanya, Senin (4/12/2023). ((Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra))

Pihak sekolah Membantah

Meskipun begitu, wali kelas korban membantah adanya aksi bullying.

Wali kelas korban, Oktaviani Delasani dengan tegas membantah telah terjadi aksi bullying kepada MU.

Berdasarkan pengakuannya, MU sehari-hari memang memiliki kebiasaan berbicara mendesah.

MU juga dikenal dekat dengan siswa yang diduga telah mem-bully-nya.

"Perundungan asusila itu tidak ada. Anak itu jahil ngomongnya didesah-desahin," kata Oktaviani.

Sementara terkait teman rekam video MU, video tersebut bukanlah aksi bullying.

MU sengaja meminta temannya untuk merekam dirinya.

Saat itu, MU sedang membuat video dengan berbicara bahasa Korea.

Sementara laporan terkait bullying pertama kali diterima Oktaviani saat kakak MU datang ke sekolah.

Meskipun demikian, pihak sekolah akan turun tangan mencari jalan keluar.

"Sekolah siap memediasi untuk menyelesaikan masalah itu," kata Oktaviani.

Polisi dari Polresta Bandar Lampung juga sedang mendalami kasus ini.

Kasat Reskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Dennis Arya Putra sudah memita keterangan sejumlah saksi.

Meskipun demikian, dirinya belum menjelaskan secara detail hasilnya.

"Kami masih periksa saksi-saksi. Nanti akan saya infokan kembali hasilnya," katanya, dikutip dari Tribunbandarlampung.com.

Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id 

Berita Terkini