Berita Viral
Sosok Yon Hendri Guru SD di Riau Dipecat Gegara Banting Nasi Kotak Depan Murid, Kepsek Ikut Dicopot
Guru honorer Yon Hendri di Riau dipecat buntut membanting nasi kotak di depan murid
Ringkasan Berita:
- Guru Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Kampar, Riau membanting nasi kotak di depan murid dan guru sehingga langsung memicu reaksi beragam dari warganet
- Peristiwa ini terjadi di SD Negeri 021 Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Senin (10/11/2025), saat suasana sekolah sedang ramai karena kegiatan khusus
- Aksi guru membanting nasi kotak ini memantik kekesalan dari orang tua murid, yang merasa perilaku tersebut tidak pantas di depan anak-anak
BANGKAPOS.COM - Guru Sekolah Dasar (SD) di Kabupaten Kampar, Riau mendadak viral di media sosial.
Bukan karena prestasinya, namun karena ia membanting nasi kotak di depan murid dan guru sehingga langsung memicu reaksi beragam dari warganet.
Peristiwa ini terjadi di SD Negeri 021 Desa Tarai Bangun, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Senin (10/11/2025), saat suasana sekolah sedang ramai karena kegiatan khusus.
Guru yang menjadi sorotan itu bernama Yon Hendri, berstatus sebagai pengajar honorer di sekolah tersebut.
Kronologi Insiden
Insiden itu terjadi setelah kegiatan sosialisasi perundungan yang digelar bersama Kejaksaan Negeri Kampar dan Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) setempat.
Awalnya, ratusan nasi kotak ditahan di sebuah ruangan, dan Yon berniat membagikannya langsung ke murid di dalam kelas agar proses pembagian lebih tertib dan teratur.
Baca juga: Outfit Dedy Yulianto Tersangka Lagi Ngopi di Kafe Jakarta Pusat, Dari Topi Bermerek Kini Ditangkap
Namun, guru lain yang berada di lokasi meminta agar nasi kotak dibagikan secepatnya, memicu perdebatan sengit antar-guru.
Yon yang terpancing emosi kemudian membanting beberapa nasi kotak yang berasal dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga itu, tepat di depan murid-muridnya.
Melihat kejadian tersebut, guru lain bernama Reza Arya Putra, yang berpihak pada Yon, ikut kesal dan kemudian mengeluarkan nasi kotak dari plastik kresek dari dalam ruangan.
Kepala Disdikpora Kampar, Aidil, membenarkan bahwa nasi kotak itu berasal dari pihak Disdikpora.
"Nasi itu dari Disdik untuk kegiatan Bidang Ketenagaan, sosialisasi pencegahan kekerasan," kata Aidil kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (13/11/2025).
Aidil menambahkan bahwa SD Negeri 021 Tarai Bangun menjadi satu-satunya sekolah di Kecamatan Tambang yang dipilih sebagai tempat sosialisasi, sehingga semua perhatian terfokus pada sekolah itu.
Aksi guru membanting nasi kotak ini memantik kekesalan dari orang tua murid, yang merasa perilaku tersebut tidak pantas di depan anak-anak mereka.
Puncaknya, orang tua murid bersama anak-anak mereka menggelar aksi di sekolah pada Rabu (12/11/2025) sebagai bentuk protes atas kejadian yang viral tersebut.
Dua Guru Honorer Dipecat
Buntut dari polemik ini, Disdikpora Kampar akhirnya memecat dua oknum guru honorer, yaitu Yon Hendri dan Reza Arya Putra.
"Dua honorer sudah diberhentikan," ujar Aidil kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis, menegaskan tindakan tegas pihak dinas.
Aidil juga menerangkan bahwa kedua guru itu berstatus honorer dengan gaji yang bersumber dari komite sekolah, sehingga kedisiplinan dan etika kerja menjadi tanggung jawab bersama.
Baca juga: Terungkap Oknum LSM Pelapor Guru SMAN 1 Luwu Utara Gegara Rp20 Ribu Berujung Dipecat, Ini Sosoknya
Insiden ini menjadi peringatan bagi seluruh tenaga pengajar agar tetap menjaga sikap profesional di depan murid, sekaligus menunjukkan pentingnya komunikasi antar-guru saat mengelola kegiatan sekolah.
Meski situasi awal tampak kecil, kejadian itu kini menjadi sorotan nasional di media sosial, mengingat efeknya terhadap psikologi murid dan citra sekolah.
Kepala Sekolah Dicopot
Bersamaan dengan pemecatan dua guru honorer itu, Disdikpora Kampar juga mencopot Kepala SD Negeri 021 Desa Tarai Bangun, Aspinawati Harahap dari jabatannya.
Pencopotan itu dilakukan karena Aspinawati dinilai arogan dan semena-mena dalam memimpin sekolah.
Dalam aksi unjuk rasa yang digelar orang tua murid terungkap, sejumlah pungutan yang dilakukan pihak sekolah.
Di antaranya iuran tanah timbun Rp50 ribu per orang tua, ada juga iuran penghijauan sekolah Rp35 ribu per anak.
Selain itu, potongan terhadap penerima Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp50 ribu.
Orang tua murid juga mengungkap adanya pungutan membeli buku Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Lalu pembayaran uang masuk sekolah yang tidak transparan karena tanpa bukti kwitansi, serta nominal uang masuk sekolah antar murid yang berbeda.
Pemicu Ricuh Sampai Guru Banting Nasi Kotak
Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kampar, Aidil menjelaskan pemicu oknum guru SD Negeri 021 Tarai Bangun Kecamatan Tambang membanting nasi kotak.
Aksi oknum guru bernama Yon Hendri itu terjadi pada Senin (10/11/2025) bertepatan di hari Peringatan Hari Pahlawan.
Semula ratusan nasi kotak itu ditahan di dalam sebuah ruangan.
Yon ingin membagikannya langsung kepada murid.
Sementara rekannya guru meminta agar nasi kotak itu dibagikan secepatnya.
Perdebatan antar guru pun terjadi.
Akhirnya Yon emosi dan membanting beberapa nasi kotak.
Nasi pun berserakan di lantai.
Reza Arya Putra, seorang guru laki-laki yang lain berpihak kepada Yon dengan kesal mengeluarkan nasi kotak di plastik kresek dari dalam ruangan.
Aidil mengakui, nasi kotak itu dari Disdikpora Kampar.
Baca juga: Profil Manaf Zubaidi Berani Lawan Dedi Mulyadi Bisnis Ilegal Digusur, Jaksa Pernah Periksa Presiden
Pembagian nasi itu bukan dalam rangka Peringatan Hari Pahlawan.
"Nasi itu dari Disdik untuk kegiatan Bidang Ketenagaan, sosialisasi pencegahan kekerasan," katanya kepada Tribunpekanbaru.com, Kamis (13/11/2025).
Menurut dia, SDN 021 Tarai Bangun merupakan satu-satunya sekolah di Kecamatan Tambang yang dipilih menjadi tempat sosialisasi.
Hari itu merupakan yang pertama dari beberapa tempat direncanakan.
"Itu kebetulan hari pertama dan akan berlanjut. SD 021 itu hanya sampel di Kecamatan Tambang. Di kecamatan lain, satu sekolah juga," jelasnya.
Sosialisasi itu menyasar murid dengan materinya tentang pencegahan kekerasan terhadap murid, seperti bullying.
Disdikpora mendatangkan pembicara dari Kepolisian Resor dan Kejaksaan Negeri Kampar.
Orang Tua Siswa Ungkap Kekecewaan
Seperti diketahui, perbuatan oknum guru itu memantik kekesalan orangtua murid.
Seratusan orang tua bersama anak-anak mereka menggelar aksi di sekolah itu, Rabu (12/11/2025).
Kepala Polsek Tambang, AKP. Aulia Rahman dan Kepala Desa Tarai Bangun, Andra Maistar turun menenangkan aksi unjuk rasa itu. Ia menyatakan aksi berjalan damai tanpa rusuh.
Aksi itu berakhir dengan pertemuan untuk memfasilitasi tuntutan seratusan massa. Massa diberi kesempatan menyampaikan aspirasi mereka.
Pertemuan itu dihadiri perwakilan dari Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (Disdikpora) Kampar. Selain itu ada Kepala Desa Tarai Bangun, Andra Maistar. Ketua Asosiasi Kepala Sekolah Dasar Kecamatan Tambang, Abdul Hamid juga hadir.
Orangtua murid awalnya mengungkap perbuatan tidak terpuji oknum guru bernama Oyon. Mereka juga memprotes guru lain bernama Rezeki yang membantu Oyon.
Tuntut Kepala Sekolah Dicopot
Setelah itu, massa menghujani pertemuan dengan berbagai tuntutan. Di samping tuntutan agar Kepala SDN 021 Tarai Bangun, Aspinawati Harahap dicopot.
Setelah itu, massa menghujani pertemuan dengan berbagai tuntutan. Di samping tuntutan agar Kepala SDN 021 Tarai Bangun, Aspinawati Harahap dicopot.
Baca juga: Sosok Letkol Andika Putra Yuniston Komandan Batalyon Dicopot Buntut 3 Anak Buah Aniaya Prada Hairul
Pertemuan itu mengungkap bermacam pungutan di sekolah. Antara lain iuran tanah timbun Rp50 ribu per orang tua.
Ada juga iuran penghijauan sekolah Rp35 ribu per anak. Selain itu potongan terhadap penerima Program Indonesia Pintar (PIP) sebesar Rp50 ribu.
Orangtua murid juga mengungkap adanya pungutan membeli buku Tes Kemampuan Akademik (TKA).
Berikutnya pembayaran uang masuk sekolah tidak transparan karena tanpa bukti kuitansi. Nominal uang masuk sekolah antara murid juga berbeda.
Tak hanya itu. Massa bahkan mengungkap praktik nepotisme. Suami dan anak kepsek yang juga guru di sekolah itu kerap absen mengajar.
Keluhan orangtua murid pun sampai ke perilaku guru ke murid yang sering kasar dan arogan. Bahkan terkadang dengan kata-kata kotor.
Massa kemudian mengungkap ijazah murid yang tamat tahun 2025 belum dibagikan. Mereka meminta komite sekolah dirombak.
Kapolsek Aulia mencatat ada sebanyak 14 tuntutan untuk ditindaklanjuti Disdikpora. "Tuntutan wali murid akan ditindaklanjuti oleh dinas pendidikan," katanya.
Disdikpora memenuhi tuntutan orangtua murid untuk menonaktifkan Kepsek Aspinawati. Digantikan sementara oleh Abdul Hamid sebagai Pelaksana Harian (Plh.) Kepsek.
(Tribunpekanbaru.com/Fernando Sihombing, TribunSumsel.cpm/TRibunnewsMakewr.com/Bangkapos.com)
| Terungkap Oknum LSM Pelapor Guru SMAN 1 Luwu Utara Gegara Rp20 Ribu Berujung Dipecat, Ini Sosoknya |
|
|---|
| Sosok Muhammad Ikhlas Thamrin, Penemu Bobibos Bahan Bakar Jerami Mendekati RON 98, KDM Ambil Alih |
|
|---|
| Profil Manaf Zubaidi Berani Lawan Dedi Mulyadi Bisnis Ilegal Digusur, Jaksa Pernah Periksa Presiden |
|
|---|
| Sosok Rasnal dan Abdul Muis Guru SMAN 1 Luwu Utara Batal Dipecat Setelah Bertemu Prabowo |
|
|---|
| Sosok Manaf Zubaidi, Pensiunan Jaksa Ngamuk Bisnis Ilegalnya Dibongkar KDM, Dapat Rp400 Juta Setahun |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bangka/foto/bank/originals/20251113-GURU-HONORER-DI-RIAU.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.