BANGKAPOS.COM - Widia Sari dan Mega Lestari, teman Vina Cirebon mengungkap isi pembicaraan mereka di Hp dengan Vina Cirebon atau Vina Dewi Arsita.
Isi pembicaraan Widi dan Mega itu mengungkap waktu dan kondisi pada 27 Agustus 2016, tidak seperti kesaksian BAP yang diduga direkayasa Iptu Rudiana.
Apalagi jika mendengar pengakuan Dede yang belakangan mengakui bahwa kesaksiannya dalam BAP kasus Vina Cirebon adalah palsu.
Narasi kejadian yang dimaksud adalah peristiwa pengejaran, pembantaian hingga pemerkosaan dikaitkan dengan waktu kejadian.
Hal ini diungkap Widia Sari dan Mega Lestari dalam tayangan youtube Diskursus.Net dan turut menghadirkan pakar psikologi forensik, Reza Indragiri.
Dalam ceritanya, seminggu sebelum kejadian Vina rutin menginap di rumah Widi bersama dengan Mega.
Vina bahkan disebut jarang atau tak pulang ke rumah.
Sampai pada Jumat 26 Agustus 2016, pun Vina masih menginap di rumah Widia.
Lalu pada Sabtu 27 Agustus 2016, Vina sempat pulang sebentar ke rumah dan kembali minta dijemput dengan Widi dan Mega.
Singkat cerita, mereka pun samppai lagi rumah Widi.
Di sana Vina sempat meminjam uang untuk makan.
Tak berselang lama setelah makan, Vina kemudian meminta diantar ke kontrakan Marliana untuk meminta uang.
Saat itu Vina diantar Mega.
Saat dari kontrakan Marliana, Mega dan Vina bertemu Eky di jalan sekitar pukul 17.00 WIB.
Di sinilah detik-detik penting kasus Vina Cirebon itu dimulai berdasarkan penuturan Widia dan Mega.
"Di bypass nepuk aku, 'mak mak berhenti itu ada Eky'. Dipalang sama Eky," kata Mega.
Menurut Mega, Eky dan Vina sempat berdebat di jalan.
"Mereka ngobrol kayak agak debat gitu. Almarhum nyamperin lagi ke aku. 'Mak aku sama Eky'. 'Gak bisa, nanti aku yang dimarahin Widi soalnya kamu keluar sama saya otomatis pulang sama saya juga'."
"Sudah dilarang, dianya kekeuh. Mereka berdua duluan ke rumah Widi," kata Mega yang karib disapa Emak.
Mega pun pulang sendirian.
Adapun Vina pulang bersama Eky.
Setelah Mega sampai di rumah Widia, Vina dan Eky belum sampai.
Sekitar pukul 17.30 WIB, keduanya baru sampai saat Mega diantar pacarnya mau pulang ke rumah.
Saat itu, Mega berpapasan dengan Vina sementara Eky terlihat di ujung jalan rumah Widi.
Artinya, Eky tak ikut mengantar sampai ke depan rumah Widia.
Nah, menurut Widia, saat itu Vina pulang untuk mandi.
Padahal menurut Widi dan Mega, Vina jarang sekali mandi.
"'Kamu mau kemana ? soalnya kan baru masuk dia kan malas mandi tapi ujug-ujug mau mandi. Tumben."
"Mandinya lama, dandannya cepet soalnya kan gak pakai skincare," kata Widi.
Setelah mandi sekitar pukul 18.00 WIB sebelum Magrib, Vina dan Widi sempat berdebat masalah baju.
Sebab Vina meminjam baju dress hitam yang merupakan kado dari pacar Widi.
"Pemberian dari pacar saya, baru sekali dua kali. 'Dih kamu pelit banget sih', dia maksa," kata Widi menirukan ucapan Vina.
Bukan hanya baju, Vina juga meminta sandal heels milik Widi.
"Semuanya pinjam," kata Widi.
Pada Widi, Vina mengatakan hendak pergi bersama Eky yang menunggu di ujung jalan.
Eky menunggu di atas motornya dengan jaket yang dililitkan pada pinggang.
"Mau nyelesein masalah sama Eky, karena di saat ketemu malam Minggu dia keadaannya lagi putus sama si Eky," kata Widi.
Widi pun mempertanyakan hubungan Vina dan Eky.
"Orang kamu lagi putus kok kamu ketemu sama si Eky. Iya mau nyelesein sama si Eky. Udah lah kami jangan banyak nanya," katanya.
Vina kemudian berpesan agar Widi dan Mega untuk menunggunya pulang.
"Kamunya jangan pada tidur duluan, jangan dikunciin dulu," kata Widia menirukan ucapan Vina.
Komunikasi Pada Detik-detik Kejadian
Kemudian, Widia Sari bercerita, pada pukul 22.00 WIB pada tanggal 27 Agustus 2016 dirinya masih berkirim pesan dengan Vina.
"Jam 10 pas Vina SMS, 'kamu ada dimana mau ikut main gak ?'. SMS begitu," kata Widia Sari.
Namun Widi menolak untuk keluar rumah.
Sekitar 22.05 WIB, Vina kemudian menelepon Widi, berikut isi percakapannya :
Vina : Kamu ada dimana ?
Widi : kan aku udah bilang aku di rumah kenapa ?
Vina : kamu mau keluarga gak ?
Widi : gak.
Vina : Ayo sih kalau mau keluar
Widi : gak ah.
Vina : Ayo sih akunya ada di arah Sumber. Kalau mau kamu mau aku jemput sekarang, nanti kamu boncengnya sama temannya si Eky
"Arah mau ke rumahnya Eky. Satu arah. kan dari Talun ke Arumsari satu arah gak harus bolak-balik," terang Widi.
Dalam telepon, Widi mendengar Vina sedang tertawa-tawa bersama-sama orang lain.
"Si Vina keadaannya gak lagi sengsara memang lagi senang banget banyak gerombolan lagi ketawa. Banyak suara motor mobil gak fokus di satu ruangan," kata Widi.
"Lagi ketawa-ketawa aja, gak minta tolong, lagi ketawa banget, lagi senang banget. Lagi di pinggir jalan karena banyak motor mobil lewat," kata Widia Sari.
Menurutnya Vina sangat bahagia karena bertemu Eky.
Ditambah lagi, Vina baru saja balikan dengan Eky.
"Dikeranekana dia bahagia banget bertemu Eky. 'Ini ramai aku lagi senang banget aja sama si Eky'. Sudah rujuk. Ketawa bahagia banget," kata Widia Sari.
Tak berselang lama, kemudian datang Mega Lestari, teman Widi dan Vina.
Mega menanyakan keberadaan Vina.
Ketika sedang berbincang, Vina kembali menelepon tapi tak diangkat oleh Widi.
Widia Sari merasa risih dan kesal karena mengira Vina memaksanya untuk keluar rumah.
Sampai 22.30 WIB, tak ada lagi kabar dari Vina.
Lalu Mega mengirim chat, 'Dek' tapi tak ada balasan.
"Gak ada telepon, terus aku chat, 'De', gak ada respon apa-apa jam 10.30 kurang lebih. Pikirnya lagi arah pulang ke sini," kata Mega.
Sembari menunggu, Widi dan Mega justru menemukan kabar duka tentang Eky.
"Kita nunggu di kursi depan, lihat status BBM RIP Eky RDN, di Facebooknya juga banyak," kata Mega.
Keduanya sempat terus berusaha menghubungi Vina beberapa kali setelahnya.
Hp Vina pun sempat tak aktif dan tak diangkat
Sempat tak percaya, keduanya baru tahu Vina kecelakaan sekitar pukul 00.00 pada Minggu 28 Agustus 2024 atau dini hari..
Saat itu, hp Vina diangkat oleh seorang laki-laki dari kantor Polsek Talun.
"Vina sama cowoknya kecelakaan. Sekarang sudah diantar ke rumah sakit Gunung Jati,"ucap Widia menirukan suara laki-laki dari Polsek Talun.
"Aku nenangin diri dulu. Setelah itu kami ke rumah sakit. Itu jam satuan," ujar Widi.
Tak Ada yang Bertanya kepada Mereka Sejak 2016
Ya, setelah delapan tahun lalu kasus Vina, teman Vina akhirnya muncul.
Reza Indragiri kenapa tidak sejak dulu keduanya berbicara.
"Kenapa baru diceritakan sekarang?," tanya Reza Indragiri.
"Gak ada yang menghubungi, jadi dari tahun 2016 sampai tanggal 25 Juli 2024 gak ada yang coba menghubungi," jelas Widi.
Menuru Reza, dengan munculnya teman Vina ini ada beberapa poin penting yang berbeda dengan penyampain polisi, salah satunya kronologi waktu kejadian Vina.
"Padahal cerita mbak Widi dan Mega ini sampaikan memiliki poin penting mengenai kronologi waktu," katanya.
Untuk itu, Reza Indragiri berharap pihak penyidik membuka bukti komunikasi terpidana dan kedua korban.
"Saya berharap dibukakan serinci-rincinya bukti komunikasi elektronik tersangka dan kedua korban," jelas Reza.
Sosok Widia Sari dan Mega Lestari ini adalah dua teman Vina yang dimaksud Marliana, kakak Vina.
Kedua orang ini yang disebut Marliana sempat menjemput Vina.
Namun dalam tayangan Diskursus.Net, Widia mengkoreksi kakak Vina yang menyebut keduanya menjemput pada malam hari, sebab faktanya ia dan Mega menjemput Vina pada sore hari.
Menurut Reza Indragiri, seandainya isi percakapan seperti yang diungkap WIdia Sari dan Mega Lestari dan sejenisnya termasuk bukti percakapan pelaku bisa terungkap seandainya bisa mengakses bukti elektronik.
Masalahnya, kuasa hukum terpidana kasus Cirebon yang kini tengah memperjuangkan PK, tak memiliki kemampuan untuk mengaksesnya.
Seandainya Mabes Polri bisa menemukan dan membuka isi bukti elekronik dan dipakai sebagai novum PK, maka ini akan memudahkan penyelesaian kasus Vina ICebon.
"Betapa mulianya dan profesionalnya kalau Mabes Polri yang kemudian menyodorkan novum itu untuk menggerakkan PK yang kemungkinan akan mengubah nasib para terpidana," ucap Reza Indragiri.
Iptu Rudiana Sedih
Sementara itu, ayah Muhammad Rizky alias Eky, Iptu Rudiana, curhat dan disebut kerap menangis saat melihat televisi soal pemberitaan anaknya yang tewas 2016 silam.
Iptu Rudiana selama ini mengaku sedih lantaran diperlakukan tak adil padahal ia juga kehilangan anaknya.
Hal itu diungkap Mantan Kabareskrim Polri Komjen (Purn) Ito Sumardi saat sesi wawancara khusus dengan Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra di Studio Tribunnews, Palmerah, Jakarta, Kamis (25/7/2024).
"Jadi dia tuh selama ini menurut Rudiana, dia melihat TV tuh dia sedih, berkali-kali menangis demi Tuhan, dia ngomong gitu."
"Kenapa? 'Saya diperlakukan tidak adil, Padahal saya kehilangan anak saya'. Anak kandung siapa, Apakah orang tua yang mau anaknya meninggal," kata Ito Sumardi.
Ito menyadari bahwa Iptu Rudiana hanya manusia biasa yang tentunya ingin mencari keadilan dan kepastian dalam tewasnya sang putra.
Terlebih, Iptu Rudiana disebut tak mengenal para terpidana yang telah dihukum sebelumnya.
"Nah, kalau misalnya itu dibebaskan mungkin buat Rudiana waktu itu udah selesai. Tinggal nyari lagi siapa pelaku utamanya. Pelaku yang sebenarnya siapa," ucap Ito.
Ito menilai, selama ini Rudiana tak banyak bicara di publik karena ia masih polisi aktif.
Terlebih, jika Rudiana banyak menyatakan sikap atau pernyataan justru akan dinilai sebagai bentuk pembelaan diri.
"Sekarang orang bilang kan kenapa Polri kok diam aja, kalau Polri bicara ada kesan membela diri. Tentunya ini kan juga enggak bagus karena kan menyangkut satu orang sedang dinas kan."
"Rudiana ini kan masih polisi aktif. Orang bilang kenapa Rudiana tidak muncul Rudiana ini polisi aktif. Untuk dia bisa berbicara atau melakukan sesuatu di luar dari pada penugasan dia, dia harus dapat izin pimpinan."
"Dan pimpinan akan menentukan apakah itu urgensinya terhadap tugas dia. Sehingga selama ini tidak muncul," paparnya. (tribun Sumsel/ bangkapos.com)