Sosok dan Pengakuan Dua Polisi yang Selamatkan Bilqis, Ditemukan 2.600 Kilometer dari Makassar
Iptu Dr. Nasrullah adalah Kepala Unit Reskrim Polsek Panakkukang, dan Ipda Supriyadi Gaffar bertugas Kasubnit II Jatanras Polrestabes Makassar.
Penulis: Vigestha Repit Dwi Yarda | Editor: Rusaidah
Dari hasil penelusuran, pelaku berinisial SY diketahui pernah tinggal di Jl Kelapa III, sekitar tiga kilometer dari taman.
Namun saat tim tiba, rumah itu sudah kosong. Setelah diselidiki lebih lanjut, SY ternyata telah pindah ke Jl Kerung-Kerung.
Di lokasi baru itu, tim melakukan pengintaian. Saat SY kembali ke tempat kosnya, ia langsung diamankan.
Dari penggeledahan tersebut, muncul nama baru NH (29), perempuan asal Sukoharjo, yang disebut sebagai pembeli Bilqis.
Sambangi Pulau ke Pulau
Keesokan harinya, Rabu (5/11/2025), Iptu Nasrullah dan empat anggota tim berangkat menuju Yogyakarta.
Berdasarkan pengakuan SY, Bilqis telah dijual kepada NH seharga Rp3 juta.
Setelah berkoordinasi dengan Polda DIY, tim menemukan NH berada di Solo. Pada Kamis (6/11/2025), NH berhasil ditangkap namun Bilqis tidak ditemukan bersamanya.
Dari pemeriksaan lanjutan, NH mengaku telah menjual Bilqis kepada seorang perempuan bernama MA alias Mery (42) di Provinsi Jambi. Tanpa buang waktu, tim melanjutkan perjalanan menuju Sumatera.
Setibanya di Kota Jambi, tim berkoordinasi dengan Polda Jambi. Mereka mendapat informasi bahwa MA berada di Kabupaten Kerinci, sekitar 12 jam perjalanan darat.
Namun ketika tim tiba, MA dan kekasihnya AS (36) telah kabur ke Kabupaten Merangin, empat jam perjalanan lebih jauh.
Razia besar-besaran digelar di sepanjang jalan. Hingga akhirnya pada Jumat siang, usai salat Jumat, kedua pelaku berhasil ditangkap. Tetapi Bilqis belum juga ditemukan.
Belakangan terungkap, bocah itu telah dijual kembali kepada warga perkampungan adat di Merangin dengan harga Rp60 juta. Untuk mencapai tempat itu, tim harus menembus hutan lebat dan jalan berbukit.
Bersama polisi setempat, Nasrullah dan Supriyadi akhirnya berhasil menemui pemangku adat.
Dengan penuh kesabaran, mereka menjelaskan bahwa anak yang mereka cari bukan bagian dari komunitas tersebut.
“Kami memohon dengan hati nurani. Kalau anak itu tidak kembali, kami pun tak tenang menjalankan tugas,” ujar Supriyadi dengan suara bergetar.
Isu sempat beredar bahwa ada tebusan uang, namun Supriyadi menepis hal itu.
“Tidak ada uang. Ini soal nyawa manusia. Kami hanya minta mereka memahami bagaimana rasanya bila anak mereka sendiri diculik,” tegasnya.
Negosiasi berlangsung dua malam satu hari, penuh ketegangan dan emosi.
(Tribun Timur/Tribun Trends/Bangkapos.com)
| Sosok Gus Elham Yahya, Anak KH Lukman Arifin Viral Cium Pipi Anak Kecil, Ditegur Lora Ismael |
|
|---|
| Profil Arif Satria, Rektor IPB Ditunjuk jadi Kepala BRIN, Lulusan Jepang Tembus Harta Rp9 M Lebih |
|
|---|
| Harga HP Samsung Galaxy S24 November 2025 Lagi Turun Banyak, Jepretan Kamera AI Lebih Jernih! |
|
|---|
| Profil & Harta Kekayaan Lisdyarita Wabup Ponorogo Disebut Berpeluang Gantikan Sugiri, Utang Segini |
|
|---|
| Kondisi Terkini Fahmi BO, Doakan Raffi Ahmad Sekeluarga Sehat dan Hidup Berkah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251111-Bilqis-video-call-dengan-ibunya-saat-dijemput-polisi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.