Apa Itu Program Dana Abadi, yang Bikin Rektor UI Prof Heri Hermansyah Diteriaki Zionis
Insiden bermula ketika Prof. Heri naik ke mimbar dan memperkenalkan program Dana Abadi UI kepada para wisudawan dan mahasiswa baru.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Dedy Qurniawan
BANGKAPOS.COM -- Prof Heri Hermansyah yang diteriaki zionis saat kenalkan program dana abadi.
Publik baru-baru ini digemparkan oleh sebuah rekaman video yang menampilkan Rektor Universitas Indonesia (UI), Prof. Heri Hermansyah, mendapat teriakan "Zionis" saat menghadiri acara resmi kampus.
Kejadian itu berlangsung di Balairung UI pada Kamis (11/9/2025), ketika kampus menggelar prosesi wisuda sekaligus penyambutan mahasiswa baru.
Baca juga: Sosok Prof Heri Hermansyah, Rektor UI Diteriaki Zionis, Hadirkan Tokoh Pro Israel & Minta Dana Abadi
Istilah Zionis sendiri merujuk pada pendukung gerakan Zionisme, sebuah ideologi nasionalisme Yahudi yang bertujuan membangun dan mempertahankan tanah air bagi bangsa Yahudi di Palestina, yang kini dikenal sebagai Tanah Israel.
Insiden bermula ketika Prof. Heri naik ke mimbar dan memperkenalkan program Dana Abadi UI kepada para wisudawan dan mahasiswa baru.
Mengutip keterangan dari situs resmi UI, Dana Abadi UI merupakan upaya strategis universitas untuk mendukung tridarma perguruan tinggi, pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada masyarakat.
Dana tersebut juga difungsikan untuk penyediaan beasiswa dan pembiayaan program pengembangan sivitas akademika.
Dalam pidatonya, Prof. Heri menyampaikan ajakan kepada hadirin.
"Ya, kita juga sama seperti para wisudawan. Saya alumni UI, saya cinta UI. Kita akan membesarkan UI semampunya kita sumbang."
"Para orang tua juga, para orang tua silakan keluarkan HP-nya ya," ujar Rektor UI sembari menampilkan telepon genggamnya.
Namun, bukannya mendapat sambutan positif, sejumlah hadirin justru melontarkan teriakan, "Zionis, zionis, zionis," hingga suara tersebut bergema di Balairung.
Direktur Humas, Media, Pemerintah, dan Internasional UI, Prof. Arie Afriansyah, S.H., MIL., Ph.D., angkat bicara mengenai situasi tersebut.
Ia menegaskan bahwa sesi yang dipandu Prof. Heri sejatinya adalah bagian dari perkenalan program Dana Abadi UI kepada para wisudawan beserta orang tua.
"Dana Abadi itu dikelola untuk kepentingan sivitas akademika, mulai dari pengembangan riset hingga membantu para mahasiswa yang memiliki keterbatasan finansial untuk menyelesaikan studinya," kata Prof. Arie, Jumat (12/9/2025), melansir dari Tribunnews.
Ia menambahkan, "Bahkan, jika sudah memungkinkan, UI akan memberikan beasiswa penuh kepada mahasiswa UI yang memang sesuai kategorinya nanti."
Sosok Prof Heri Hermansyah
Prof. DR. Ir. Heri Hermansyah, S.T., M.ENG., IPU lahir 18 Januari 1976 merupakan seorang akademisi dalam Ilmu Teknik dan Guru Besar dalam Ilmu Rekayasa Proses Bioreaksi dari Indonesia.
Ia saat ini menjabat sebagai rektor Universitas Indonesia untuk periode 2024 hingga 2029 sejak 4 Desember 2024.
Sebelumnya beliau adalah Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI). Heri merupakan Guru Besar termuda di FT UI yang dikukuhkan pada tanggal 19 Juni 2013 dalam usia 37 tahun.
Selama menjabat sebagai Dekan, Heri membawa Fakultas Teknik Universitas Indonesia menjadi kampus teknik terbaik menurut predikat Times Higher Education (THE) pada tahun 2023 dan 2024.
Selain itu, pada saat kepemimpinannya, Program Studi Teknik Kimia, Arsitektur, Teknik Mesin dan Teknik Elektro UI menjadi program studi terbaik di Indonesia berdasarkan ranking QS.
Heri memprakarsai pembangunan sejumlah infrastruktur pendukung di Fakultas Teknik seperti gedung InterDisciplinary Engineering (IDE), yang mana di dalamnya terdapat laboratorium penelitian maju interdisiplin keteknikan untuk bidang transisi energi, biosystem dan bioengineering, dan smart city.
Selain itu untuk menaungi program studi interdisiplin, Heri membentuk departemen baru yang ke-8 di FTUI yaitu Departemen Interdisiplin Keteknikan (DIK).[5]
Heri memulai kariernya sebagai staf pada sebuah perusahaan perdagangan internasional sebelum kembali ke almamaternya sebagai dosen.
Ia secara resmi menjadi dosen muda di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia per 1 Maret 1999.
Selain mengajar dan meneliti, ia mendapatkan beberapa amanah untuk menempati beberapa jabatan struktural secara berjenjang.
Pada level departemen, Heri pernah menjabat sebagai Ketua Group Riset Rekayasa Industri Bioproses, Direktur Unit Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat Teknik Gas dan Petrokimia (UPPM TGP), dan Ketua Program Studi Teknik Bioproses.
Heri dipercaya sebagai Manager Kerjasama, Kemahasiswaan, Alumni dan Ventura.
Atas keberhasilannya di tingkat fakultas, ia kemudian diangkat sebagai Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia dari tahun 2016 hingga 2019.
Dari tingkat Universitas, Heri dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual di Kementerian Riset dan Teknologi-Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek–BRIN) dari tahun 2020 hingga 2021 sebelum terpilih menjadi dekan pada tahun 2022.
Heri aktif dalam organisasi profesi Asian Federation of Biotechnology (AFOB) sebagai Advisory Board tahun 2012 – 2021 dan terakhir menjabat sebagai Wakil Presiden AFOB dari tahun 2021 hingga kini.
Hadirkan Tokoh Pro-Israel
Universitas Indonesia sempat menjadi sorotan tajam usai menghadirkan Peter Berkowitz sebagai pembicara utama dalam acara Pengenalan Sistem Akademik Universitas (PSAU) Pascasarjana 2025.
Kehadiran Berkowitz di Balairung UI, Depok, pada Sabtu, 23 Agustus 2025, langsung menuai protes dan kritik, khususnya di media sosial.
Polemik mencuat setelah akun X @kastratofe mengunggah kritik tajam terhadap undangan UI tersebut.
"Universitas Indonesia mengundang Peter Berkowitz; seorang zionis dan pembela genosida Israel, sebagai pembicara di Orientasi Program Pascasarjana UI 2025," tulis akun itu.
Unggahan tersebut viral dan mendapat beragam respons, sebagian besar mempertanyakan keputusan UI.
Berkowitz dikenal sebagai akademisi yang vokal membela Israel.
Jejak rekamnya memperlihatkan pandangan politik yang kerap berpihak pada kebijakan militer Israel, bahkan tidak jarang mengecam dukungan terhadap Palestina yang berkembang di lingkungan akademis internasional.
Pihak UI kemudian memberikan klarifikasi dan permintaan maaf terkait hal ini.
Berikut poin-poinya dikutip dari Instagram @univ_indonesia:
1. Universitas Indonesia (UI) menyampaikan terima kasih kepada semua pihak atas kritik dan masukan sebagai bagian dari kebebasan menyampaikan pendapat yang bersifat konstruktif.
2. UI tetap konsisten pada sikap dan pendirian berdasarkan konstitusi Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, yang terus memperjuangkan agar penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, termasuk terdepan dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina menghadapi penjajahan yang dilakukan Israel. UI mendukung penuh Kemerdekaan bagi bangsa Palestina. Hal ini disampaikan langsung oleh Rektor UI kepada Duta Besar Palestina saat kunjungannya ke UI pada 17 Januari 2025 yang lalu.
3. Kami memahami reaksi dan keprihatinan publik yang mungkin muncul akibat orasi yang disampaikan oleh salah seorang akademisi tamu pada kegiatan PSAU tersebut. Kasus ini menjadi sebuah pembelajaran sekaligus bentuk perhatian positif untuk UI agar lebih selektif dan sensitif dalam mempertimbangkan berbagai aspek saat mengundang akademisi internasional pada masa yang akan datang.
4. Bagi UI, orasi yang disiapkan dalam kegiatan tersebut semata-mata bertujuan untuk memberikan perspektif dari figur institusi terkemuka di dunia dalam bidang Sosial Humaniora dan Sains, Teknologi, Teknik, dan Matematika (STEM). Saat pemilihan kandidat pembicara, UI menilai bahwa Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions - University of Stanford) dan Dr. Ir. Sigit P. Santosa (PT Pindad, Alumni terkemuka MIT di Indonesia) adalah di antara nama-nama terbaik dari luar negeri dan dalam negeri dalam bidang terkait.
5. Tidak ada maksud lain dalam memberikan kesempatan kepada kedua tokoh tersebut berorasi selain untuk kepentingan akademik. Orasi selengkapnya dari kedua tokoh dalam acara PSAU tersebut dapat dilihat kembali oleh semua pihak dalam kanal resmi YouTube Universitas Indonesia di mana isi orasinya memang murni tentang apa yang diharapkan.
6. Adapun tentang latar belakang pembicara dari luar negeri, Prof. Peter Berkowitz (The Hoover Institutions - University of Stanford), dengan segala kerendahan hati UI mengakui kurang hati- hati, dan untuk itu UI meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Indonesia atas kekhilafan dalam kekurangcermatan saat melakukan background check terhadap yang bersangkutan.
7. Dalam kesempatan ini, Ul juga dengan tegas menyatakan akan terus berkomitmen sesuai dengan perjuangan bangsa Indonesia dalam menghapus penjajahan dan akan melakukan perbaikan dalam semua lini tata kelola universitas untuk menjamin iklim kebebasan akademik dan demokrasi terus terawat dengan baik.
Peristiwa teriakan "Zionis" kepada Rektor UI menunjukkan bahwa isu-isu global sering kali bergaung hingga ke ruang-ruang akademik dalam negeri. Reaksi spontan hadirin memperlihatkan sensitivitas masyarakat Indonesia terhadap konflik Palestina-Israel, meskipun konteks yang sedang dibicarakan sebenarnya soal Dana Abadi UI.
Bagi saya, insiden ini memberi dua catatan penting. Pertama, kampus sebagai ruang intelektual memang tidak bisa steril dari dinamika sosial-politik global. Wajar jika mahasiswa maupun orang tua membawa keresahan mereka ke ruang publik, termasuk ke dalam acara akademik.
Kedua, di sisi lain, penting bagi universitas untuk menjelaskan program strategisnya dengan lebih komunikatif, sehingga tidak menimbulkan salah persepsi. Dana Abadi UI sejatinya adalah langkah positif untuk memperkuat pendidikan dan riset. Namun, jika cara penyampaiannya tidak tepat, pesan itu bisa mudah terdistorsi oleh sentimen publik yang sedang tinggi.
Singkatnya, insiden ini menjadi pengingat bahwa komunikasi publik di institusi pendidikan bukan sekadar menyampaikan program, melainkan juga membangun kepercayaan dan sensitivitas terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat.
(Bangkapos.com/Tribunnews/Surya.co.id)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.