Berita Bangka Selatan

Bukan Cuma Rapat, Pejabat di Bangka Selatan Sekarang Diwajib Asuh Anak Stunting

Tak hanya memberi bantuan, para pejabat diminta turun langsung memantau kondisi keluarga dan memastikan gizi anak-anak terpenuhi.

Penulis: Cepi Marlianto | Editor: Hendra
(Dokumentasi protokol)
BANTUAN STUNTING - Wakil Bupati Bangka Selatan, Debby Vita Dewi bersama jajaran kepala OPD ketika meninjau rumah keluarga berisiko stunting di Toboali, Minggu (2/11/2025). Lewat program Genting ditargetkan prevalensi stunting dapat turun. 

BANGKAPOS.COM, BANGKA - Gerakan Cegah Stunting (Genting) menjadi senjata sosial Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung untuk melawan gizi buruk di daerah itu.

Pejabat daerah diminta untuk turun tangan menjadi orang tua asuh bagi anak-anak berisiko tengkes. Intervensi stunting merupakan investasi jangka panjang dalam membangun sumber daya manusia unggul di daerah.

Wakil Bupati Bangka Selatan, Debby Vita Dewi berujar GENTING dirancang sebagai model kolaboratif. Sehingga setiap kepala organisasi perangkat daerah (OPD) ditugaskan menjadi pendamping sekaligus penyokong bagi anak-anak rawan stunting di wilayah mereka.

Tak hanya memberi bantuan, para pejabat diminta turun langsung memantau kondisi keluarga dan memastikan gizi anak-anak terpenuhi.

Baca juga: Komplotan Pencuri Puluhan Tiang Besi Jaringan Telekomunikasi Dibongkar Polsek Payung

“Alhamdulillah, Bunda berkesempatan menyerahkan secara simbolis bantuan program Genting bersama para orangtua asuh dari jajaran kepala OPD Kabupaten Bangka Selatan,” kata dia kepada Bangkapos.com, Minggu (2/11/2025).

Menurutnya program Genting merupakan bentuk nyata kepedulian dan kolaborasi seluruh elemen pemerintah daerah.

Khususnya dalam menurunkan angka stunting serta meningkatkan kualitas gizi anak-anak di Kabupaten Bangka Selatan. Stunting bukan sekadar masalah kesehatan, tetapi isu masa depan bangsa.

Program Genting menjadi bentuk kepedulian kolektif pemerintah daerah. Lewat gotong royong lintas sektor yang melibatkan seluruh elemen pemerintah, tenaga kesehatan, dunia usaha dan masyarakat bukan hanya tugas dinas kesehatan.

Melalui gerakan ini, pemerintah ingin memastikan setiap anak memiliki hak tumbuh sehat, cerdas dan bahagia.

“Semua harus bergerak. Dari camat sampai kepala dinas, dari lurah sampai kader posyandu, semua punya tanggung jawab,” jelas Debby. 

Program ini, lanjutnya tidak hanya berbicara tentang angka penurunan stunting. Akan tetapi, mengubah pola pikir pejabat daerah agar lebih peka terhadap masalah kemanusiaan di lingkungannya.

Keberhasilan program ini ditentukan oleh konsistensi dan kepedulian berkelanjutan. Data terbaru menunjukkan masih ada anak-anak di sejumlah desa di Bangka Selatan yang masuk kategori risiko stunting.

Hal ini akibat rendahnya akses gizi dan sanitasi masyarakat. Prevalensi stunting secara keseluruhan di Kabupaten Bangka Selatan masih berada di angka 24,6 persen.

Data tersebut berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2024. Sedangkan pemerintah daerah menargetkan penurunan menjadi 18 persen pada tahun 2025, sejalan dengan target nasional 18,8 persen.

“Program Genting targetnya angka stunting di Bangka Selatan terus menurun dan anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas, serta berprestasi,” sebutnya.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved