Prabowo dan Analis Intelijen Minta Masyarakat Waspadai Pihak yang Ingin Bikin Kekacauan

Presiden Prabowo Subianto mengajak masyarakat selalu waspada terhadap pihak-pihak yang ingin menimbulkan kekacauan.

Editor: Fitriadi
Youtube Kompas
MINTA RAKYAT TENANG DAN WASPADA - Presiden Prabowo Subianto mengajak masyarakat selalu waspada terhadap pihak-pihak yang ingin menimbulkan kekacauan. Ajakan ini disampaikan Prabowo di tengah aksi demo yang bermula di DPR RI merembet dan berujung anarkis di Jakarta dan sejumlah daerah di Indonesia. 

BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Aksi demonstrasi yang semula pecah di DPR RI pada 25 dan 28 Agustus 2025 merembet ke tempat lain di wilayah Ibu Kota Jakarta.

Demo di DPR itu kemudian ricuh dan berunjung jatuh korban meninggal dunia seorang driver ojek online (ojol) Affan Kurniawan (21) pada Kamis (28/8/2025) malam.

Tidak hanya Jakarta, unjuk rasa juga pecah di sejumlah daerah di pulau Jawa, Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, NTB dan daerah lainnya.

Aksi demo berubah menjadi anarkis. Sejumlah kantor DPRD termasuk di Kota Makassar serta Mapolres Jakarta Timur dibakar massa pada Jumat (29/8/2025).

Sejumlah fasilitas umum seperti hatle bus di beberapa titik wilayah Jakarta juga hangus.

Prabowo Minta Masyarakat Waspada Adu Domba

Presiden Prabowo Subianto mengajak masyarakat untuk mempercayai pemerintahan yang dipimpinnya. Hal ini disampaikan Prabowo merespons aksi demo yang digelar masyarakat.

Kepala Negara juga mengajak masyarakat untuk tetap tenang di tengah situasi pascaaksi demonstrasi yang terjadi belakangan ini.

"Dalam situasi seperti ini, saya mengimbau semua masyarakat untuk tenang dan percaya dengan pemerintah yang saya pimpin," kata Prabowo dalam keterangan videonya, Jumat (29/8/2025).

Sebagai Presiden, Prabowo berjanji akan memberikan yang terbaik untuk rakyat Indonesia. Setiap keluhan masyarakat pun, tegas Prabowo, akan ditindaklanjuti.

"Pemerintah yang saya pimpin akan berbuat yang terbaik untuk rakyat kita. Semua keluhan masyarakat akan kami catat dan akan kami tindaklanjuti," tegasnya. 

Lebih lanjut, Prabowo juga mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk selalu waspada terhadap pihak yang ingin menciptakan kerusuhan.

"Saya sampaikan kepada seluruh rakyat bahwa hal tersebut tidak menguntungkan rakyat, tidak menguntungkan masyarakat, dan tidak menguntungkan bangsa kita," kata dia.

"Bangsa kita sedang berbenah diri. Bangsa kita sedang mengumpulkan semua tenaga, semua kekuatan, semua kekayaan untuk kita bangkit membangun negara yang kuat, negara yang sejahtera, negara yang berhasil mengatasi kemiskinan dan kelaparan," sambungnya.

Prabowo Subianto juga mengimbau seluruh rakyat Indonesia untuk selalu waspada terhadap pihak-pihak yang ingin menimbulkan kekacauan.

“Saya juga mengimbau kepada seluruh bangsa Indonesia untuk selalu waspada, agar unsur-unsur yang selalu ingin huru-hara, yang ingin chaos. Saya sampaikan kepada seluruh rakyat, bahwa hal tersebut tidak menguntungkan rakyat, tidak menguntungkan masyarakat, tidak menguntungkan bangsa kita. Bangsa kita sedang berbenah diri,” ujar Prabowo.

Ia optimistis Indonesia akan menjadi bangsa maju dan mandiri, yang mampu berdiri di atas kaki sendiri serta bersaing dengan negara lain.

“Kita akan menjadi bangsa yang maju kita menjadi bangsa yang maju, bangsa yang mandiri, yang berdiri di atas kaki kita sendiri. Kita akan menjadi negara industri yang tidak kalah dengan negara-negara lain,” kata Prabowo.

Karena itu, ia meminta rakyat tidak lengah menghadapi pihak yang berusaha menimbulkan kerusuhan. 
“Untuk itu kita harus waspada, kita harus tenang dan kita tidak boleh mengizinkan kelompok-kelompok yang ingin membuat huru-hara dan kerusuhan,” ujar Prabowo.

Analis Intelijen Serukan Masyarakat Menahan Diri

Analis intelijen pertahanan dan keamanan, Dr. Ngasiman Djoyonegoro menyerukan semua pihak untuk menahan diri dan mencegah terjadinya hal-hal buruk dalam penanganan demonstrasi, menyusul meninggalnya seorang pengemudi ojek online dalam aksi unjuk rasa yang berlangsung kemarin.

“Kita semua prihatin dan berbela sungkawa atas meninggalnya salah satu pengemudi ojek online dalam demonstrasi kemarin. Kita semua menyesalkan kejadian tersebut,” kata pria yang akrab dipanggil Simon ini. 

Simon menyerukan agar semua pihak dapat menahan diri sehingga situasi tetap kondusif.

Bagaimanapun transisi demokrasi yang sedang kita jalani saat ini membutuhkan pengawalan dari seluruh elemen dengan cara yang lebih sehat dan produktif. 

Dalam penanganan demonstrasi semua kemungkinan dapat terjadi, “tapi sebisa mungkin kita mencegah terjadinya hal yang paling buruk karena masa depan bangsa ini masih panjang, saya berharap semua pihak dapat menahan diri dan tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab,” kata Simon. 

Simon mengapresiasi langkah cepat Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang langsung mendatangi dan menyampaikan permintaan maaf serta berbelasungkawa kepada keluarga korban.  

“Peristiwa ini cukup meninggalkan luka di hati semua pihak. Sudah seharusnya kita semua berupaya agar kejadian ini tidak berlanjut, apalagi berulang,” kata Simon. 

“Kita mendukung langkah Polri yang melakukan penyelidikan secara cepat. Kami berharap, Polri dapat melakukan proses penanganan ini secara lebih transparan dan akuntabel, sehingga publik dapat mengikuti perkembangannya” kata Simon.  

Dari peristiwa ini, banyak pelajaran yang dapat diambil oleh Polri agar tidak lagi terjadi hal serupa di masa yang akan datang.

Sebagai institusi yang bertanggungjawab dalam hal keamanan nasional,sudah seharusnya Polri berusaha untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

“Tidak berhenti pada langkah-langkah yang sifatnya penanganan kasus seperti sekarang ini, tapi juga perlu perbaikan sistemik di internal tubuh Polri agar dapat melayani masyarakat sesuai peraturan perundangan yang berlaku,” kata Simon. 

“Mari kita jaga perdamaian yang sudah kita capai ini dengan sebaik-baiknya dan sehormat-hormatnya demi keberlangsungan bangsa Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur,” pungkas Simon.

Untuk diketahui, aksi dimulai pada Senin, 25 Agustus 2025, di depan Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, sejak pukul 09.30 WIB.

Massa berasal dari berbagai lapisan masyarakat—pengemudi ojek online, pelajar, influencer, pedagang, aktivis, hingga ibu rumah tangga.

Tuntutan utama berupa penolakan terhadap kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR.

Kritik terhadap etika dan kinerja wakil rakyat di tengah kesulitan ekonomi masyarakat. Beberapa kelompok juga menyuarakan pembubaran DPR dan pengunduran diri Presiden dan Wakil Presiden.

Aksi demonstrasi berlanjut pada Kamis, 28 Agustus 2025, dengan skala nasional yang lebih terorganisir dan meluas dibandingkan aksi sebelumnya pada 25 Agustus.

Buruh menyuarakan frustrasi atas janji kesejahteraan yang dianggap hanya slogan, sementara praktik perampasan hak dilembagakan lewat kebijakan.

Di beberapa titik seperti Polda Metro, massa dilaporkan merusak CCTV dan membakar pagar menjelang malam.

Hingga akhirnya jatuh korban jiwa bernama Affan Kurniawan, seorang driver ojol.

Eks Kepala BIN Ungkap Dalang di Balik Demo Rusuh di DPR

Eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono menilai ada dalang dalam aksi unjuk rasa yang ricuh di gedung DPR Jakarta pada 25 dan 28 Agustus 2025.

Hal itu disampaikan Hendropriyono usai mendampingi eks pejuang Timor Timur yang bersilaturahmi dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (28/8/2025) sore. 

"Karena saya tahu, saya nggak lebih pintar dari kalian. Saya tidak lebih pintar. Tapi saya mengalami semua. Dan ini ada yang main gitu. Pada waktunya saya bisa sampaikan namanya yang main. Itu dari sana," katanya.

Dalang aksi unjuk rasa tersebut, kata dia, adalah pihak asing yang menggerakkan kaki tangannya di Indonesia. 

Kaki tangan di Indonesia tersebut, menurut Hendropriyono, tidak menyadari sedang diperalat.

"Dari luar. Dari luar (dalangnya). Orang yang dari luar hanya menggerakkan kaki tangannya yang ada di dalam (di Indonesia). Dan saya sangat yakin bahwa kaki tangannya di dalam (negeri) ini tidak ngerti bahwa dia dipakai," katanya.

Menurut Kepala BIN pertama Indonesia itu, dalang yang bermain bukanlah aktor yang mengatasnamakan negara.

Meskipun bukan atas nama negara, dalang tersebut sangat berpengaruh. 

Hendropriyono bahkan menyebut sejumlah nama diantaranya taipan dunia George Soros, mantan direktur CIA George Tenet, dan taipan David Rockefeller.

"Sebetulnya non-state. Tapi pengaruhnya sangat besar kepada kebijakan dari negaranya. Kebijakannya itu langkah-langkahnya kita baca selalu pas dengan usulan dari non-state. Non-state tapi isinya George Soros, isinya George Tenet, isinya tadi saya sampaikan David Rockefeller, Bloomberg. Baca sendirilah kaum kapitalis begitu. Itu yang usul," katanya.

Tujuan dari dalang tersebut, lanjut Hendropriyono, yakni mereka ingin menjajah Indonesia secara ekonomi.

"Tujuannya kan sama saja. Dari dulu juga maunya menjajah. Tapi kan caranya lain. Dulu kan pakai peluru, pakai bom. Kalau kita masih diam saja ya habis kita," pungkasnya.

Media Sosial Jadi Alat Provokasi dan Propaganda

Media sosial digunakan untuk memprovokasi massa berunjuk rasa di gedung DPR RI.

Polisi mengungkap adanya tiga kanal media sosial yang digunakan untuk memprovokasi pelajar agar ikut berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI, Kamis (28/8/2025) lalu.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan temuan itu berawal dari interogasi terhadap 120 pelajar yang dicegah polisi saat hendak menuju lokasi demonstrasi.

“Berdasarkan interogasi komunikasi awal rekan-rekan kami di lapangan secara humanis, diajak ngobrol baik-baik, mereka mengakui bahwa datang ke sini untuk demo karena ikut ajakan medsos,” ujar Ade Ary di Kompleks DPR, Kamis.

Menurut Ade Ary, ajakan tersebut disebarkan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Mereka memanfaatkan situasi untuk menarik pelajar agar terlibat dalam aksi unjuk rasa.

“Ini dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab, yang ingin memanfaatkan situasi, yang ingin memanfaatkan anak-anak ini, pelajar ini, untuk ikut lakukan kegiatan,” kata Ade Ary.

Ade Ary pun mengimbau semua pihak agar tidak menyalahgunakan media sosial untuk kepentingan yang merugikan masyarakat.

Dia juga mengingatkan bahwa penyebaran ajakan yang memicu kericuhan bisa berpotensi dan berujung pada proses hukum.

Pemerintah Panggil TikTok dan Meta

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital (Wamenkomdigi) Angga Raka Prabowo menegaskan, fenomena disinformasi, fitnah, dan kebencian (DFK) di media sosial akan merusak sendi demokrasi.

Pihaknya akan memanggil sejumlah platform media sosial yang dinilai bertanggung jawab atas informasi yang beredar.

Beberapa platform media sosial yang dipanggil di antaranya TikTok dan Meta.

Meta adalah perusahaan teknologi global yang menjadi induk dari Facebook, Instagram, WhatsApp , dan berbagai produk digital lainnya.

Pemanggilan ini menyusul demo yang terjadi di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI yang berujung ricuh karena konten provokatif di media sosial.

"Iya (akan memanggil). Saya pribadi, tadi sama Pak Dirjen juga, saya hubungi. Yang pertama, saya sudah hubungi Head TikTok Asia Pasifik, Helena. Saya minta mereka ke Jakarta, kita akan bercerita tentang fenomena ini," kata Angga Raka di Kantor PCO, Jakarta Pusat, Selasa (26/8/2025) dikutip dari Tribun Jabar.

"Dan kita juga sudah komunikasi dengan TikTok Indonesia," ucapnya.

Demo Bermula dari DPR

Aksi demonstrasi di Jakarta dan sejumlah daerah dalam tiga hari ini bermula di DPR pada tanggal 25 dan 28 Agustus 2025.

Salah satu yang menjadi tuntutan pendemo tersebut adalah terkait tunjangan DPR.

Pada tanggal 28 Agustus 2025, aksi pengejaran peserta demonstrasi menelan korban seorang pengemudi ojek online (ojol) di Jakarta, Affan Kurniawan (21).

Affan meninggal usai dilindas rantis brimob di Pejompongan, Jakarta Pusat.

Hal itu memicu kemarahan driver ojol, mahasiswa dan masyarakat. Aksi demo pun pecah dan berujung anarkis di sejumlah titik di Jakarta dan sejumlah daerah.

(Tribunnews.com/Glery Lazuardi, Taufik Ismail) (Kompas.com/Rahel Narda Chaterine, Dita Angga Rusiana)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved