Siswi SMK Bandung Barat Meninggal Dunia, DIkaitkan Keracunan MBG, Ini Fakta dan Klarifikasinya

Siswi SMK Bandung Barat, Bunga Rahmawati (17), meninggal dunia alami gejala mirip keracunan. Sempat dikaitkan dengan makanan bergizi gratis (MBG

Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Kolase Istimewa/Instagram @lbj_jakarta
SISWI MENINGGAL DUNIA: Tangkapan layar foto unggahan kabar duka siswi di Bandung Barat berinisial BR (17) meninggal dunia (kiri) dikaitkan dengan keracunan Makan Bergizi Gratis (MBG) dan foto isi menu MBG (kanan). Fakta-fakta siswi di Bandung Barat meninggal dikaitkan dengan keracunan MBG, pihak keluarga menolak autopsi. 

BANGKAPOS.COM--Kasus meninggalnya seorang siswi SMK Negeri 1 Cihampelas, Bandung Barat, Jawa Barat, bernama Bunga Rahmawati (17), sempat menghebohkan publik.

Pasalnya, kematian siswi kelas XII itu terjadi tidak lama setelah insiden keracunan massal akibat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang melibatkan ratusan siswa di sekolah yang sama.

Isu yang beredar cepat di media sosial dan grup percakapan WhatsApp orang tua siswa sempat mengaitkan meninggalnya Bunga dengan kasus keracunan MBG.

Namun, setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut oleh pihak sekolah, Puskesmas, Dinas Kesehatan, hingga aparat setempat, muncul sejumlah fakta yang meluruskan kabar tersebut.

Berikut rangkuman fakta, kronologi, dan klarifikasi resmi terkait kasus yang menyita perhatian masyarakat luas ini.

1. Sosok Korban: Siswi Berprestasi yang Aktif di Sekolah

Korban bernama Bunga Rahmawati (17), siswi kelas XII jurusan di SMK Negeri 1 Cihampelas, Bandung Barat.

Ia dikenal sebagai anak yang berprestasi dan aktif mengikuti kegiatan sekolah.

Bunga sempat ikut mengonsumsi paket Makanan Bergizi Gratis (MBG) pada Rabu, 24 September 2025, bersamaan dengan ratusan siswa lain.

Namun, berbeda dengan 121 siswa yang langsung mengalami gejala keracunan, Bunga saat itu tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.

Salah seorang guru, Dady, menegaskan bahwa Bunga tidak termasuk dalam daftar siswa yang dirawat di posko kesehatan, Puskesmas, maupun rumah sakit.

“Betul yang bersangkutan siswi kami dan ikut menerima MBG. Tapi dia tidak tercatat masuk posko, Puskesmas, maupun rumah sakit saat kejadian keracunan massal,” ujar Dady, Rabu (1/10/2025).

2. Kronologi Meninggal Dunia

Informasi kronologi meninggalnya Bunga disampaikan oleh Camat Cihampelas, Agus Rudianto, yang merujuk pada keterangan keluarga.

  • Senin (29/9/2025): Bunga masih masuk sekolah seperti biasa. Namun malam harinya ia mengeluh sakit kepala, mual, dan pusing.
  • Selasa (30/9/2025): Kondisinya sempat membaik setelah diberi obat masuk angin. Bahkan ia masih bisa mengikuti pelajaran di sekolah.
  • Sepulang sekolah, adiknya mendapati Bunga dalam kondisi tidak sadarkan diri di kamar, dengan mulut berbusa dan mata melotot.
  • Keluarga segera melarikan Bunga ke RSUD Cililin, namun siswi itu dinyatakan meninggal dunia dalam perjalanan dengan ambulans.

Jenazah Bunga dimakamkan di kampung halamannya, Kampung Selakopi, Desa Cihampelas, Kecamatan Cihampelas, pada Rabu (1/10/2025).

3. Gejala Mirip Keracunan, tapi Bukan karena MBG

Kepala Puskesmas Cihampelas, Edah Jubaidah, menyebutkan bahwa gejala yang dialami Bunga memang mirip dengan keracunan makanan, seperti mual dan pusing.

Namun ia menekankan bahwa jarak waktu antara konsumsi MBG (24/9/2025) dengan munculnya gejala (29/9/2025) terlalu jauh untuk bisa dikategorikan sebagai keracunan MBG.

“Gejalanya memang keracunan, tapi jarak waktu dari makan MBG cukup jauh. Kemungkinan juga Bunga sudah mengonsumsi makanan lain selain MBG,” jelas Edah.
 
4. Keluarga Tolak Autopsi

Kematian Bunga sempat menimbulkan spekulasi liar. Polisi dan tim kesehatan menawarkan autopsi untuk memastikan penyebab kematian.

Namun, keluarga menolak permintaan tersebut.

Nanang (53), paman korban, mengatakan keluarga menganggap kematian Bunga sebagai takdir.

“Ke sini banyak yang datang, dari RT, dari Jakarta, bahkan Polres juga ada. Mereka sempat menyarankan autopsi, tapi keluarga menolak. Sudah saja,” kata Nanang.

Dengan penolakan autopsi, penyebab kematian Bunga tidak bisa dipastikan secara medis melalui pemeriksaan forensik.

5. Riwayat Penyakit Asam Lambung

Fakta lain yang terungkap adalah bahwa Bunga memiliki riwayat penyakit asam lambung.

Hal ini diungkapkan keluarga kepada aparat dan Dinas Kesehatan.

“Kata ibunya memang Bunga pernah punya penyakit lambung,” ujar Nanang.

Riwayat penyakit ini disebut-sebut bisa menjadi faktor yang memperparah kondisi kesehatan Bunga hingga menyebabkan kematiannya.

6. Dinkes Bandung Barat Tegaskan Bukan karena MBG

Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, Lia N Sukandar, menegaskan bahwa kematian Bunga tidak terkait langsung dengan kasus keracunan MBG.

“Kejadian meninggalnya pasien bukan akibat konsumsi MBG. Gejala muncul lebih dari 2x24 jam setelah konsumsi makanan tersebut,” tegas Lia.

Lia menambahkan bahwa faktor riwayat penyakit asam lambung lebih mungkin menjadi pemicu, dibandingkan MBG yang dikonsumsi hampir sepekan sebelumnya.

7. Dampak Kasus: Publik Panik dan Isu Merebak

Meski sudah ada klarifikasi, kasus ini sempat membuat panik banyak orang tua siswa.

Grup WhatsApp sekolah dipenuhi pertanyaan dan kekhawatiran mengenai keamanan program MBG.

Isu ini juga berdampak pada kepercayaan publik terhadap program MBG, yang sebelumnya digadang-gadang sebagai terobosan pemerintah untuk mengatasi gizi buruk.

Beberapa orang tua bahkan sempat melarang anak-anaknya mengonsumsi paket MBG setelah kabar kematian Bunga beredar.

8. Pemerintah Diminta Evaluasi Program MBG

Kasus ini memunculkan desakan dari sejumlah pihak agar pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap program Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Padjadjaran, Dr. Hendra Kurnia, menilai pentingnya transparansi dalam distribusi MBG.

“Program ini sangat bagus untuk meningkatkan gizi siswa, tapi harus ada pengawasan ketat soal kualitas makanan, penyimpanan, dan distribusinya. Jika tidak, akan memunculkan kasus seperti ini yang menimbulkan kepanikan,” kata Hendra.
 
9. Program MBG: Antara Harapan dan Polemik

Program MBG merupakan salah satu program unggulan pemerintah pusat di bawah arahan Presiden.

Tujuannya memberikan akses gizi seimbang bagi siswa sekolah.

Namun sejak diluncurkan, program ini beberapa kali menuai kritik terkait kualitas makanan, proses distribusi, hingga minimnya pengawasan di lapangan.

Kasus di Bandung Barat menjadi salah satu contoh bagaimana isu kesehatan bisa dengan cepat berkembang menjadi polemik politik dan sosial.

Kematian Bunga Rahmawati memang menyisakan duka mendalam, baik bagi keluarga maupun sekolah.

Namun berdasarkan klarifikasi dari Dinas Kesehatan, pihak sekolah, dan Puskesmas, kematian siswi kelas XII SMK Negeri 1 Cihampelas itu tidak disebabkan oleh keracunan MBG.

Meski demikian, kasus ini menjadi peringatan serius agar program MBG dievaluasi secara menyeluruh.

Masyarakat berharap tidak ada lagi insiden yang menimbulkan kepanikan, apalagi mengancam keselamatan siswa.

Bagi keluarga, Bunga dikenang sebagai siswi berprestasi yang berpulang terlalu cepat.

Bagi pemerintah, kasus ini menjadi pengingat bahwa setiap program yang menyangkut keselamatan publik harus dijalankan dengan penuh kehati-hatian dan tanggung jawab.

(Tribunjabar.id/Hilda Rubiah/Rahmat Kurniawan)

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Fakta-fakta Siswi di Bandung Barat Meninggal Sempat Dikaitkan Keracunan MBG, Keluarga Tolak Autopsi, 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved