Masalah pada MBG: Siswa Keracunan, Menu Tak Layak, Temuan Belatung Hingga Dugaan Minyak Babi

Editor: Fitriadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENU MBG DI KENDAL - Unggahan Instagram @insta_kendal memperlihatkan menu MBG di Kendal, Jawa Tengah disebut memprihatinkan, hanya berisi mie goreng, sepotong kecil telur dadar, potongan wortel, susu kotak, Kamis (21/8/2025).

BANGKAPOS.COM - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) selain bermanfaat juga tidak luput dari berbagai masalah.

Masalah yang muncul mulai dari siswa keracunan, menu yang memprihatinkan, temuan belatung hingga terkini ada isu nampannya mengandung minyak babi.

MBG merupakan program untuk memberikan makanan bergizi kepada ibu hamil, ibu menyusui, balita, dan peserta didik di seluruh jenjang pendidikan.

Baca juga: Biodata Dadan Hindayana, Kepala BGN Minta Tambahan Anggaran Rp 50 Triliun untuk MBG: Tidak Cukup

Dengan target pemerataan gizi hingga ke pelosok negeri, program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia secara berkelanjutan.

MBG yang diluncurkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN) pada 6 Januari 2025 juga diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat penerima gizi dan juga tetap membuka peluang ekonomi baru bagi petani dan pelaku usaha kecil.

Pada tahun 2026, Pemerintah Prabowo Subianto telah mengalokasikan anggaran Rp335 triliun untuk program MBG.

Alokasi anggaran MBG ini melampaui anggaran untuk kesehatan, ketahanan pangan, dan bidang hukum.

Anggaran untuk ketahanan pangan hanya Rp164,4 triliun. Sementara, anggaran untuk peningkatan kesehatan sebesar Rp244 triliun.

Baca juga: Siapa F yang Perintah Culik Kacab Bank BUMN, Pelaku Minta Perlindungan Kapolri dan Panglima TNI

Baca juga: Transferan Fantastis Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih ke Rekening Pramugari Theresia Mela

Sedangkan untuk bidang hukum yang meliputi penindakan tindak pidana, penindakan korupsi, dan penyelesaian pidana narkotika, hanya sebesar Rp60,4 triliun.

Berikut beberapa di antara temuan dan kejadian pada pelaksanaan program MBG di lapangan, dikutip Bangkapos.com dari berita Tribun Network.

1. Nampan MBG Diduga Mengandung Minyak Babi

Indonesia Business Post (IBP) mempublikasikan artikel investigatif berjudul "From Chaoshan to Classrooms: Illegal Imports, Health Hazards, and Halal Concerns" pada Senin (25/8/2025).

Dalam artikel itu disebutkan ada dugaan bahwa nampan dapur MBG mengandung minyak babi atau lard oil.

NAMPAN MBG - Nampan yang disiapkan untuk menaruh menu program Makan Gizi Gratis (MBG) untuk siswa sekolah, balita, ibu hamil dan ibu menyusui. (KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO)

Isu ini awalnya mencuat setelah investigasi IBP di sejumlah pabrik di Chaoshan, China, menemukan bahwa nampan stainless steel tipe 201—yang disebut digunakan secara ilegal untuk makanan—mengandung kadar mangan tinggi dan rentan berkarat.

Di China sendiri, material nonpangan itu sudah dilarang penggunaannya untuk makanan. 

Larangan itu dibuat karena material tersebut mengandung mangan yang tinggi dan sangat rentan berkarat jika terkena cairan asam. 

Paparan mangan berlebih dapat menyebabkan kerusakan pada paru-paru, hati, ginjal, dan sistem saraf pusat. 

Di samping itu, temuan investigasi yang lebih menjadi sorotan, terutama bagi umat Islam adalah indikasi penggunaan minyak babi atau lard oil sebagai campuran pelumas industri dalam proses pembuatan nampan stainless steel. 

Menurut temuan investigasi itu, minyak babi dicampur dengan minyak mineral untuk mengurangi gesekan pada mesin fabrikasi stainless steel. 

Hal ini yang kemudian menimbulkan pertanyaan, karena jika ini terbukti, maka akan menimbulkan persoalan baru terkait kehalalan produk yang digunakan dalam program MBG.

Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mengatakan pihaknya masih melakukan pengecekan mengenai kabar tersebut.

"Sedang cek and recheck," ujar Dadan saat dikonfirmasi, Selasa (26/8/2025).

Namun, dirinya masih belum menjelaskan secara rinci mengenai kebenaran informasi tersebut. 

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi menegaskan bahwa pemerintah belum menemukan bukti dugaan penggunaan minyak babi dalam nampan dapur MBG.

Hasan menyatakan isu tersebut masih bersifat spekulatif dan siap diuji secara ilmiah jika diperlukan.

“Kalau memang ada kekhawatiran soal itu, kita uji saja. Bisa diuji di BPOM, bisa diuji di laboratorium independen. Kita bisa uji kok,” kata Hasan di kantornya, Selasa.

Hasan menyebut bahwa hingga saat ini tidak ada indikasi nampan MBG mengandung bahan yang tidak halal. 

Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak mudah terpengaruh isu sensitif yang belum terverifikasi.

“Itu pentingnya kita tidak gampang termakan isu yang sensitif, dan itu kan perlu diperiksa,” ujarnya.

Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar menyebut segala temuan akan menjadi masukan bagi pengelola MBG. 

Menurut Nasaruddin, pemerintah akan memperbaiki MBG jika terbukti ada temuan mengenai kehalalan. 

"Ya kita akan temukan itu, masukan-masukan itu silakan serakan ke pengelolanya ya. Tapi secara formal, kita mau terima jadi dan beres semuanya."

"Insyaallah kalau memang itu ada temuan itu segera kita akan perbaiki," kata Nasaruddin di Madrasah Tsanawiyah Negeri 6 Jakarta Timur, Selasa.

Meski begitu, ia berujar bahwa pemerintah berupaya memastikan kehalalan dari program MBG. 

Seluruh menu MBG yang disalurkan di seluruh Indonesia, sambungnya, sudah dijamin kehalalannya. 

"Kami menekankan aspek kehalalan semua makanan. Jadi insyaallah seluruh makanan yang dibagi di seluruh Indonesia itu terjamin kehalalannya," ucapnya.

Nasaruddin menjelaskan, pihak pengelola makanan MBG telah diingatkan oleh pemerintah untuk menyajikan makanan yang halal. 

"Kami mengikuti perkembangan dan insyaallah pimpinan di perusahaan-perusahaan itu juga sudah diwanti-wanti ya untuk memberikan makanan yang halal, yang bergizi terhadap anak-anak kita," tuturnya.

2. Menu MBG di Kendal Memprihatinkan

Potret menu program Makan Bergizi Gratis (MBG) di sebuah sekolah wilayah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah menjadi sorotan publik.

Menu MBG yang disajikan hanya berisi mi goreng, sepotong kecil telur dadar, dua potong wortel, empat butir kelengkeng, dan susu kotak berukuran kecil.

MENU MBG DI KENDAL - Unggahan Instagram @insta_kendal memperlihatkan menu MBG di Kendal, Jawa Tengah disebut memprihatinkan, hanya berisi mie goreng, sepotong kecil telur dadar, potongan wortel, susu kotak, Kamis (21/8/2025). (Tangkapan Layar Instagram @insta_kendal)

Temuan ini tampak berbanding terbalik dengan tujuan program MBG yang sepatutnya menjadi sumber pemenuhan nutrisi secara gratis bagi anak-anak untuk mencegah stunting dan meningkatkan konsentrasi belajar.

Menu tersebut terkesan asal-asalan karena pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp171 triliun untuk pelaksanaan tahap awal program MBG tahun 2025.

Ketua Komisi D DRPD Kendal, Dedy Ashari Setyawan menyebut menu MBG yang viral tersebut memprihatinkan.

“Saya juga menyayangkan jika ada menu MBG yang cukup memprihatinkan tersebut,” ujar dia di kantornya, Senin (25/8/2025).

Dedy menerangkan, selain memprihatinkan, menu MBG tersebut juga tidak sesuai standar BGN.

Ia mempertanyakan menu tersebut karena BGN telah memberikan Petunjuk Teknis (Juknis) yang bertugas untuk mengecek standar kualitas makanan, menentukan pilihan menu, hingga mekanisme penyaluran dana kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berupa dapur umum untuk memproduksi dan mendistribusikan MBG ke sekolah-sekolah.

Pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kendal mengaku belum menerima keluhan dari sekolah maupun orangtua siswa terkait menu MBG yang viral tersebut.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Disdikbud Kendal, Ferinando Rad Bonay.

"Untuk keluhan menu, selama ini, kita belum dapat laporannya," tuturnya.

Meski demikian, Feri menegaskan, pihak Disdikbud tidak memiliki kewenangan untuk melakukan penindakan.

Alasannya, Satgas Pengawasan Khusus MBG belum terbentuk di Kendal.

Menurut Feri, selama belum terbentuk Satgas MBG, maka pihak yang berwenang melakukan pengawasan ialah BGN.

3. Temuan Belatung dalam Sajian MBG di Kota Ambon

Temuan belatung dalam sajian Makan Bergizi Gratis (MBG) kembali terjadi di Kota Ambon.

Pertama pada Selasa (22/7/2025), program makan bergizi gratis (MBG) di SD Kristen Seri, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon berubah heboh setelah seorang wali murid menemukan belatung dalam menu yang hendak dibagikan.

TEMUAN BELATUNG - Ilustrasi menu siswa dalam program Makan Bergizi Gratis. Tangkapan layar video buah kurma yang sudah ada belatungnya, Rabu (30/7/2025) dan ilustrasi belatung. Dalam kurun waktu satu minggu, terjadi dua kali temuan belatung dalam sajian Makan Bergizi Gratis di Kota Ambon. (Fahri Asyatri/Tribunnews/Mario Christian Sumampow/Newsweek.com)

Lantas paket MBG tersebut langsung ditarik kembali oleh petugas Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Kedua pada Rabu (30/7/2025), Warga Kota Masohi dibuat geger temuan belatung di buah kurma dalam paket Makanan Bergizi Gratis.

Kali ini temuan belatung terjadi di SDN Negeri 23 Masohi, Maluku Tengah, Rabu (30/7/2025).

Satu di antara wali murid yang minta namanya dirahasiakan membenarkan kejadian itu, hanya saja tidak dijelaskan lebih lanjut.

"Iya ada belatung di kurma," cetusnya singkat kepada TribunAmbon.com.

Ia bahkan sempat merekam temuan itu, dimana tampak larva berwarna putih dalam kurma.

‎Video belatung di sajian MBG itu pun tersebar di media sosial dan sontak menjadi perbincangan publik.

Tak berapa lama setelah viral, sejumlah karyawan toko di Masohi membuat video permintaan maaf menyoal temuan kurma belatung.

"Kami meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi saat ini, kami berjanji akan meningkatkan kualitas pengecekan barang kami," kata para karyawan dalam video permintaan maaf. 

Dalam video berdurasi 39 detik itu, para karyawan mengakui kisruh kurma belatung adalah murni kelalaian Ratu Laqis selaku pemasok. 

4. Ratusan Siswa SMP di Kupang Diduga Keracunan MBG

Ratusan siswa SMPN 8 Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), diduga keracunan makan bergizi gratis (MBG), Selasa (22/7/2025).

Para siswa mengalami sakit perut bersamaan setelah menyantap makanan bergizi gratis.

KERACUNAN - Siswi SMP Negeri 8 Kupang dirawat di RSUD SK Lerik Kupang setelah keracunan seusai menyantap menu program Makan Gizi Gratis (MBG). (POS-KUPANG.COM/YUAN LULAN)

Belasan siswa juga harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat penanganan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Kupang, Dumuliahi Djami, mengonfirmasi hal tersebut.

"Memang data pastinya sedang diverifikasi, tapi yang jelas jumlahnya sudah di atas seratus orang."

"Kejadiannya, anak-anak secara bersamaan mengeluh sakit perut. Kita langsung koordinasi dengan Kepala Dinas Kesehatan, Retnowati, dan beberapa pihak terkait," ujar Dumuliahi Djami, Selasa.

Ia mengatakan, siswa yang keracunan ringan ditangani di UKS sekolah.

Sementara, siswa yang mengalami gejala parah langsung dilarikan ke sejumlah rumah sakit di Kota Kupang.

"Mereka dirawat di RS Mamami, RSUD S.K. Lerik, dan RS Siloam. Ada juga bantuan dari BPBD yang menurunkan ambulans mereka," tambah Dumuliahi Djami, dikutip dari Pos-Kupang.com.

Pihaknya berkoordinasi dengan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk menyelidiki penyebab keracunan massal ini.

"Anak-anak bilang ada yang mulai sakit sejak kemarin, dan ada juga yang baru merasa sakit hari ini. Jadi kita belum bisa menyimpulkan penyebabnya. Biarlah proses penyelidikan dari Dinas Kesehatan dan BPOM yang menentukan," ungkap Dumuliahi Djami.

Seorang Siswa SMPN 8 Kupang, JD, mengaku makanan bergizi gratis yang dibagikan beraroma tidak sedap.

"Makanan yang dibagikan itu beraroma tidak sedap dan basi, tadi tidak sempat memberitahu Guru kalau makanan tersebut basi," kata JD saat ditemui Pos-Kupang.com.

Isi dari makanan bergizi gratis tersebut terdiri dari nasi, kacang panjang, wortel, daging, dan pisang.

Kepala SMP Negeri 8, Maria Th. Roslin S. Lana, mengungkapkan kejadian keracunan massal ini terjadi pada Selasa pukul 07.40 WITA.

"Kejadian bermula sekitar pukul 07.40 WITA, saat sejumlah siswa mulai meminta izin kepada guru untuk ke kamar mandi karena sakit perut,"

"Awalnya hanya sekitar 18 siswa yang datang ke UKS, dan kami mengira hanya mereka yang terdampak," ujar Maria.

Siswa yang mengeluh sakit pun bertambah hingga ruang UKS tak mampu menampung.

"Ada yang muntah, ada yang bolak-balik ke kamar mandi, dan ada juga yang hanya mengeluh perutnya sangat sakit. Jumlahnya terus bertambah hingga ratusan," lanjutnya.

(Tribunnews.com/Muhamad Deni Setiawan, Igman Ibrahim/Fahdi Fahlevi, Isti Prasetya) (Tribunambon.com/Silmi Sirati Suailo) (Poskupang.com/Alfons Nedabang)

Berita Terkini