Berita Viral
Sahara Istri Bos Rental Mobil Minta Maaf ke Yai Mim, Akui Kasar, Eks Dosen UIN Malang Akan Damai
Dengan nada penyesalan, Sahara kemudian menyampaikan permohonan maaf yang juga disaksikan Denny Sumargo.
Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Fitriadi
BANGKAPOS.COM -- Nurul Sahara, istri pemilik rental mobil menyampaikan permintaan maaf kepada Yai Mim, eks dosen UIN Malang, Jawa Timur.
Dalam pengakuannya, Sahara menyadari dirinya salah dan berlaku kasar kepada pemilik nama asli Imam Muslimin tersebut.
Permintaan maaf Nurul Sahara itu saat ia diundang Denny Sumargo di podcastnya.
Baca juga: Sosok Wanda Hamidah Gabung Aktivis Global Sumud Flotilla, Dicegat Tentara Israel
Sayangnya podcast tersebut urung ditayangkan Denny Sumargo karena sebuah alasan.
Momen tersebut terjadi lewat sambungan telepon yang difasilitasi oleh Denny Sumargo.
Pantauan Sripoku.com di akun TikTok @ceritanyagini, percakapan itu terekam dengan menampilkan cuplikan podcast bersama keluarga Sahara di podcast yang hingga kini belum ditayangkan.
Video tersebut tampak masih dalam tahap editing di layar komputer Denny Sumargo, awal percakapan diawali dengan dirinya berbicara langsung dengan Yai Mim.
Saat ditanya, Yai Mim terdengar menjawab singkat, “boleh.. boleh,”.
Baca juga: Nadya Almira Buka Suara soal Tabrak Lari, Sentil Adik Korban yang Viralkan: Apa Maksudnya
Setelah itu, Denny Sumargo menyerahkan ponselnya kepada Nurul Sahara.
Dialog singkat pun berlangsung. “Assalamualaikum,” sapa Nurul membuka percakapan.
“Waalaikumsalam, piye Mba Sahara, sehat?,” balas Yai Mim.
Dengan nada penyesalan, Sahara kemudian menyampaikan permohonan maaf yang juga disaksikan Denny Sumargo.
“Saya mohon maaf atas omongan saya yang kasar, perkataan saya yang kurang baik kepada panjenengan,” ucapnya.
Sayangnya, cuplikan itu berhenti sampai di situ. Kelanjutan obrolan, termasuk bagaimana tanggapan Yai Mim atas permintaan maaf tersebut, tidak ditampilkan dalam video.
Di sisi lain, kepastian muncul bahwa episode podcast Sahara di kanal Denny Sumargo tidak jadi ditayangkan.
Semula, konten tersebut dijadwalkan rilis pada Rabu (1/10/2025) pukul 19.00 WIB.
Namun, gelombang protes warganet membuat Denny mengubah keputusan.
“Jadi sesuai dengan vote, saya kan biasanya podcast harusnya tayang jam 7 malam, podcast yang Sahara, dan sesuai janji saya karena votenya banyak yang ingin tidak tayang, maka hari ini saya tidak tayangkan,” jelas Denny melalui akun TikTok resminya, @dennysumargoreal, Kamis (2/10/2025).
Yai Mim Minta Video Ditayangkan
Kendati mayoritas netizen meminta agar podcast Denny Sumargo dengan Sahara tidak ditayangkan, Imam Muslimin atau Kiai Imim (Yai Mim), justru mendesak agar tayangan tersebut tetap dipublikasikan.
Menurutnya, podcast itu penting agar publik melihat dari dua sisi.
"Bang Densu yang saya hormati, sekalipun mayoritas netizen menghendaki supaya tidak ditayangkan, saya justru sebaliknya."
"Saya adalah bagian dari minoritas yang ingin podcast tersebut tetap ditayangkan," kata Yai Mim lewat Instragamnya pada Kamis (2/10/2025).
Meski dirinya dan Sahara berseteru hingga saling lapor polisi, Sahara akhirnya menyampaikan permohonan maaf.
Kebenaran, kata Yai Mim, melihat kebenaran itu sifatnya subjektif sehingga setiap pihak berhak merasa benar.
"Dalam kasus ini, saya yakin seyakin-yakinnya bahwa Ibu Sahara merasa benar, dan itu saya hormati."
"Itu kebenaran subjektif beliau. Tapi apakah benar-benar merasa benar, hanya beliau sendiri yang tahu," tambahnya.
Yai Mim mengajak semua pihak untuk berdamai dan tidak memperkeruh suasana.
Ia meminta kepada Sahara untuk saling menghargai dalam hidup bertetangga sehingga konflik yang selama ini terjadi hingga viral tidak terulang lagi.
"Walaupun begitu saya mengajak secara manusia ibu Sahara kita baik-baik, jamin aman tidak ada pembakaran-pembakaran, tidak ada pembakaran sajadah, tidak ada penghalangan siapapun menghargai masing-masing."
"Jalan tetaplah jalan, mohon tidak parkir di jalanan, silakan parkir di tempat parkir, mohon tidak parkir di depan pintu, jangan parkir di lahan yg telah diwakafkan oleh seseorang," katanya.
Ia menegaskan perdamaian akan segera dilakukan agar tidak terjadi keributan yang berlarut-larut.
"Kita akan damai pak, Insya Allah damai. saya akan kembali kepada seperti dulu. Terimakasih tayangan Bang Densu, supaya bisa lihat kebenaran tetaplah kebenaran, kebatilan tetaplah kebatilan," pungkasnya.
Yai Mim Tolak Damai dengan Sahara
Sebelumnya, Yai Mim menolak damai dengan Nurul Sahara meski bos rental mobil itu telah menyampaikan permintaan maaf.
Yai Mim bahkan meminta Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, untuk menjadi penonton 'perang' antara dirinya dan Sahara.
Yai Mim mengatakan dirinya tidak pernah menuntut agar tetangganya itu meminta maaf.
Sebaliknya, ia menuturkan bahwa secara pribadi tidak pernah menganggap Suhara bersalah.
"Secara pribadi saya dan istri, Rosida, tidak ada masalah. Bagi saya, Ibu Suhara bukanlah kesalahan, tapi sebuah kebenaran."
"Maka saya tidak menuntut Ibu Suhara untuk minta maaf, karena bagi saya ia tidak salah,” ujar Yai Mim, melalui unggahan Instagramnya, Rabu, (1/9/2025).
Meski begitu, ia menilai tindakan yang dilakukan Ibu Sahara menimbulkan keresahan hingga berdampak pada kalangan keluarganya maupun masyarakat luas setelah viral di media sosial.
“Dampaknya terasa bagi anak dan istri lama saya, mantan istri, menantu, santri, bahkan masyarakat luas sampai Papua. Mereka resah,” terangnya.
Dalam pernyataannya, Yai Mim menegaskan bahwa dirinya berpegang pada prinsip perang ala Majapahit yang tidak mengenal kata mundur maupun mediasi.
Menurut Yai Mim, terdapat kaedah dalam ilmu perang yang diadopsi dari tradisi Majapahit, yakni “berlalang menyambar mangsa.”
Artinya, ketika perang sudah dimulai, serangan harus dilakukan habis-habisan hingga lawan benar-benar kalah.
"Nah, kalau sudah perang, tentara Majapahit terus habis-habis sampai mati," katanya.
“Kalau sudah generang perang ditabuh, tidak boleh mundur apalagi gencatan senjata. Tidak ada istilah mediasi,” tegas Yai Mim.
Yai Mim menyebut laporan yang dilayangkan oleh Suhara merupakan tanda bahwa pihak lawan sudah menabuh genderang perang.
Sebagai balasan, dirinya pun menunjuk Agustian Anggi Syakian beserta rekan-rekan sebagai kuasa hukumnya untuk menghadapi proses tersebut.
“Kalau sudah saling menabuh genderang perang, maka jangan ada yang mundur. Biarkan kami perang. Pak Wali cukup jadi penonton. Yang menang kita apresiasi, yang kalah biar jadi pelajaran,” kata Yai Mim.
Karena itu, Yai Mim menegaskan konflik ini akan terus dibiarkan berjalan melalui jalur hukum tanpa upaya damai.
“Untuk itu, kita ikuti saja proses hukumnya. Terima kasih,” pungkasnya.
Sikap Yai Mim ini sekaligus mempertegas bahwa dirinya tetap menolak mediasi dalam perseteruan dengan Ibu Suhara, meskipun secara pribadi ia menyebut tidak menyimpan dendam maupun tuntutan permintaan maaf.
Minta Wali Kota Malang jadi Penonton
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat berencana untuk melakukan mediasi antara Yai Mim dengan Nurul Sahara.
Namun Yai Mim tak mau Wahyu Hidayat tidak ikut campur dalam konflik mereka.
Ia meminta Wali Kota Malang untuk jadi penonton "perang" antar dirinya dan Sahara.
"Kalau sudah saling menabuh genderang perang maka jangan ada yang mundur alias tidak ada mediasi lagi Pak Wali, jadi biarkan kami perang."
"Pak Wali harus melihat sebagai penonton saja. sebagai penonton yang baik, nanti yang menang kita apresiasi yang kalah semoga jd pelajaran kenapa anda kalah," kata Yai Mim, seperti dikutip dari Instagram resminya pada Rabu (1/10/2025).
Yai Mim mengaku mengambil prinsip dari perang Majapahit.
Pasukan Majapahit selalu menyerang habis-habisan tanpa mengenal gencatan senjata.
Bahkan, Yai Mim telah menunjuk "Panglima Perangnya" bernama Agustian Anggi Siagian untuk menghadapi kasus hukum yang menimpanya.
Pemicu perang yang memanas itu, kata Yai Mim, laporan Sahara ke pihak berwajib.
Hal itu dinilai merupakan tanda bahwa Sahara yang menabuh genderang perang terlebih dahulu.
"Kalau saya kalah atau saya salah, saya siap masuk penjara alias, tapi kalau menang ya kudu diakui," lanjutnya.
Menurutnya, tidak ada kata damai ketika genderang perang sudah saling ditabuhkan.
Sebab, jika salah satu pihak mundur, justru berpotensi memicu konflik lanjutan antar pendukung mereka.
"Jadi, kalau sudah genderang perang ditabuh jangan ada yang mundur. Kenapa? Ya kalau saya yang mundur, akhirnya terjadi perang saudara, artinya apa? Saya ganti perang dengan pendukung saya."
"Demikian pula ibu Sahara, jangan mundur kalau sampeyan mundur, sampeyan akan diperangi oleh pendukung sampeyan," pungkasnya.
Sebelumnya, Walikota Malang digeruduk untuk ikut berperan menyelesaikan konflik warganya, yakni Imam Muslimin atau Yai Mim dengan Nurul Sahara.
Yai Mim dan Nurul Sahara berseteru hingga membuat Yai Mim diusir dari tempat tinggalnya.
Tak hanya itu, Yai Mim yang diketahui dosen UIN Malang tersebut juga harus keluar dari tempatnya bekerja.
Menanggapi banyaknya tuntutan untuk menyelesaikan perseteruan antar keduanya, Wahyu Hidayat memberikan reaksinya dengan mempertemukan keduanya.
Pada unggahannya di akun Instagram pribadinya @wahyuhidayatmbois pada Senin (29/9/2025), sang wali kota membubuhkan keterangan tertulis.
Awalnya ia mengucap terima kasih kepada warga yang telah mencolek dirinya pada kabar viral keributan lewat media sosial.
Kemudian ia menyatakan telah mengatur mediasi.
Tak lupa ia meminta doa agar kasus ini cepat selesai dan kedua pihak bisa kembali berdamai.
Berikut tulisnya:
"Matur Suwun,
Untuk semua yang sudah nge-tag dan Komen terkait Viral ribut antar tetangga di Sebuah Perumahan di Kelurahan Merjosari.
Besok, kedua belah pihak akan dipertemukan, dimediasi di Kelurahan Merjosari. Pak Lurah Merjosari dan Pak Camat Lowokwaru akan memantau langsung.
Insyaa Allah, aku yo bakal hadir langsung memantau jalannya mediasi.
Sing tenang, Pemerintah Kota Malang, khususnya saya, gak akan tinggal diam dengan masalah ini. Saat ini sedang saya pelajari, dan tentunya harus diselesaikan dengan kepala dingin, tidak tergesa-gesa dan emosi.
Dungakno yo rek, masalah iki ndang nemu solusi, adem ayem kembali hubungan sebagai tetangga berdampingan. Aamiin.
(Bangkapos.com/Sripoku.com/TribunJakarta.com)
| Oknum Satpol PP Aceh Terancam Dipecat Imbas Suami Ceraikan Istri Setelah Lolos P3K Viral |   | 
|---|
| Isak Tangis Hakim Non Aktif Djuyamto di Persidangan Korupsi CPO, Bikin Majelis Minta Maaf |   | 
|---|
| Tampang Suami yang Ceraikan Melda Safitri Usai Lulus PPPK, Sudah Lama Mau Pisah Tapi Istri Hamil |   | 
|---|
| Profil Brigjen Mohammad Andhy Kusuma, Kasdam Diponegoro Lulusan Akmil 1993 dan S3 Unsoed |   | 
|---|
| Sumber Uang Mat Yasin, Pengusaha Besi yang Rogoh Uang Pribadi Rp2 M untuk Bangun Jalan Desa |   | 
|---|


 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											 
											
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.