BANGKAPOS.COM, BANGKA - BRI terus mendukung pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Dukungan diberikan melalui program-program seperti penyaluran kredit usaha rakyat (KUR), Kluster usaha, Desa BRILian, Agen Brilink, dll.
Program seperti Kluster Usaha, Bank BRI sebagai literasi keuangan memberikan pembinaan kepada anggota kelompok usaha sejenis dalam mengelola usahanya sehingga tumbuh pesat dan terus berupaya meningkatkan ekosistemnya.
“BRI selain memberikan kredit turut serta sebagai financial advisor yang memberikan pembinaan secara komprehensif kepada desa tertentu yg dinamakan Desa BRILian," kata Faishal Rahman, Pimpinan BRI Kantor Cabang Pangkalpinang
Desa BRILian yang terpilih adalah desa yang memang umkm-nya berjalan dari segala sektor dan seluruh aparat desa maupun BUMDes juga turut berpartisipasi dalam rangka peningkatan ekosisitem UMKM.
Sehingga, setiap program yang dimiliki BRI untuk meningkatkan UMKM dapat memberikan manfaat yang besar kepada seluruh lapisan masyarakat.
Salah satu bentuk kolaborasi BRI Pangkalpinang bersama UMKM dengan pemerintah daerah yaitu melalui program Desa BRILian tersebut.
Salah satunya desa di Bangka yaitu Desa Air Gegas yang berhasil masuk sebagai Desa BRILian dan mencapai Tingkat 40 besar nasional.
Pada tahun 2024 ini, BRI Pangkalpinang sudah menyalurkan lebih dari Rp 306 milyar KUR untuk wilayah Kota Pangkalpinang, Bangka Tengah, dan Bangka Selatan.
Dimana kategori yang berhak menerima KUR sesuai dengan peraturan pemerintah yang sudah ditetapkan calon nasabah yang berhak menikmati fasilitas KUR dan mekanisme pencairan yang cepat sesuai dengan ketentuan.
"Melalui program BRI kurang lebih terdapat 22.789 jumlah binaan UMKM, dimana kami selalu memberikan dukungan penuh melalui motivasi sebagai literasi keuangan untuk pengembangan usaha masyarakat," kata Faisal.
"Kami sangat optimis perkembangan UMKM di Babel akan tumbuh cepat dan kami juga mendukung penuh Upaya Pemerintah untuk mendorong UMKM lebih maju terutama dalam rangka ketahanan pangan,"harap Faishal Rahman. (*)