BANGKAPOS.COM, DOHA - Ancaman Iran untuk me nyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Timur Tengah jika ikut campur membantu Israel akhirnya dibuktikan.
Angkatan bersenjata Iran meluncurkan enam rudal ke ibu kota Qatar, Doha pada Senin (23/6/2025).
Menurut laporan Axios, enam rudal tersebut diduga menyasar pangkalan militer Amerika Serikat (AS), Al Udeid.
Baca juga: Rusia dan China Kecam Amerika, Putin Siap Bantu Iran di Tengah Perang Melawan Israel
Sebagai informasi, Qatar menjadi negara yang menampung prajurit AS terbesar di Timur Tengah dengan lebih dari 8.000 tentara ditempatkan di Al Udeid.
Sementara, menurut laporan dari Reuters dan AFP, ledakan tersebut terdengar oleh warga di Doha.
Pasca serangan tersebut, Gedung Putih dan Pentagon, langsung melakukan monitoring terhadap ancaman ke Al Udeid setelah laporan serangan enam rudal dari Iran.
Adapun serangan Iran ini terjadi beberapa saat setelah pemerintah Qatar mengumumkan penutupan lalu lintas udara pada Senin.
Dikutip dari Qatar Tribune, hal ini dalam rangka untuk mencegah eskalasi konflik antara Iran dan Israel.
Kementerian Luar Negeri Qatar menekankan dalam sebuah pernyataan bahwa pihak berwenang secara intensif dan berkelanjutan memantau situasi, menilai perkembangan dengan berkoordinasi dengan mitra regional dan internasional, dan akan memberikan informasi terbaru kepada publik secara tepat waktu melalui saluran resmi.
Pangkalan Al Udeid merupakan markas Angkatan Udara AS yang berdiri di atas lahan seluas 24 hektar tanah di pinggiran ibu kota Qatar, Doha.
Markas tersebut menjadi pusat komando AS untuk melakukan operasi militer di wilayah yang sangat luas dari Mesir hingga Kazakhstan.
Bahkan, Al Udeid merupakan pangkalan AS terbesar di Timur Tengah karena menampung sekitar 10.000 tentara.
Pangkalan Udara Al Udeid atau Al Udeid Air Base (AUAB) memiliki peran penting dalam struktur militer Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah.
Pangkalan ini berfungsi sebagai markas utama Komando Pusat AS (CENTCOM) yang bertanggung jawab atas operasi militer di kawasan.
Terletak di gurun barat daya kota Doha, pangkalan ini juga dikenal dengan nama Bandara Abu Nakhlah dan merupakan salah satu dari dua pangkalan militer utama Qatar.
Selain pasukan AS, pangkalan ini juga menjadi markas bagi Angkatan Udara Qatar, Royal Air Force Inggris (RAF), dan pasukan asing lainnya.
Pangkalan ini berfungsi sebagai kantor depan CENTCOM dan menjadi pusat komando bagi sejumlah unit penting, termasuk Komando Angkatan Udara Pusat AS, No. 83 Expeditionary Air Group RAF, dan Sayap Ekspedisi Udara ke-379 USAF.
Pembangunan Al Udeid dimulai pada awal 1990-an dan mulai digunakan secara penuh oleh Amerika Serikat sejak tahun 2002.
Sejak tahun 2003, pemerintah Qatar telah menginvestasikan lebih dari 8 miliar dolar AS atau sekitar Rp 131 triliun untuk membangun dan meningkatkan fasilitas pangkalan ini.
Menurut situs publikasi CITADEL dari USCENTCOM, lebih dari 10.000 personel militer AS dan mitra koalisi saat ini bermarkas di Al Udeid.
Termasuk di antaranya adalah personel dari US Air Force Central Command (AFCENT), 609th Air Operations Center, serta sejumlah satuan operasi khusus lainnya.
Pemerintah Qatar turut membiayai pembangunan dan pemeliharaan pangkalan ini sebagai bagian dari komitmen strategis mereka terhadap hubungan dengan Amerika Serikat.
Sejak itu, Al Udeid menjadi pusat operasi utama militer AS di kawasan Teluk, menggantikan sejumlah pangkalan lama yang sebelumnya berada di Arab Saudi.
Kesepakatan penggunaan pangkalan oleh militer AS baru-baru ini juga telah diperpanjang untuk jangka waktu 10 tahun ke depan.
Al Udeid tidak hanya dikenal sebagai pangkalan udara biasa. Di dalamnya terdapat pusat kendali Combined Air Operations Center (CAOC), yang menjadi pusat komando dan pengendali seluruh misi udara AS dan koalisi di kawasan Timur Tengah.
Berdasarkan informasi dari afcent.af.mil dan centcom.mil, Al Udeid menjadi rumah bagi ratusan pesawat tempur dan angkut, seperti F-15E, KC-135, dan B-52.
CAOC mengoordinasikan lebih dari 300 misi penerbangan per hari dan melibatkan personel gabungan dari berbagai matra militer AS, NATO, serta negara-negara Teluk.
Selain Al Udeid, AS memiliki beberapa pangkalan militer di beberapa negara Timur tengah seperti Kuwait, Uni Emirat Arab (UEA), Irak, dan Arab Saudi, dan Yordania.
Dikutip dari Tribunnews, berikut adalah profil dan fasilitas utama yang terdapat di Pangkalan Udara Al Udeid:
- Letak: Sekitar 30 km barat daya Doha, Qatar
- Luas: 24 hektar
- Landasan pacu: Sepanjang 3.570 meter
- Jumlah pasukan: Sekitar 10.000 personel
- Fasilitas: Hanggar pesawat siluman dan jet tempur, gudang senjata dan bahan bakar jet dalam jumlah besar, tempat tinggal (barak, mess, apartemen), pusat kebugaran dan rekreasi Klinik dan rumah sakit
Daftar pesawat yang beroperasi:
- KC-135 Stratotanker
- KC-10 Extender
- RC‑135 Rivet Joint
- B‑52 Stratofortress
- C‑17 Globemaster III
- C‑130 Hercules
- F‑15E Eagle
- F‑22 Raptor
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto/Bangkapos.com/Kompas.com)