Soal Utang Kereta Cepat Whoosh yang Menumpuk : Agus Pambagio : Pak Jokowi Ngotot, Ya Sudah!

Soal Utang Kereta Cepat Whoosh yang Menumpuk : Agus Pambagio : Pak Jokowi Ngotot, Ya Sudah!

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Tribunnews
UTANG KERETA CEPAT - Soal Utang Kereta Cepat Whoosh yang Menumpuk : Agus Pambagio : Pak Jokowi Ngotot, Ya Sudah! 

Namun, sambungnya, karena tidak mampu dalam pembiayaannya, proyek ini kemudian diketuai langsung oleh PT KAI.

Agus lantas heran ketika PT KAI menjadi ketua konsorsium proyek Whoosh ini. Padahal, menurutnya, PT KAI tidak bakal mampu untuk membayar pembiayaan yang bersifat utang pada proyek tersebut.

Lalu, Agus mengatakan dari beberapa pihak yang dirinya konfirmasi, ternyata pembiayaan serta pembayaran utang proyek Whoosh dilakukan oleh pemerintah.

"Waktu itu saya tanyakan lagi kepada beberapa pihak, ini uang dari mana? Kalau uang dari Kereta Api (PT KAI) tidak akan bisa membayar. Dan dia bilang, 'oh nggak, ini nanti uangnya lewat dari pemerintah."

"Saya nggak tahu (pembayaran) dari pemerintah, maksudnya lewat APBN atau apa. Jadi Kereta Api ternyata cuma kasir saja," tuturnya.

 Faktanya, kata Agus, pembayaran utang Whoosh ini tidak ditanggung oleh pemerintah.

Dia pun setuju dengan pernyataan Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa, yang menyebut pemerintah enggan untuk membayar utang Whoosh karena proyek tersebut sudah di bawah tanggungan dari superholding, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

"Sekarang kalau keributan kayak gini, saya setuju dengan Menteri Keuangan yang itu urusannya Danantara karena PT Kereta Api kan sudah diambil alih dan di bawah Danantara," tegasnya.

Purbaya Enggan Bayar Utang Whoosh

Sebelumnya, Menkeu Purbaya Yudhi Sadwewa sudah menegaskan menolak pembayaran utang Whoosh dengan menggunakan APBN.

Dia mengungkapkan utang tersebut kini menjadi tanggungan dari Danantara selaku yang menaungi proyek itu.

"Yang jelas sekarang saya belum dihubungi tentang masalah itu. Tapi kalau ini kan di bawah Danantara kan ya. Kalau di bawah Danantara kan mereka sudah punya manajemen sendiri, sudah punya dividen sendiri yang rata-rata setahun bisa Rp80 triliun atau lebih," katanya saat Media Gathering Kemenkeu di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat (10/10/2025).

Purbaya juga menegaskan pemerintah enggan untuk terus menerus menanggung beban keuangan dari proyek yang dikelola secara korporasi.

Dia turut mengingatkan agar pengelolaan antara sektor swasta dan pemerintah tidak tumpang tindih.

Ia mengatakan pembiayaan proyek kerjasama pemerintah dan swasta sepeti Whoosh harus jelas terkait porsi dari masing-masing pihak.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved