Gara-Gara Ikuti Gaya K-Pop, Gadis 20 Tahun Asal Tiongkok Alami Gagal Ginjal Akibat Cat Rambut
Gadis muda di Tiongkok alami gagal ginjal setelah sering ganti warna rambut demi meniru gaya idola K-Pop. Dokter ungkap bahaya bahan kimia cat rambut
Penulis: M Zulkodri CC | Editor: M Zulkodri
Ringkasan Berita:
- Seorang gadis berusia 20 tahun asal Henan, Tiongkok, didiagnosis gagal ginjal akibat terlalu sering mewarnai rambut mengikuti tren K-Pop.
- Dokter memperingatkan bahaya bahan kimia pada cat rambut yang bisa merusak organ tubuh bila digunakan berlebihan.
- Beberapa efek samping terlalu sering mewarnai rambut
BANGKAPOS.COM--Kisah tragis datang dari Tiongkok. Seorang gadis muda bernama Hua (20), asal Provinsi Henan, harus menanggung akibat fatal dari kebiasaannya mewarnai rambut setiap bulan demi meniru gaya idola K-Pop favoritnya.
Hua, yang dikenal sangat mengidolakan penyanyi asal Korea Selatan, rela mengganti warna rambutnya setiap kali sang artis berganti gaya.
Ia bahkan tak segan menggunakan berbagai produk pewarna rambut dengan kandungan kimia tinggi.
Namun, hobi ekstrem itu justru menghancurkan kesehatannya.
Menurut laporan dari TV Henan pada 14 September 2025, yang dikutip dari laman scmp, Hua didiagnosis menderita radang ginjal.
Akibat paparan bahan kimia dari cat rambut yang digunakan terus-menerus.
Dokter yang menanganinya bernama Tao Chenyang, di Rumah Sakit Rakyat Zhengzhou, mengatakan, Hua pergi ke salon rambut untuk mengecat rambutnya.
Hal ini dilakukan Hua setiap kali selebriti favoritnya mengganti rambut mereka.
Seperti yang diketahui banyak idola-idola Korea Selatan yang memiliki rambut warna-warni.
Apalagi ketika mereka harus mempromosikan karya baru, rambut mereka akan berganti model dan warna.
Kegiatan tersebut ternyata ditiru oleh fans fanatiknya tanpa memperhatikan kesehatan tubuh.
Dokter Tao Chenyang dari Rumah Sakit Rakyat Zhengzhou menjelaskan bahwa zat kimia dari pewarna rambut dapat diserap kulit kepala dan mengalir ke dalam darah, yang lama-kelamaan merusak fungsi ginjal.
Kondisi Hua memburuk ketika ia menemukan bintik-bintik merah di kakinya, disertai nyeri sendi dan sakit perut hebat.
Setelah dilakukan pemeriksaan, hasil laboratorium menunjukkan tanda-tanda peradangan ginjal akut.
Baca juga: 10 Negara yang Siap Membayar Pendatang untuk Tinggal, Ada yang Kasih Rumah Gratis dan Gaji Bulanan
Kasus ini langsung viral di media sosial Tiongkok.
Banyak netizen menilai bahwa tindakan Hua merupakan bentuk obsesi berlebihan terhadap budaya K-Pop, di mana penampilan dan tren visual kerap menjadi tolok ukur populer di kalangan penggemar muda.
Sejumlah pakar kesehatan memperingatkan masyarakat, terutama kalangan remaja, agar tidak sembarangan mengikuti tren kecantikan tanpa memperhatikan keamanan produk.
Industri K-Pop dikenal sering meluncurkan gaya rambut baru yang unik dan mencolok mulai dari warna pelangi, pirang platinum, hingga abu metalik.
Namun, tanpa perawatan profesional, penggunaan bahan pewarna berulang bisa berakibat fatal seperti yang dialami Hua.
Kini, Hua tengah menjalani perawatan intensif di rumah sakit dan diharuskan berhenti menggunakan produk pewarna rambut sepenuhnya.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa kesehatan jauh lebih penting daripada sekadar gaya, dan bahwa setiap tren tidak selalu aman untuk diikuti.
Dilansir laman Cleveland Clinic, pewarna rambut umumnya mengandung bahan kimia seperti amonia, peroksida, dan para-phenylenediamine (PPD).
Bahan-bahan tersebut dapat menyebabkan berbagai efek samping, seperti alergi.
Berikut beberapa efek samping terlalu sering mewarnai rambut.
1. Alergi
Alergi akibat terlalu sering mewarnai rambut sering terjadi.
Jenis alergi yang dihasilkan bermacam-macam, mulai dari ringan sampai berat.
Hal ini terjadi karena terdapat bahan kimia yang bernama para-phenylenediamine.
Bahan tersebut dapat menimbulkan reaksi alergi seperti ruam dan gatal di sekitar kelopak mata atas.
Namun bahaya cat rambut yang disebutkan tadi masih tergolong ringan.
Masih ada gejala yang lebih berat seperti kemerahan, kulit melepuh dan terjadi pembengkakan di seluruh bagian wajah (angioedema).
Untuk itu, Anda perlu menghindari beberapa produk pewarna rambut yang mengandung bahan-bahan tersebut.
Baca juga: Kasus Pelecehan Seksual di Transjakarta, 3 Pegawai Trauma, 1 Hamil, Pelaku Hanya Kena SP2
2. Ganggauan saluran pernapasan
Menggunakan pewarna rambut secara berlebihan dapat berdampak juga pada sistem pernapasan.
Hal ini disebabkan kandungan amonia yang bersifat racun, sehingga menimbulkan gangguan pada organ pernapasan, seperti paru-paru, tenggorokan, dan lain-lain.
3. Iritasi mata
Pewarna rambut kebanyakan memiliki aroma kuat yang menyengat dan kurang sedap.
Hal ini tidak hanya menimbulkan sesak pada organ pernapasan, tetapi menciptakan rasa perih di sekitar area mata.
Aroma yang begitu kuat dapat mengganggu mata bahkan rasanya seperti tersengat dan tak jarang membuat mata berair.
4. Membahayakan janin
Efek samping terlalu sering mewarnai rambut selanjutnya adalah membahayakan janin.
Sebab, kandungan formaldehida di dalam beberapa produk pewarna rambut bersifat karsinogenik serta berpotensi meningkatkan risiko keguguran hingga kecacatan janin.
Untuk itu, sebaiknya ibu hamil menghindarinya.
5. Merusak rambut
Pewarna rambut sering kali mengandung amonia dan peroksida.
Amonia bisa menembus batang rambut dan peroksida menetralkan pigmen alami rambut serta menghilangkan warna.
Keduanya menjadi masalah utama kerusakan rambut.
Bahan kimia akan membuat rambut kehilangan kilaunya hingga mudah patah.
Satu-satunya cara untuk menghilangkan kerusakan berlebih adalah dengan memotong rambut Anda.
6. Merusak sistem imun
Dalam pewarna rambut terdapat kandungan DMDM hydantoin yang dapat merusak sistem imun.
Bila sistem imun rusak, daya tahan tubuh akan melemah dan seseorang akan mudah terserang penyakit.
Kondisi ini tentu membahayakan dan dapat berisiko menyebabkan kematian.
7. Memicu kerusakan saraf
Timbal asetat yang ada pada produk pewarna rambut diduga memiliki indikasi dapat merusak otak dan saraf.
Meski secara internasional sudah ada larangan penggunaan bahan tersebut.
Nyatanya masih banyak produk pewarna rambut yang menggunakan bahan timbal dan dijual bebas.
8. Kanker
Penelitian yang mengaitkan proses pewarnaan rambut dan kanker masih memberikan hasil yang berbeda.
Namun, sejak pertama kali cat rambut diperkenalkan, kandungan yang bersifat karsinogenik (memicu kanker) ditemukan di dalamnya.
Seiring berjalannya waktu, produsen cat rambut mengubah beberapa kandungan di dalamnya.
Kendati demikian, risiko kanker akibat pewarnaan rambut tetaplah ada. (*)
Sumber: TribunTrends.com
| Siapa Dumatno Budi Utomo? Diyakini Roy Suryo Pria di Foto Ijazah Jokowi: Bibirnya Bukan Bibir Jokowi |
|
|---|
| Sosok Aresty Gunar Tunarga, Istri Pegawai Pajak di Manokwari Dibunuh dan Dibuang ke Septic Tank |
|
|---|
| Sosok Dumatno Budi Utomo, Roy Suryo Sebut Fotonya Dipakai di Ijazah Jokowi |
|
|---|
| Kepala BGN Dadan Hindayana Disemprot DPR Usai Minta Uang ke Menkeu Purbaya: Ga Ngerti Mekanisme |
|
|---|
| Harga Samsung S23 FE Terbaru November 2025, HP Chipset Exynos 2200 Lebih Murah dari S23 |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/Cat-rambut-sebabkan-gagal-ginjal.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.