Berita Viral

UPDATE Kasus Kepsek Tampar Murid karena Merokok : Siswanya Kena Teguran, Aksi Mogok Berhenti

Inilah update terkini kasus viral Dini Fitria, Kepsek SMAN 1 Cimarga viral karena menampar murid karena merokok.

Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Kompas.com /Acep Nazmudin
VIRAL KEPSEK TAMPAR MURID KARENA MEROKOK - Suasana SMAN 1 Cimarga sepi dari aktivitas setelah ratusan murid mogok sekolah pada Senin (13/10/2025). Siswa yang ditampar Dini Fitria, Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Cimarga, karena merokok dikabarkan mendapatkan sanksi teguran. 

BANGKAPOS.COM - Inilah update terkini kasus viral Dini Fitria, Kepsek SMAN 1 Cimarga viral karena menampar murid karena merokok hingga berujung mogok sekolah oleh 600-an siswa.

Siswa yang ditampar Dini Fitria, Kepala Sekolah (Kepsek) SMAN 1 Cimarga, karena merokok dikabarkan mendapatkan sanksi teguran.

Sementara di sisi lain, aksi mogok 600-an siswa SMAN1 Cimarga diketahui telah berhenti.

Para siswa telah masuk sekolah setelah  Dini Fitria diketahui dinonaktifkan sebagai Kepsek SMAN 1 Cimarga.

Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Provinsi Banten, Adang Abdurrahman, mengatakan, sanksi terhadap murid yang merokok tersebut diserahkan ke sekolah.

Namun, untuk penegakan disipilin, kata Adang, harus dilakukan dengan pendekatan pembinaan, bukan dengan kekerasan.

"Untuk siswa tetap ada sanksi, yaitu teguran. Guru BK sudah menangani dan orangtua juga sudah menerima. Jadi, siswa tetap diberi pembinaan karena kesalahannya merokok," kata Adang di SMAN 1 Cimarga, Rabu (15/10/2025).

Adang mengatakan, Dinas Pendidikan Banten juga telah memfasilitasi pertemuan antara pihak sekolah dan orangtua siswa, termasuk terkait dilaporkannya kepala sekolah ke polisi oleh wali murid.

Masalah ini diharapkan bisa diselesaikan dengan baik.

“Alhamdulillah, kami sudah bertemu dengan orangtua siswa dan pihak-pihak terkait. Kami sedang menyamakan persepsi agar masalah ini bisa diselesaikan dengan baik,” kata Adang.

Disdik juga sedang memeriksa sejumlah pihak untuk menyelesaikan persoalan ini agar tidak berlarut-larut.

630 Siswa Berhenti Mogok, Kini Sekolah Lagi

Sebanyak 630 siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, kembali masuk sekolah pada Rabu (15/10/2025).

 Sebelumnya, ratusan siswa tersebut menggelar aksi mogok belajar selama dua hari, sejak Senin (13/10/2025), sebagai bentuk solidaritas terhadap rekan mereka yang ditampar kepala sekolah karena kedapatan merokok.

Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) Bidang Humas SMAN 1 Cimarga, Dhea Najmilayali, mengatakan, kembalinya mereka ke sekolah setelah mediasi yang dilakukan dengan perwakilan 12 siswa pada Selasa (14/10/2025) kemarin.

Dalam mediasi itu, mereka mengaku akan kembali sekolah jika kepala sekolahnya diganti.

"Kemarin berdiskusi yang mereka inginkan, disampaikan dalam bentuk protes bahwa mereka tidak ingin ada kekerasan di sekolah," kata Dhea di SMAN 1 Cimarga, Rabu.

"Mereka tidak ingin ada kekerasan, bukan membela tindakan merokoknya, tapi menolak tindak kekerasan di sekolah," kata Dhea.

Sebelumnya, Gubernur Banten, Andra Soni, mengambil keputusan untuk menonaktifkan Kepala Sekolah SMAN 1 Cimarga, Dini Pitria.

Dini dinonaktifkan setelah menampar siswa yang kedapatan merokok di lingkungan sekolah. Aksi mogok sekolah dilakukan oleh para siswa SMAN 1 Cimarga sejak Senin (13/10/2025).

Mogok sekolah itu diduga sebagai bentuk protes siswa terhadap kepala sekolah karena menampar salah satu siswa.

Peristiwa itu bermula saat salah satu murid ditegur oleh Dini karena ketahuan merokok saat kegiatan Jumat Bersih.

Saat ditegur, menurut Dini, murid tersebut membantah merokok.

"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," kata Dini.

Sosok Dini Fitria

IMBAS KEPSEK TAMPAR SISWA MEROKOK - Nama Dini Fitria, seorang kepala sekolah di Kabupaten Lebak, Banten sedang jadi sorotan. Dini Fitria adalah kepala sekolah (Kepsek) SMAN 1 Cimarga yang menampar siswa merokok dan berimbas aksi mogok sekolah oleh 630 siswanya. Ia kini dilaporkan ke polisi oleh orangtua anak yang disebut telah ditampar Dini.
IMBAS KEPSEK TAMPAR SISWA MEROKOK - Nama Dini Fitria, seorang kepala sekolah di Kabupaten Lebak, Banten sedang jadi sorotan. Dini Fitria adalah kepala sekolah (Kepsek) SMAN 1 Cimarga yang menampar siswa merokok dan berimbas aksi mogok sekolah oleh 630 siswanya. Ia kini dilaporkan ke polisi oleh orangtua anak yang disebut telah ditampar Dini. (TribunBanten.com/Misbahudin)

Dini Fitria adalah kepala sekolah (Kepsek) SMAN 1 Cimarga yang menampar murid merokok dan berimbas aksi mogok sekolah oleh 630 siswanya.

Ia kini dilaporkan ke polisi oleh orangtua murid yang disebut telah ditampar Dini.

Dikutip dari laman resmi SMAN 1 Cimarga, Dini lahir pada 8 Agustus 1980.

Hal ini terlihat dari Nomor Induk Pegawai (NIP) milik Dini yang termuat di laman resmi sekolah.

Ia diangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada 20 Februari 2005.

Artinya, Dini sudah mengabdi kepada negara selama 20 tahun.

Pada 2023, Dini pernah diterpa dugaan korupsi dana Biaya Operasional Sekolah (BOS).

Ia dituding menggelapkan dana BOS reguler tahun 2022-2023 SMAN 1 Cimarga yang nilainya mencapai Rp1,8 miliar.

Dini Fitria mengakui memang menampar siswa berinisial ILP, namun hanya pelan.

 Aksi itu dilakukan Dini karena ia memergoki ILP merokok di lingkungan sekolah, namun tak mengakui perbuatannya.

"Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi."

"Tapi, saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras," jelas Dini dalam video yang diterima TribunBanten.com, Senin.

Ia juga membantah tudingan yang mengatakan dirinya menendang ILP.

Dini memastikan ia hanya menepuk punggung ILP secara spontan.

"Saya tidak menendang. Hanya menepuk bagian punggung, itu pun karena emosi spontan. Tidak ada luka atau bekas apa pun," imbuh dia.

Dugaan penamparan itu sendiri terjadi ketika Jumat Bersih di sekolah, Jumat (10/10/2025).

Saat itu, Dini mendapati ada asap rokok di tangan ILP.

Ia pun memanggil ILP dengan suara agak keras sebab jarak cukup jauh.

Tapi, alih-alih merespons panggilan Dini, ILP disebut melarikan diri.

"Jumat Bersih itu bagian dari rangkaian kegiatan pembentukan karakter para siswa. Saya lihat dari jarak sekitar 20-30 meter, ada asap rokok di tangan anak itu," ujar Dini.

"Saya panggil dengan suara agak keras, karena jaraknya cukup jauh. Anak itu langsung lari," lanjutnya.

Dini berharap peristiwa ini bisa menjadi pembelajaran, agar lebih berhati-hati dan menjaga komunikasi antara guru, siswa dan orang tua.

"Kami di sekolah berupaya membentuk karakter anak, bukan merusak. Kalau ada kekeliruan dalam cara saya menegur, tentu akan saya evaluasi," pungkasnya. 

Sebagai bentuk protes terhadap sikap Dini Fitria, sekitar 630 siswa SMAN 1 Cimarga kompak melakukan mogok sekolah.

Pada Senin (13/10/2025), ada 19 kelas kosong tanpa kehadiran siswa.

Namun, dewan guru di sekolah masih beraktivitas seperti biasanya.

"Iya, benar siswa mogok sekolah. Tapi, kami tetap masuk karena ASN dan tetap bekerja," ujar Dini Pitria, Senin, masih dari TribunBanten.com.

Dini mengaku, sebelum terjadi mogok sekolah dirinya sudah berkoordinasi dengan Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) untuk menginformasikan melalui grup WhatsApp. 

"Kemarin juga saya koordinasi dengan Wakasek tolong share di grup. Ada grup di-HP, share, tolong KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) jaga kondusif," ujarnya.

Menurutnya, aksi mogok sekolah yang dilakukan para siswanya, buntut dirinya  melakukan tindakan penganiyaan.

Dini menyebut, hanya bisa berpasrah dengan apa yang dilakukan para siswanya tersebut. 

Terlebih, tambah Dini, mogok sekolah diduga ada yang membekingi.  

"Siswa memilih untuk tidak masuk sekolah. Saya sih enggak mau apriori. Tetapi saya dapat bocoran-bocoran. Ada yang beking di belakang ini," pungkasnya.

Dilaporkan ke Polisi

Kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, Dini Pitria, dilaporkan ke polisi buntut dugaan menampar siswanya, ILP (17), karena kedapatan merokok di lingkungan sekolah.

Orang tua ILP, Tri Indah Alesti, memastikan dugaan penganiayaan itu akan diproses ke jalur hukum.

"Saya tidak ikhlas, tidak ridho anak saya ditampar. Pokoknya akan saya bawa ke jalur hukum, karena tidak terima," kata Indah kepada TribunBanten.com, Senin (13/10/2025).

 Terpisah Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Lebak, Ipda Lembong, mengungkapkan pihaknya telah menerima laporan dari Indah.

Laporan itu dibuat Indah pada Jumat (10/10/2025), dan kini masih dalam penyelidikan.

"Betul, ada laporan terkait kekerasan fisik," ujar Limbong, Senin, dikutip dari Kompas.com. (Tribun Network/ Bangkapos.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved