Ledakan di Masjid SMAN 72 Jakarta
Siswa Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72 Jakarta Bawa Dua Tas, Ganti Pakaian Sebelum Ledakan
FN (17) terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta Utara membawa dua tas, satu tas berukuran besar, saat ke sekolah pagi hari sebelum ledakan.
Ringkasan Berita:
- FN terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta bawa dua tas saat ke sekolah, satu berukuran cukup besar.
- FN korban broken home dan bullying, tinggal bersama ayah, sedangkan ibu jadi TKW.
- Motif pelaku bawa bahan peledak ke sekolah masih didalami polisi.
BANGKAPOS.COM - FN (17) terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Kelapa Gading Jakarta Utara, terekam CCTV di lingkungan rumahnya saat dibonceng ayahnya ke sekolah pada Jumat (7/11/2025) pagi.
FN tinggal bersama ayahnya di rumah majikan sang ayah di RT 10 RW 12 Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.
Dalam rekaman CCTC terlihat siswa kelas XII itu mengenakan seragam sekolah, celana panjang putih dan baju batik yang didominasi warna merah.
Baca juga: Motif Peledakan di SMAN 72 Jakarta, Terungkap Fakta Baru tentang Pelaku
FN yang dibonceng di atas sepeda motor, membawa tas ransel merah di punggungnya.
Sementara satu tas lainnya berukuran cukup besar berwarna biru, dipangku FN ketika dibonceng ayahnya.
Dari tangkapan layar itu juga terlihat bahwa ada perbedaan pakaian yang dikenakan terduga pelaku sebelum dan sesaat setelah kejadian.
Ketika dibonceng di motor, ia masih mengenakan seragam sekolahnya dengan celana putih.
Sementara setelah kejadian, FN ditemukan terkapar di samping senjata mainannya, mengenakan celana panjang hitam dan kaos putih.
Pakaian tersebut terlihat berdasarkan foto yang beredar di media sosial.
Ketua RT di lingkungan tempat tinggal terduga pelaku, Danny Rumondor membenarkan bahwa tangkapan layar rekaman CCTV itu tepat pada hari kejadian.
"Iya, itu rekaman CCTV pas Jumat (7/11/2025) pagi," kata Danny, Sabtu (8/11/2025) dikutip Bangkapos.com dari Tribunnews.com.
Terduga pelaku ditemukan tergeletak tak sadarkan diri di luar masjid setelah terjadi ledakan.
FN yang mengalami luka-luka akibat serpihan peledak kemudian dibawa ke rumah sakit.
Ia sempat menjalani operasi akibat luka di tubuhnya.
Kabar terbaru, terduga pelaku sudah sadar dan berangsur membaik meski masih menjalani perawatan medis.
"Masih dalam perawatan dan kondisinya sudah sadar. Termasuk saat ini kami fokus terhadap pemulihan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Budi Hermanto, Minggu (9/11/2025).
Korban Broken Home
Efek perundungan atau bullying menjadi dugaan penyebab FN nekat melakukan aksi peledakan di sekolahnya saat para siswa, guru dan penjaga kantin sedang mendengar khotbah salat Jumat, sekitar pukul 12.15 WIB.
Selain bullying, ada faktor lain yang juga diduga memicu remaja yang masih duduk di kelas XII itu gelap mata untuk melakukan aksinya yakni karena memiliki orangtua yang tak utuh atau broken home.
"Tapi memang kayaknya motifnya sakit hati kalau yang saya lihat, memang ada kelainan gitu, kan bisa dikatakan dia broken home juga karena orang tuanya berpisah," kata Danny.
Informasi yang Danny dapat, orangtua FN telah berpisah sejak FN masih menginjak umur belia. Saat itu, FN masih duduk di sekolah dasar (SD).
Saat ini, F tinggal bersama sang ayah di sebuah rumah berlantai dua dengan tembok berwarna putih dan dua pilar besar di bagian depannya.
Namun, rumah itu bukan milik keluarga FN, melainkan milik bos di tempat ayahnya bekerja yang merupakan seorang pengusaha kuliner.
Rumah tersebut dijadikan tempat proses produksi makanan. Hal ini terlihat dari adanya sebuah pemanggang cukup besar yang berada di bagian teras sekaligus tempat tinggal pegawai.
Ayah FN yang bekerja sebagai juru masak diizinkan menempati rumah tersebut bersama beberapa pekerja lain. Total, ada sekitar tujuh orang yang tinggal di sana termasuk pemilik rumah.
Suasana rumah tersebut nampak sepi saat Tribunnews mendatanginya pada Minggu.
Terlihat ada dua sepeda motor diparkir, pakaian yang dijemur dan tumpukan sepatu di bagian depan rumah.
Gerbang tinggi berwarna putih dan pintu rumah berwarna cokelat tertutup rapat dan tidak menunjukkan adanya aktivitas apapun di bagian bawah rumah.
Danny mengatakan FN tinggal di sana sudah cukup lama. Terhitung sudah selama tujuh tahun mereka berbaur dengan para pekerja lain pengusaha kuliner tersebut.
Selama orangtuanya berpisah, FN tumbuh sebagai sosok yang jauh dari hangatnya pelukan ibu.
Sang ibu tidak berada di Indonesia melainkan bekerja sebagai Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri.
"Ibunya, yang saya dapat informasi dari temen-temen, kerjanya sih di luar negeri, TKW mungkin kali ya. Tapi kalau negara mana saya kurang paham," kata Danny.
Sosok yang Tertutup sejak masuk SMA
Seperti hal yang diungkapkan siswa rekan sekolahnya, FN juga dikenal sebagai sosok yang tertutup di lingkungan tempat tinggalnya di Kelurahan Sukapura, Cilincing, Jakarta Utara.
Tak pernah sekalipun terlihat FN ikut kegiatan bersama anak-anak sebayanya yang tinggal di komplek perumahan tersebut.
Bahkan kegiatannya bisa dikatakan monoton keluar rumah untuk pergi sekolah, pulang dan berdiam diri di kamarnya yang tak terlalu besar itu.
FN hanya bersosialiasi ketika dirinya hendak makan saja. Selebihnya, ia lebih memilih untuk mengurung diri di kamar dengan laptop dan handphone dan asyik dengan dunianya sendiri di dunia maya.
"Sama juga di rumah tidak pernah berinteraksi dengan anak-anak sebayanya di sini ya, dengan pegawai di rumah juga, sesama yang tinggal di sana juga sangat jarang berkomunikasi," ungkap Danny.
Bahkan, pemilik rumah yang merupakan bos ayah FN pun bercerita kepada Danny jika dirinya tak pernah ditegur oleh FN ketika berpapasan.
Perubahan sikap itu, disebut Danny, sangat terasa ketika FN menginjak masa SMA.
Padahal, saat FN masih menimba ilmu di jenjang SMP, ia dikenal sebagai anak yang ceria dan mudah bergaul.
Tak jarang teman sekolahnya diajak main ke rumah untuk belajar kelompok.
"Waktu SMP di sini, menurut dari anak pegawai (rekan kerja ayah FN) yang sudah dewasa, dia sering ke rumah banyak temennya, belajar kelompok, masih sering. Dulu banyak temannya. Tapi setelah balik lagi ke sana SMA nya itu mulai nggak ada temen. Enggak ada interaksi dan lain-lain," tutur Danny.
Meski begitu, FN tidak pernah mempunyai catatan buruk di lingkungan rumahnya. Ia tak pernah membuat masalah apalagi sikap menyimpang selama tinggal di komplek perumahan itu.
"Tidak pernah, karena terlihat pun tidak pernah. Aktivitasnya sekolah, terus pulang ke rumah, besok sekolah lagi. Sekuriti juga lihat hanya pergi ke sekolah, pulang. Paling kalau keluar diantar ayahnya untuk foto copy mungkin atau ada urusan lain," jelasnya.
Kronologi Ledakan
Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (7/11/2025), terjadi saat kegiatan salat Jumat tengah berlangsung dan membuat suasana berubah mencekam.
Ada tiga ledakan di SMAN 72 Jakarta, yakni di masjid, di kantin, dan di tempat duduk siswa yang biasa digunakan untuk istirahat.
A, siswa kelas XII SMAN 72 Jakarta, menceritakan bahwa suara ledakan terdengar ketika seluruh jemaah masih dalam posisi duduk berdoa menjelang akhir khotbah.
"Jadi kronologinya itu saat masih kotbah kan masih doa, pas mau selesai doa ada yang meledak di belakang. Kondisi pas abis ledakan langsung semua, bau petasan, bau bahan-bahan kimia," ucap A di lokasi.
Ia mengatakan, suara ledakan berasal dari bagian belakang masjid dan disertai bau menyengat seperti bahan kimia.
Menurut A, setelah ledakan terjadi, suasana langsung berubah panik.
Para siswa dan guru berhamburan keluar masjid untuk menyelamatkan diri.
Beberapa orang terlihat mengalami luka bakar dan segera dibawa ke ruang kesehatan sekolah untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Setelah ledakan terjadi, para korban pun dievakuasi menggunakan sejumlah ambulans ke beberapa rumah sakit.
Aparat kepolisian yang tiba di lokasi segera memasang garis polisi dan membantu mengevakuasi para korban.
Tak lama setelah itu, tim Gegana Korps Brimob Polri dikerahkan ke lokasi untuk melakukan penyisiran dan olah tempat kejadian perkara.
Petugas bersenjata lengkap melakukan pemeriksaan di sekitar masjid guna memastikan tidak ada benda mencurigakan lain yang tertinggal.
Hingga saat ini, area sekolah masih dijaga ketat oleh aparat gabungan dari Polri dan TNI.
Data terbaru hingga Sabtu sore, korban akibat ledakan di SMAN 72 Jakarta tercatat sebanyak 96 orang.
Sebanyak 29 korban masih dirawat di rumah sakit, sementara sisanya sudah dipulangkan dan menjalani rawat jalan.
Selain itu, ada juga dua korban yang tengah menjalani perawatan intensif di ICU.
FN terduga pelaku sempat menjalani operasi akibat lula di tubuhnya yang terkena serpihan peledak.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan bahwa terduga pelaku ledakan di SMA 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara, telah diamankan. Pelaku diketahui merupakan siswa di sekolah tersebut.
“Untuk terduga pelaku saat ini sudah kita dapatkan, anggota sedang melakukan pendalaman terkait dengan identitas pelaku, kemudian juga lingkungan pelaku, termasuk rumah dan hal-hal lain yang saat ini sedang kita dalami,” kata Kapolri seusai menghadiri rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Jumat (7/11/2025).
Kapolri menegaskan, penyelidikan dilakukan oleh tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Densus 88 Antiteror Polri.
“Tim gabungan baik dari Polda Metro, Densus, sedang melaksanakan pendalaman. Dan nanti akan diinformasikan lebih lanjut setelah hasil pendalaman lengkap,” ucapnya.
Sementara itu, Kapolri menegaskan penyidik masih belum dapat menyimpulkan motif pelaku. Termasuk, dugaan pelaku merupakan korban bullying di sekolah tersebut.
“Motif saat ini sedang kita dalami, berbagai macam informasi akan kita kumpulkan supaya menjadi satu informasi yang bulat pada saat diinformasikan,” jelasnya.
Polda Metro Jaya memastikan belum menemukan adanya keterkaitan antara pelaku ledakan di SMAN 79 Jakarta dengan jaringan terorisme.
Penyelidikan masih terus dilakukan oleh Densus 88 Antiteror Polri untuk menganalisis motif dan kemungkinan keterlibatan pihak lain.
“Densus 88 menganalisa apakah ada kaitan dengan pelaku-pelaku aksi teror lainnya, termasuk bagaimana motifnya tadi," Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Budi Hermanto kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Sabtu (8/11/2025) malam.
Ia meminta publik untuk bersabar menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut yang akan disampaikan secara resmi oleh Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Asep Edi Suheri.
“Dalam waktu dekat Bapak Kapolda akan melaksanakan rilis secara paripurna, lengkap dari seluruh satuan kerja terkait,” katanya.
Mantan Kapolres Malang Kota tersebut menegaskan, sejauh ini belum ditemukan indikasi keterkaitan dengan tindak terorisme.
Termasuk dengan adanya beberapa aksi teror yang terjadi di sejumlah sekolah internasional wilayah Tangerang Selatan dan Jakarta Utara beberapa waktu lalu.
"Pendalaman tetap dilakukan oleh satuan-satuan yang berkompeten sesuai tugas pokok masing-masing," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Tribunjakarta.com/Kompas.com)
| Motif Peledakan di SMAN 72 Jakarta, Terungkap Fakta Baru tentang Pelaku |
|
|---|
| Fakta & Motif di Balik Ledakan SMAN 72 Jakarta: Diduga Dendam, Bully, Bom Rakitan Kaleng Soda |
|
|---|
| Tubuh ZA Siswa Korban Ledakan di SMAN 72 Jakarta Banyak Serpihan Paku, Kaca dan Seng |
|
|---|
| Ledakan di SMAN 72 Jakarta, Tangis Keluarga Pecah, Terduga Pelaku Disebut Siswa yang Sering Dibully |
|
|---|
| Beraksi Lone Wolf, FN Siswa Terduga Pelaku Peledakan di SMAN 72 Jakarta Ingin Balas Dendam |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251108-TANTE-F.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.