Berita Viral

Doni Pratama Dituduh Jadi Ojol Gadungan Usai Diundang Bertemu Gibran, Dapat Ancaman Akan Dihabisi

Usai diundang Gibran, Doni mengaku kerap mendapat tudingan sebagai 'ojol gadungan' hingga diancam akan dihabisi

Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Fitriadi
Kompas.com
OJOL DONI - Pertemuan Wapres Gibran dan perwakilan ojol itu dilakukan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Minggu (31/8/2025). 

BANGKAPOS.COM -- Doni Pratama ojol yang diundang bertemu dengan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka dituduh sebagai ojol gadungan.

Ia bahkan sampai mendapat ancaman yang berdampak terhadap keluarganya.

Seblumnya agenda pertemuan sang wapres dengan perwakilan sopir ojek online (ojol) dari berbagai aplikasi masih menyisakan polemik.

Baca juga: Sosok & Tampang Polisi Viral Tolak Bantu Penjual Es Kopi yang Kehilangan Hp Bukan Urusan Saya

Pertemuan Wapres Gibran dan perwakilan ojol itu dilakukan di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Minggu (31/8/2025).

Wapres Gibran mengundang perwakilan ojol itu untuk mendengar dan menyerap masukan terkait dengan demonstrasi yang terjadi di Indonesia, yang melibatkan para ojol

Sayangnya, potret pertemuan Gibran dan para sopir ojol itu justru mendapat banyak cibiran.

Warganet berspekulasi bahwa perwakilan ojol tersebut adalah pihak lain dan bukan merupakan mitra ojol.

Hal itu dilihat dari atribut yang digunakan dan beberapa foto dengan wajah serupa, namun berbeda profesi.

Seorang sopir ojol dari aplikasi Indrive, Doni Pratama (37), menceritakan momen pertemuan dengan putra sulung Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) itu. 

Soal undangan ke Istana Wapres, Doni mengaku tidak tahu-menahu soal mekanisme seleksi.

Ia hanya ditunjuk langsung oleh pihak Indrive karena dianggap aktif dan kerap hadir dalam kegiatan resmi perusahaan.

“Kemarin itu saya memang dihubungi oleh pihak Indrive, mereka menelepon saya untuk menghadiri acara tersebut,” kata Doni, dikutip dari Kompas.com.

Ia menegaskan, kehadirannya bukan untuk mewakili seluruh driver ojol, melainkan hanya mewakili pengemudi Indrive.

Dalam pertemuan dengan Gibran, Doni bahkan sempat mengajukan pertanyaan langsung soal proses hukum kasus Affan.

Ia menanyakan keabsahan status tujuh tersangka yang diumumkan kepolisian.

“Saya tanya sama Pak Wapres, 'Pak maaf, apakah memang benar tujuh tersangka itu yang terjadi?'."

"Karena kita warga, netizen meragukan kan tidak jelas, apakah benar atau tidak. Pak Wapres cuma menjawab intinya, 'Ikuti saja, proses hukum akan dijalani secara transparan, tolong percaya dulu sama pemerintah',” ucap Doni menirukan percakapannya dengan Gibran.

Selain itu, driver ojol juga mengusulkan agar pemerintah memberi subsidi berupa BPJS Ketenagakerjaan untuk mitra ojol, serta mendesak adanya payung hukum yang jelas bagi profesi pengemudi aplikasi.

Doni driver ojol aktif

Doni memastikan dirinya memang driver ojol aktif.

Ia bergabung dengan aplikasi transportasi asal Rusia itu sejak 2020.

Sebelum menjadi driver ojol, Doni memiliki pengalaman sebagai wartawan foto.

Alumnus broadcasting Bina Sarana Informatika itu sempat bekerja di media hiburan sejak 2012.

“Awalnya di digital dulu, akhirnya gabung di tabloid juga, ya tugas saya hanya mendokumentasikan acara-acara hiburan, jadi konser musik, kasus-kasus artis,” ujarnya.

Kini, Doni memilih menggantungkan nafkah keluarga dari aplikasi Indrive.

Ia juga sembari mengembangkan konten di TikTok dan Youtube, yang berisi informasi terkait dunia ojol

Bahkan, ia sempat membuat program Driver Undercover yang mewawancarai sesama pengemudi.

“Bisa dibilang full time, tapi saya juga, punya sampingan lain gitu. Yang tadi saya bilang, saya punya warkop."

"Cuma untuk sementara ini, saya tutup karena kondisi sekarang ini dan saya juga jualan online,” kata Doni.

Selain itu, Ia juga dikenal sebagai salah satu pendiri Molis Indrive Club, komunitas motor listrik di kalangan pengemudi Indrive.

Bagi Doni, pengakuan sebagai ojol resmi seharusnya cukup dibuktikan dengan status terdaftar sebagai mitra aplikasi, bukan dengan keanggotaan di asosiasi atau serikat tertentu.

Doni menilai tudingan bahwa dirinya bukan pengemudi ojol bermula dari pernyataan salah satu tokoh Garda Indonesia.

Doni kecewa karena seolah-olah ada standar ganda soal siapa yang diakui sebagai driver.

“Apakah kita harus daftar di semua komunitas? Itu baru diakuin gitu dan apakah kita harus masuk asosiasi atau serikat pekerja ojol? Kan enggak gitu,” ujar dia.

Meski begitu, ia menegaskan tidak ada kewajiban hukum yang mengharuskan pengemudi ojol menjadi anggota asosiasi.

“Memang saya bukan anggota, tapi kan tidak ada mau wajibnya ke sana,” kata dia.

Keluarga Kena Imbas

Doni mengaku masih kerap mendapat tudingan sebagai 'ojol gadungan', meski sudah melakukan klarifikasi berulang kali. 

Menurut dia, dampak terberat justru dirasakan keluarganya.

“Keluarga saya, istri anak saya nge-drop. Walaupun mungkin mereka tidak menunjukkan kesedihan atau apa, tapi dari segi kesehatan, ini nge-drop banget,” kata Doni.

“Anak saya mungkin diem, awalnya enggak ini. Tapi dia juga akhirnya bicara, bahwa teman-temannya bilang, bahwa ayah kamu ada di sini, ada gini."

"Dan dia nggak bisa jawab apa-apa. Saya cuma khawatir ya, mentalnya gitu, karena anak saya ini kan masih panjang,” imbuh dia.

Ia berharap tudingan semacam itu berhenti dan orang yang terlanjur menuduh bisa meminta maaf, bukan hanya kepadanya, tetapi juga kepada komunitas ojol di seluruh Indonesia.

Dapat Ancaman

Tudingan itu kemudian berdampak pada nasibnya yang kerap mendapat ancaman di media sosial.

Doni Pratama mendapat ancaman melalui media sosial.

"Ada satu akun yang ngancam saya. Satu ya di sosial media saya, intinya dia ngancem, awas bakal gua cari lu, gua 'abisin'," ujar Doni, dikutip SURYA.CO.ID dari Kompas.com. 

Menurut Doni, ancaman itu muncul setelah dirinya dituding sebagai ojol gadungan oleh sejumlah warganet.

Tidak hanya dirinya, keluarga Doni juga ikut terdampak. Foto pribadinya saat mengenakan jas dan dasi tersebar di media sosial, hingga membuat orang tuanya merasa khawatir.

"Kalau keluarga sebenarnya lebih bertanya ya."

"Orang tua saya juga WA, foto saya pakai jas dan dasi, itu bener-bener foto saya, itu real foto saya, tapi itu, foto diambil saat waktu acara pesta atau kondangan," jelas Doni.

Meski diterpa tudingan dan ancaman, Doni memilih mengambil sisi positif. Ia menyebutkan, justru mendapatkan banyak dukungan dari sesama driver maupun warganet lain.

"Ya saya ambil hikmahnya, follower saya tambah banyak gitu, walaupun banyak yang menghujat juga, tapi saya sayangkan, teman-teman netizen ini, akhirnya jadi, saling ardu argume, ada yang pro, ada yang bela gitu," kata dia.

(Bangkapos.com/Surya.co.id/Kompas.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved