Breaking News

Modus Nadia Hutri, Culik Bilqis di Makassar Bawa ke Jambi, Palsukan Identitas jadi Chaira Ainun

Nama Bilqis diubah menjadi Chaira Ainun, seolah-olah anak Nadia Hutri. NH menyiapkan seluruh kelengkapan dokumen palsu...

Penulis: Fitri Wahyuni | Editor: Rusaidah
Kolase/Instagram Makassar Info/Tribuntimur
PELAKU PENCULIKAN - Tampang Nadia Hutri satu dari tiga pelaku sindikat penculikan balita 4 tahun asal Makassar berhasil ditangkap. 
Ringkasan Berita:
  • Dalam catatan manifest penerbangan, NH menggunakan nama samaran untuk Bilqis agar keberadaannya tidak terdeteksi pihak berwenang
  • Nama Bilqis dipalsukan dan sudah disiapkan tiket sebelum berangkat. Naman yang dipalsukan jadi Chaira Ainun
  • Bilqis dibawa ke kawasan pemukiman Suku Anak Dalam (SAD) yang terletak jauh di pedalaman Jambi

 

BANGKAPOS.COM -- Terkuak modus Nadia Hutri (29), penculik Bilqis Ramadhan (4), bocah hilang di Makassar ditemukan di Jambi.

Untuk bisa membawa Bilqis dari Makassar ke Jambi, Nadia Hutri alias NH mengubah identitas bocah berusia 4 tahun tersebut.

Nama Bilqis diubah menjadi Chaira Ainun, seolah-olah anak Nadia Hutri.

NH menyiapkan seluruh kelengkapan dokumen palsu, mulai dari tiket pesawat hingga identitas baru Bilqis.

Perempuan yang diduga sebagai otak utama penculikan Bilqis menyusun rencana matang untuk bisa membawa sang balita lintas pulau tanpa terdeteksi aparat.

Adapun modus Nadia Hutri ini diungkapkan oleh Kanit Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Nasrullah, dikutip dari Tribunjambi.com.

Baca juga: Sosok Najmuddin, CEO TRK Holding Hadiahi Lamborghini Rp25 Miliar saat Anak Ultah ke-9 Tahun

Awalnya, BR diculik oleh Sri Yuliana alias SY (30) saat tengah bermain di Taman Pakui Sayang, Makassar, tempat yang biasa dikunjungi anak-anak setiap akhir pekan.

Setelah berhasil membawa BR, SY kemudian menjual korban kepada Nadia Hutri dengan harga Rp 3 juta, sebuah transaksi yang membuka jalan bagi rangkaian kejahatan berikutnya.

NH yang berasal dari Sukoharjo, Jawa Tengah, langsung terbang ke Makassar secara khusus untuk menjemput korban, menunjukkan keseriusan dan perencanaan matang di balik aksinya.

Setelah mendapat BR dari SY, NH membawa sang anak dengan pesawat komersial Lion Air, berpura-pura sebagai ibu kandungnya yang sedang bepergian.

BR tercatat tiba di Bandara Sultan Thaha Saifuddin (STS) Jambi pada 4 November 2025 pukul 11.25 WIB, tanpa sedikit pun menimbulkan kecurigaan dari petugas bandara.

Dalam catatan manifest penerbangan, NH menggunakan nama samaran untuk sang balita agar keberadaannya tidak terdeteksi pihak berwenang.

Untuk mengelabui petugas, NH memalsukan seluruh identitas korban, termasuk nama, agar seolah-olah BR adalah anaknya sendiri.

“Jadi dia (NH) naik pesawat, nama korban dipalsukan dan sudah disiapkan tiket sebelum berangkat. Namanya BR itu yang dipalsukan jadi Chaira Ainun,” ujar Kanit Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Nasrullah, dikutip dari Tribunjambi.com.

Baca juga: Lintang Raizha Bantah jadi Selingkuhan DJ Bravy, Menyesal Sebarkan Chat Eks Pacar Erika Carlina

Aksi ini memperlihatkan bagaimana NH sudah menyiapkan seluruh kelengkapan dokumen palsu, mulai dari tiket pesawat hingga identitas baru sang balita.

Begitu tiba di Jambi, NH langsung menyerahkan BR kepada dua orang pelaku lain, MA dan AS, sebagai bagian dari transaksi berikutnya.

Dari proses penyerahan itu, NH menerima bayaran sebesar Rp 15 juta, lalu segera kembali ke rumahnya di Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, untuk menghapus jejak.

Namun, bukannya berhenti di situ, kejahatan berantai ini berlanjut ketika MA dan AS kembali menjual BR dengan harga Rp 80 juta kepada seorang perempuan bernama Lina.

Transaksi jual-beli manusia ini menggambarkan betapa terorganisirnya jaringan pelaku yang memanfaatkan anak kecil demi keuntungan pribadi.

Lina kemudian membawa BR ke kawasan pemukiman Suku Anak Dalam (SAD) yang terletak jauh di pedalaman Jambi.

Di sanalah akhirnya BR ditemukan dalam kondisi selamat, setelah aparat gabungan dari Polrestabes Makassar, Polda Jambi, dan Polres Kerinci melakukan penyelidikan intensif selama berhari-hari.

Penemuan BR menjadi titik terang dari kasus yang mengguncang publik Indonesia ini, sekaligus membuka tabir kelicikan sindikat perdagangan anak lintas daerah.

Kini, aparat kepolisian terus menelusuri kemungkinan adanya jaringan lebih besar di balik aksi penculikan yang melibatkan NH dan rekan-rekannya tersebut.

Warga Syok Nadia Terlibat Penculikan

Diketahui, Nadia tinggal di di kawasan perumahan subsidi di Desa Kepuh, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.

Berdasarkan pantauan TribunSolo.com di lokasi, Senin (10/11/2025), rumah bercat krem itu tampak tertutup rapat.

Tidak ada aktivitas di dalam maupun di sekitar rumah tersebut.

Beberapa warga sekitar menyebut, sejak penangkapan NH oleh pihak kepolisian pada Kamis (6/11/2025) dini hari, rumah itu sempat dihuni oleh suaminya dan anaknya.

Namun saat ini kosong dan tak lagi ditinggali keluarganya.

“Setelah penangkapan itu, rumahnya langsung sepi. Tidak ada orang di situ, lampu juga sudah mati,” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya, dikutip tribunsolo.com.

Menurut informasi yang dihimpun, NH membeli rumah tersebut sekitar satu tahun lalu melalui program rumah subsidi.

Sejak saat itu, ia tinggal bersama keluarganya dan dikenal sebagai sosok yang tertutup serta jarang bersosialisasi dengan warga sekitar menurut keterangan Ketua Rt setempat, Sukino Harsomarto (74).

“Rumah itu dia beli, katanya rumah subsidi. Di sini tinggalnya belum lama, kira-kira setahun. Orangnya pendiem, jarang keluar rumah,” tutur Ketua RT.

Sukino menambahkan, warga sempat terkejut saat aparat kepolisian datang pada dini hari untuk mengamankan NH terkait kasus penculikan anak di Makassar.

“Kami semua kaget karena tidak menyangka, ternyata dia terlibat kasus penculikan. Selama ini tampak seperti orang biasa,” imbuhnya.

Sebelumnya, NH ditangkap oleh tim gabungan Polrestabes Makassar dan Polres Sukoharjo di rumahnya di Desa Kepuh, Kecamatan Nguter.

Ia diduga berperan sebagai perantara dalam kasus penculikan Bilqis (4).

Di mana setelah korban diambil oleh pelaku utama, NH menerima dan mengirim korban ke wilayah Jambi.

Saat ini, NH telah dibawa ke Makassar untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

Baca juga: Sosok Gus Elham Yahya, Anak KH Lukman Arifin Viral Cium Pipi Anak Kecil, Ditegur Lora Ismael

Cara Polisi Bujuk Bilqis yang Ketakutan hingga Mau Pulang

Bilqis Ramdhani (4), balita asal Makassar yang diculik, ketakutan saat bertemu polisi penjemputnya di wilayah Merangin, Jambi.

Tangis haru pecah di tengah hutan Kabupaten Merangin, Jambi, saat polisi akhirnya berhasil membawa pulang Bilqis.

Bocah itu telah dibeli dan diasuh selama beberapa hari oleh warga Suku Anak Dalam (SAD) di Merangin, yang menganggapnya sebagai anak sendiri.

Bilqis sempat mengira Suku Anak Dalam adalah keluarganya.

Untuk mendapatkan kembali Bilqis, polisi harus bernegosiasi selama dua malam penuh dengan para tetua adat SAD.

Negosiasi itu berlangsung sejak Jumat (7/11/2025) hingga Sabtu malam di wilayah pedalaman yang hanya bisa ditempuh lewat perjalanan darat belasan jam.

Pada Sabtu malam (8/11/2025), setelah perjuangan panjang, Bilqis akhirnya diserahkan oleh pihak adat kepada empat polisi dari Sulsel yang menjemputnya di tengah hutan dalam kondisi gelap gulita wilayah Tabir Selatan, Merangin, Jambi.

Namun suasana berubah haru ketika bocah itu menolak digendong polisi karena telah menganggap warga di kampung adat itu sebagai keluarganya.

Namun setelah polisi melakukan video call dengan ibunya, barulah Bilqis mau dibawa.

“Hubungan emosional sudah terjalin. Bilqis mengira mereka orang tuanya. Kami semua menahan air mata,” ungkap Kasubnit II Jatanras Polrestabes Makassar, Ipda Supriyadi Gaffar, yang ikut menjemput Bilqis.

Sebagai seorang ayah, Supriyadi mengaku tak kuasa menahan tangis saat pertama kali menggendong Bilqis.

“Sedih sekali. Kami juga orang tua, bisa merasakan bagaimana perasaan ayahnya,” ucapnya lirih.

RUMAH SUBSIDI - Rumah Nadia Hutri (29), pelaku penculikan bilqis di Sukoharjo, di Desa Kepuh, Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Senin (10/11/2025). Menurut informasi yang dihimpun, NH membeli rumah tersebut sekitar satu tahun lalu melalui program rumah subsidi.
RUMAH SUBSIDI - Rumah Nadia Hutri (29), pelaku penculikan bilqis di Sukoharjo, di Desa Kepuh, Nguter, Kabupaten Sukoharjo, Senin (10/11/2025). Menurut informasi yang dihimpun, NH membeli rumah tersebut sekitar satu tahun lalu melalui program rumah subsidi. (TribunSolo.com/Anang Ma'ruf)

Negosiasi Alot dan Penjemputan Berlangsung Dramatis

Upaya empat polisi asal Makassar untuk menjemput Bilqis dari tangan warga yang membelinya pun berlangsung alot dan dramatis.

Mereka adalah Kepala Unit (Kanit) Reskrim Polsek Panakkukang, Iptu Dr Nasrullah, Kasubnit II Jatanras Polrestabes Makassar, Ipda Supriyadi Gaffar dan dua personel Jatanras Polrestabes Makassar lainnya, Bripka Megawan Parante dan Briptu Muh Arif.

Sesampainya di Jambi, Bilqis telah dijual tersangka MA dan AS ke penduduk perkampungan adat Kabupaten Merangin, dengan harga Rp 60 juta.

Untuk menuju perkampungan adat itu, kata Kasubnit II Jatanras Polrestabes Makassar, Ipda Supriyadi Gaffar harus melalui jalan yang dikelilingi kawasan hutan.

Dibantu polisi setempat, Ipda Supriyadi Gaffar dan Iptu Nasrullah pun bertemu pemangku ada perkampungan itu.

"Kami memohon bahwa anak itu tidak sama dengan kalian. Kami ini dengan hati nurani dengan tugas kami emban kalau tidak pulang anak itu kami juga tinggal," ucap Ipda Supriyadi Gaffar menggambarkan proses negosiasi.

"Jadi dibujuk-bujuk, berupaya lah mereka untuk menyerahkan," lanjutnya.

Upaya negosiasi itu, lanjut Ipda Supriyadi Gaffar sangatlah alot. Butuh dua malam satu hari agar Bilqis diserahkan ke polisi.

"Negosiasi, mulai dari malam, tembus pagi, terus malamnya lagi (Sabtu 8/11/2025)," kata Supriyadi.

Terlebih, kata Supriyadi Gaffar, Bilqis sudah berbaur dan menganggap pengasuhnya di perkampungan itu adalah keluarga sendiri.

"Karena memang hubungan emosional sudah terjalin antara mereka. Jadi waktu kami mau mengambil adik Bilqis itu, adik Bilqis sempat meronta karena menganggap itu bapaknya. Saking dekatnya," ungkap Supriyadi.

Supriyadi tak kuasa menahan rasa harunya begitu Bilqis diserahkan oleh pemangku adat setempat.

Sebagai sosok ayah yang punya anak kecil, dirinya mengaku sangat terharu begitu menggendong Bilqis.

"Sedih lah, karena ini terkait anak-anak kami. Kami juga ini orang tua, meninggalkan anak itu bagaimana pikirannya kita," ucapnya.

Bantah Ada Penyerahan Uang

Beredar kabar, ada negosiasi berupa penyerahan sejumlah uang. Namun, Supriyadi membantah hal itu.

"Tidak ada (negosiasi uang). Karena itu terkait dengan nyawa orang. Jadi mereka juga punya hati nurani, kami memberikan pengertian bahwa posisikan diri anda bagaimana kalau anak anda diculik," ucapnya.

"Kalaupun ada anak-anak lain di dalam itu kan resmi ada orang tuanya yang menyerahkan sendiri untuk dirawat," ucapnya lagi.

Hal senada diungkapkan Kanit Reskrim Polsek Panakkukang Iptu Nasrullah, yang ikut dalam penjemputan Bilqis.

Alumnus Doktor Ilmu Hukum Unhas ini mengaku perjuangan menjemput Bilqis sangat lah dramatis.

"Kita koordinasi dengan ketua adat, ternyata di dalam sudah terjual lagi ke orang SAD lain," kata Iptu Nasrullah

"Setelah dialog selama dua malam itu dibantu Polda Jambi akhirnya kita bisa membawa pulang Bilqis," kata Nasrullah.

Salah satu tantangan berkesan, kata Iptu Nasrullah, lantaran dirinya dan Tim Jatanras Polrestabes Makassar, baru menginjakkan kaki pertama kali di perkampungan adat Kabupaten Meranging itu.

"Bilqis ditemukan di daerah pelosok. Perjalanan panjang apa lagi kita baru menginjakkan kaki di sana. Alhamdulillah dengan bantuan teman-teman semua kita bisa amankan," sebutnya.

BILQIS KEMBALI KE KELUARGA - (kiri) Mery Ana, pelaku yang menjual Bilqis. (kanan) Bilqis digendong polisi saat tiba di Makassar.
BILQIS KEMBALI KE KELUARGA - (kiri) Mery Ana, pelaku yang menjual Bilqis. (kanan) Bilqis digendong polisi saat tiba di Makassar. (Instagram Makasar Info)

Bilqis Diberi Makan Mie Instan dan Cemilan

Kini, Bilqis sudah kembali kepada orangtuanya di Kecamatan Rappocini, Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Setelah bertemu dengan kedua orangtuanya, Bilqis pun menceritakan yang dialaminya di sana.

Rupanya selama hampir sepekan diculik, Bilqis hanya diberi makan mi instan.

"Ditanya makan apa nak? Dia bilang mi, cemilan, itu aja," kata sang ayah, Dimas.

Ia mengaku sempat stres selama anaknya hilang hampir sepekan.

"Paling beratnya itu waktu antar pulang, melewati Makassar, kabarnya tidak ada, simpang siur. Saya kadang pusing, stres gitu," kata Dimas.

Bilqis diculik saat ikut ayahnya Dwi Nurmas (34) bermain tennis di Taman Pakui Sayang, Jl AP Pettarani, Makassar, sekitar dua kilometer dari rumahnya, Minggu (2/11/2025).

Enam hari berselang atau Sabtu (8/11/2025) Bilqis ditemukan di kawasan hutan perkampungan adat di Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, 2.611 kilometer dari Kota Makassar.

Minggu (9/11/2025) Bilqis dibawa ke Makassar, diserahkan ke keluarganya. Sang ayah tak kuasa menahan tangis melihat buah hatinya selamat, sementara senyum Bilqis terus mengembang.

(Bangkapos.com/TribunSumsel.com/TribunnewsBogor.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved