Dibela Dedi Mulyadi, Ketua RW Kuliti Aib Yai Mim, Sahara Sebut Korban Bukan Dirinya Saja

Yai Mim disebut memiliki perilaku yang tidak baik, berbanding terbalik dengan sosoknya yang dikenal sebagai Kiai.

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Rusaidah
Tangkapan Layar Youtube Dedi Mulyadi
YAI MIM VS SAHARA -- Momen Yai Mim berbincang dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi | Ketua RW Yai Mim yang beralamat di Kelurahan Merjosari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, membongkar sejumlah keluhan warga terhadap eks dosen tersebut. 

Setelah itu, Yai Mim pun naik ke lantai tiga rumahnya untuk mencuci pakaian.

Saat sedang mencuci, Yai Mim mengenakan celana kolor pendek.

Hal itu rupanya dilihat oleh Sahara yang tiba-tiba naik ke lantai atas sambil berteriak.

"Woy Pae cabul," teriak Sahara.

Mendengar teriakan Sahara, Yai Mim terkejut.

"Karena mendengar suara 'cabul' itu kaget saya. Karena di bawah ada suara pak Shofwan (teriak) 'Sepim'," pungkas Yai Mim.

Sadar teriakan Sahara tersebut bisa menimbulkan fitnah, Yai Mim berusaha keras agar tidak dituduh oleh suami Sahara.

"Mendengar suara 'cabul' itu saya takut. Saya lari ke balkon sebelah mengerjakan apa biar enggak terjadi fitnah. Ada kata-kata cabul," ujar Yai Mim.

Kata Suami Sahara soal Tudingan Pelecehan

Nurul Sahara, istri pemilik bos rental mobil, Mohammad Shofwan, mengaku dilecehkan Yai Mim sebanyak 4 kali.

Imam Muslimin alias Yai Mim, eks dosen UIN Malang tersebut dituding telah melakukan pelecehan terhadap Sahara.

Pelecehan yang dialami Sahara kemudian ia sampaikan kepada sang suami, Shofwan.

Mengetahui hal tersebut, Shofwan hanya bisa meminta sang istri untuk bersabar selama tidak menyentuh langsung.

Ia menahan karena menganggap Yai Mim seorang kiai.

"Memang beberapa kali istri saya ngomong sama saya. Cuma saya bilang, dek yang sabar, itu kyai, mungkin dia lagi khilaf."

"Cuma saya kasih catatan sama kamu, jangan sampai dia nyentuh kamu atau nyentuh usaha kita. Kalau hanya omongan jangan ditanggapi serius," kata Shofwan.

Lebih lanjut, bagi Shofwan, Yai Mim adalah seorang Kyai dan itulah yang membuatnya masih berusaha hormat.

"Kalau nyentuh kamu atau usaha kamu, itu lain bedanya. Pasti urusannya sama saya."

"Makanya dari dulu saya enggak pernah ikut-ikut. Karena saya menganggap dia itu kyai," sambungnya.

Dugaan pelecehan yang dilakukan Yai Mim ini disampaikan oleh Sahara.

"Jadi permasalahan utamanya itu, bagi saya pribadi pelecehan seksual, beliau menganggap saya dan teman-teman yang ada digarasi itu terlalu santai menyikapi guyonan beliau sehinga dari situ beliau mulai ada gurauan yang mengarah kesitu."

"Saya merasa itu pelecehan tapi bagi beliau itu bukan, ada empat kali saya dilecehkan," kata Sahara.

Sementara, perseteruan soal parkir diakui Sahara terjadi setelah dirinya bertengkar.

"Kalo persoalan pakir itu terjadi setelah kita bertengkar dan parkir itu sebenarnya yang dimasukan dalam TikTok itu tidak parkir di jalan umum tetapi parkir di tanah," jelas Sahara.

Selain itu Sahara mengatakan baru mengenal Yai Mim tiga bulan saat baru pindah ke tempat tersebut.

"Saya dan Yai Mim baru kenal paling lama tiga bulan, saya tidak sembarangan memberikan akses fasilitas perusahaan termasuk kunci kepada orang lain, saudara saya saja belum tentu apa lagi orang lain," ujarnya.

(Bangkapos.com/TribunnewsBogor.com/TribunSumsel.com)

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved