BANGKAPOS.COM-- Inilah profil biodata ayah dokter koas Luthfi yang dipukuli oleh sopir Lady Aurellia, yang belakangan diketahui bernama Wahyu Hidayat.
Wahyu Hidayat ternyata punya jabatan mentereng,
Ia diketahui punya profesi mentereng tak kalah dari ayah Lady Aurellia.
Sebelumnya Wahyu Hidayat berharap keadilan ditegakkan usai anaknya jadi korban penganiayaan di salah satu kafe di Jalan Demang Lebar Daun, Palembang, Sumatera Selatan pada Rabu (11/12/2024) lalu.
Ia menyesalkan adanya kejadian penganiayaan yang menimpa anaknya.
Wahyu juga menyebut sudah melaporkan aksi kebrutalan DT, si penganiaya, ke polisi.
"Kami merasa kecewa dengan peristiwa ini dan keadilan harus ditegakkan, kami sudah melaporkan kejadian ini pada kepolisian dan berharap pelaku dapat diproses secara hukum yang berlaku di Indonesia," ujar Wahyu dilansir Tribun-medan.com, Minggu (15/12/2024)
Wahyu mengatakan, pada Luthfi sudah pulang dari Rumah Sakit Bhayangkara Moh Hasan setelah dirawat sejak hari Rabu (11/12/2024), namun harus tetap beristirahat di rumah
"Sudah diperbolehkan pulang hari ini (Jumat), tapi masih proses pemulihan. Kondisi psikologisnya masih syok," katanya.
Menanggapi pemeriksaan pelaku di Polda Sumsel Wahyu menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisian dan tentunya dengan pengawalan.
Biarkan saja proses hukum berjalan," katanya.
Disinggung apakah sudah ada dari pihak terlapor yang menemuinya, Wahyu menegaskan hingga saat ini belum ada menemuinya dan belum bersedia untuk ditemui.
Kini publik pun menguak sosoknya yang ternyata bukan orang sembarangan.
Lantas seperti apa sosok ayah Luthfi?
Sosok Wahyu Hidayat Ayah dokter koas Luthfi
Mengutip dari akun linked in-nya, Wahyu Hidayat ayah dokter koas Luthfi merupakan seorang pejabat di PT Unilever Indonesia menjabat sebagai Head of Customer Development Jawa.
Wahyu juga merupakan lulusan Universitas Sriwijaya, Palembang.
Di media sosial, Luthfi juga disebut merupakan keponakan dari konsulen di Palembang.
Konsulen adalah dokternya pada dokter spesialis.
Luthfi disebut merupakan keponakan dr Yusuf, dan ia tinggal di rumah sang paman selama kuliah di Universitas Sriwijaya.
Sebelumnya diwartakan, Luthfi jadi korban penganiayaan Datuk, sopir Lady Aurellia, rekan sesama koas.
Penganiayaan itu terjadi di sebuah kafe, Jalan Demang Lebar Daun, Palembang, Kamis (12/12/2024).
Saat itu Luthfi diajak oleh ibunda Lady, Lina Dedy, untuk bertemu membicarakan jadwal piket tahun baru.
Namun dalam pertemuan itu, Luthfi malah dipukuli oleh pria berbaju merah yang merupakan sopir Lina Dedy.
Video penganiayaan itu pun viral di media sosial, dan Luthfi melaporkan Datuk ke Polda Sumsel.
Menurut kuasa hukum Datuk, Titis Rahmawati, kliennya naik pitam karena menurut pelaku respon korban saat itu tidak enak.
"Rupanya pas bertemu itu respon teman koas (korban) itu kurang seperti menghargai orang tua," kata Titis.
Padahal kata dia, saat itu, Lina Dedy hanya meminta Luthfi agar ke depannya bisa memberikan jadwal yang adil pada putrinya.
"Padahal anaknya sudah sekian kali jaga, tapi yang lain tidak sebanyak itu. jadi merasa ada ketidak adilan yang dia rasakan," ujarnya lagi.
Ia juga mengatakan, kliennya akan meminta maaf pada korban dan menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.
Pihak pelaku ingin berdamai agar korban dan Lady sama-sama bisa menyelesaikan pendidikan dokter mereka.
Tak pelak sosok ayah Luthfi dan ayah Lady Aurellia pun dibanding-bandingkan netizen.
Lantas seperti apa profilnya dan berapa harta kekayaannya Dedy Mandarsyah?
Profil Dedy Mandarsyah
Dedy Mandarsyah ST, MT merupakan Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Kalimantan Barat.
BPJN merupakan balai di bawah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pegawai Eselon II tersebut masuk dalam unit kerja Direktorat Jenderal Bina Marga.
Dikutip dari LHKPN, Dedy Mandarsyah mulai melaporkan harta kekayaan setelah menjadi Kepala Satuan Kerja sebagai Pelaksana Jalan Nasional Wilayah II, Provinsi Riau.
Lalu Dedy Mandarsyah menjabat sebagai Kepala Satuan Kerja sejak Desember 2016 hingga Desember 2019.
Satu di antaranya menjadi Kepala Satuan Kerja Wilayah I Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2019.
Dedy kemudian menjabat sebagai Pejabat Pembuat Komite (PPK) hingga Desember 2022.
Setelah itu, Dedy Mandarsyah menjadi Kepala BPJN hingga saat ini.
Harta kekayaan Dedy Mandarsyah
Dedy Mandarsyah melaporkan harta kekayaannya pada 31 Desember 2023.
Sejak 2016, Dedy Mandarsyah mengalami kelonjakan harta kekayaan yang signifikan.
Pertama kali melaporkan di LHKPN, Dedy Mandarsyah hanya memiliki harta kekayaan, Rp3.677.288.634. Artinya selama tujuh tahun harta kekayaan Dedy naik lebih dari 150persen.
Kini total Dedy Mandarsyah memiliki harta kekayaan sebesar Rp9.426.451.869 dengan rincian sebagai berikut:
A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 750.000.000
1. Tanah dan Bangunan Seluas 33.8 m2/33.8 m2 di KAB / KOTA
KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 200.000.000
2. Tanah dan Bangunan Seluas 33.8 m2/33.8 m2 di KAB / KOTA
KOTA JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 200.000.000
3. Tanah dan Bangunan Seluas 36 m2/36 m2 di KAB / KOTA KOTA
JAKARTA SELATAN , HASIL SENDIRI Rp. 350.000.000
B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 450.000.000
1. MOBIL, HONDA CRV Tahun 2019, HADIAH Rp. 450.000.000
C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 830.000.000
D. SURAT BERHARGA Rp. 670.700.000
E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 6.725.751.869
F. HARTA LAINNYA Rp. ----
Sub Total Rp. 9.426.451.869
III. HUTANG Rp. ----
IV. TOTAL HARTA KEKAYAAN (II-III) Rp. 9.426.451.869
Fadilla alias Datuk Jadi tersangka
Sementara itu, Fadilla alias Datuk (38) saat ini sudah resmi ditetapkan sebagai tersangka penganiayaan terhadap dokter koas Luthfi.
Pria yang berprofesi sebagai sopir itu pun langsung ditahan oleh penyidik di Polda Sumsel.
Dirkrimum Polda Sumsel, Kombes M Anwar Reksowidjojo mengatakan, Lina Dedy yang merupakan ibu Lady sempat mengintimidasi korban.
Teman korban dijadwalkan jaga malam tahun baru, sehingga pada saat itu ibu teman korban meminta ataupun intimidasi korban terhadap penjadwalan yang dianggap tidak adil,” kata Kombes M Anwar Reksowidjojo dikutip dari Sripoku, Sabtu (14/12/2024).
Namun permintaan Lina Dedy itu seperti tidak direspon oleh korban.
Sehingga hal itu membuat pelaku Datuk langsung emosi dan melakukan penganiayaan kepada korban.
Tersangka berada di lokasi karena diminta oleh Sri Meilina atau Lina Dedy, ibu dari Lady.
“Motifnya karena pelaku kesal korban seperti tidak respon ibu teman korban. Pelaku sudah kerja 20 tahun dengan ibu teman korban ini,” jelasnya.
(Bangkapos.com/Tribun Medan/Tribun Sumsel/Tribunnews)