Andre Rosiade Heran Anaknya Azizah Kena Cancel Culture Padahal Cerai Baik-baik dengan Pratama Arhan
Andre Rosiade buka suara soal pernikahan dan perceraian Azizah Salsha dengan Pratama Arhan. Ia tegaskan nikah bukan settingan
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Ringkasan Berita:
- Andre Rosiade akhirnya bicara soal isu yang menimpa putrinya, Azizah Salsha.
- Ia menegaskan pernikahan Azizah dan pesepak bola Pratama Arhan bukan settingan.
- Meski akhirnya bercerai, keduanya berpisah dengan cara baik-baik dan tanpa konflik.
- Kena Cancel Culture, Azizah Jadi Korban Netizen
BANGKAPOS.COM--Nama selebgram Azizah Salsha kembali ramai diperbincangkan di media sosial.
Putri dari politikus Partai Gerindra, Andre Rosiade, itu menjadi sorotan setelah berbagai isu tentang kehidupannya pribadi beredar luas mulai dari pernikahan muda dengan pesepak bola Pratama Arhan, kabar perselingkuhan, hingga perceraian.
Seiring munculnya berbagai isu miring, Azizah bahkan disebut-sebut menjadi korban cancel culture, fenomena sosial di mana seseorang diboikot secara massal karena dianggap melanggar norma atau perilaku yang tak disukai publik.
Pernikahan Azizah dan Arhan Bukan Settingan
Menanggapi berbagai kabar tersebut, Andre Rosiade akhirnya buka suara.
Dalam perbincangan di kanal YouTube dr. Richard Lee, MARS pada Kamis (13/11/2025), Andre menegaskan bahwa pernikahan Azizah dan Arhan bukanlah hasil rekayasa atau settingan.
“Kalau soal itu kan pilihan. Saya menghormati pilihan anak saya. Anak saya sama Arhan waktu itu memang sepakat minta nikah karena mereka yakin, ya sudah kami fasilitasi. Tidak ada by design, mereka yang minta nikah ke kami,” jelas Andre.
Azizah dan Arhan diketahui menikah pada 20 Agustus 2023, saat Azizah berusia 20 tahun dan Arhan 22 tahun.
Berpisah Secara Baik-Baik
Meski pernikahan mereka hanya bertahan dua tahun, Andre menegaskan bahwa perceraian keduanya dilakukan secara baik-baik.
Pratama Arhan resmi mengajukan permohonan cerai ke Pengadilan Agama Tigaraksa, Tangerang, pada 1 Agustus 2025, dan keduanya dinyatakan sah bercerai pada 29 September 2025.
“Di saat mereka memutuskan berpisah, mereka pun berpisah baik-baik. Karena pernikahan ini menggabungkan dua keluarga besar, jadi perpisahan juga dilakukan dengan baik,” ujarnya.
Kena Cancel Culture, Azizah Jadi Korban Netizen
Lebih lanjut, Andre Rosiade mengaku heran dengan sikap netizen yang terus menyerang putrinya bahkan setelah bercerai.
“Perpisahannya baik-baik, yang enggak baik itu netizen. Dari awal nikah sampai sudah pisah, Azizah terus jadi korban. Padahal Azizah tidak menzalimi siapa pun, enggak korupsi, enggak mencelakai orang, tapi terus diserang,” ungkapnya.
Andre juga menyoroti fenomena cancel culture yang menimpa Azizah, mempertanyakan alasan masyarakat menghujat putrinya tanpa dasar jelas.
“Bahkan hari-hari ini dia kena cancel culture. Saya tanya, Azizah dosanya apa sih sama orang? Putusan pengadilan pun sudah jelas, mereka berpisah baik-baik karena ketidakcocokan,” tegasnya.
Fenomena Cancel Culture di Kalangan Publik Figur
Fenomena cancel culture semakin marak di era media sosial, terutama terhadap figur publik seperti selebritas dan influencer.
Tak jarang, opini warganet dapat berujung pada tekanan psikologis berat bagi korban yang menjadi sasaran.
Kasus Azizah Salsha menjadi salah satu contoh bagaimana kehidupan pribadi seorang figur publik bisa dengan mudah menjadi konsumsi dan perdebatan publik bahkan ketika mereka tidak melakukan pelanggaran hukum apa pun.
Cancel culture (atau budaya pembatalan) adalah fenomena sosial di mana seseorang biasanya tokoh publik, influencer, atau bahkan perusahaan diboikot secara massal oleh masyarakat (terutama di media sosial) karena dianggap melakukan tindakan atau ucapan yang melanggar norma sosial, etika, atau moral.
Cancel culture berasal dari kata to cancel yang berarti “membatalkan” atau “memboikot.”
Dalam konteks sosial, ini berarti masyarakat secara kolektif menghentikan dukungan, berhenti mengikuti, menolak karya, atau bahkan menyerang reputasi seseorang karena perilaku atau pernyataannya dianggap tidak pantas.
Contoh:
Seleb yang ketahuan bersikap rasis atau menghina kelompok tertentu bisa “dicancel”.
Influencer yang ketahuan selingkuh atau menipu penggemar juga sering jadi sasaran cancel culture.
Tujuan awalnya adalah bentuk akuntabilitas sosial, agar orang terkenal atau berpengaruh bertanggung jawab atas perilakunya.
Namun, dampak negatifnya, cancel culture sering berubah menjadi perundungan massal (cyberbullying) dan menghancurkan reputasi seseorang sebelum kebenaran jelas terungkap.
Contoh dalam Kasus Indonesia
Misalnya, ketika publik menilai seorang artis berperilaku buruk (seperti isu perselingkuhan atau penghinaan), mereka bisa ramai-ramai:
- berhenti mengikuti media sosialnya,
- menyerang kolom komentar,
- memboikot brand yang bekerja sama dengan artis tersebut.
Dalam konteks Azizah Salsha, netizen menilai ia terkena cancel culture karena terus dihujat dan diboikot di media sosial setelah perceraian dari Pratama Arhan, meski tak terbukti berbuat salah.
(TribunnewsMaker.com/Febriana/Bangkapos.com)
| Sosok Letkol Andika Putra Yuniston Komandan Batalyon Dicopot Buntut 3 Anak Buah Aniaya Prada Hairul |
|
|---|
| Nasib Bilqis Setelah Dirawat Suku Anak Dalam Jambi, Orang Tua Sebut Lebih Agresif: Agak Kasar |
|
|---|
| Presiden Prabowo Rehabilitasi Dua Guru Luwu Utara yang Dipecat karena Iuran Rp20 Ribu |
|
|---|
| Bacaan Doa Khatam Al-Qur'an 30 Juz: Memohon Pahala Berlipat Ganda |
|
|---|
| Sosok Rasnal dan Abdul Muis Guru SMAN 1 Luwu Utara Batal Dipecat Setelah Bertemu Prabowo |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20240821-Ayah-Azizah-Salsha-Disorot-Ini-Profil-Andre-Rosiade-asal-Padang.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.