Setelah KDM, Gubernur Bengkulu Kepincut Bobibos Bahan Bakar Jerami, Anggap Pertamina Diam BBM Langka

Setelah Kang Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Bengkulu Helmi Hasan juga kepincut pada Bobibos alias bahan bakar jerami .

|
Penulis: Dedy Qurniawan CC | Editor: Dedy Qurniawan
Tribun Bengkulu
KEPINCUT BOBIBOS -Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan saat diwawancarai, di gedung Pola Pemerintah Provinsi Bengkulu, Senin (20/10/2025). 
Ringkasan Berita:

BANGKAPOS.COM - Setelah Kang Dedi Mulyadi (KDM), Gubernur Bengkulu Helmi Hasan juga kepincut pada Bobibos alias bahan bakar jerami .

Ketertarikan Helmi Hasan ini terlihat pada unggahan instagram akun @bobibos, Kamis (13/11/2025).

Ia tertarik karena melihat Bobibos sebagai alternatif solusi dari Pertamina yang dianggapnya diam soal kelangkaan BBM di Bengkulu.

Pad postingan tersebut, Haelmi Hasan bertemu dengan tim Bobibos.

Ia disebut menyampaikan apresiasi terhadap inovasi bahan bakar nabati dari jerami yang digagas oleh anak bangsa tersebut.

"Kehadiran BOBIBOS menjadi angin segar di tengah persoalan kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) yang dalam beberapa waktu terakhir dirasakan masyarakat Bengkulu," tulis akun @bobibos.

Bobibos juga dipandang sebagai peluang besar untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui pemanfaatan limbah pertanian yang selama ini terabaikan.

Gubernur Helmi menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Bengkulu siap bergerak cepat.

Pemprov akan menyiapkan lahan sawah seluas 2.000 hektare sebagai sumber bahan baku jerami, sekaligus mendukung pembangunan pabrik pengolahan bahan bakar BOBIBOS di wilayahnya.

Langkah ini diharapkan menjadi awal dari sinergi antara pemerintah daerah, inovator energi, dan masyarakat dalam menghadirkan bahan bakar mandiri yang ramah lingkungan.

Sementara itu, tim BOBIBOS menyampaikan bahwa pihaknya masih terus berkoordinasi intensif dengan pemerintah pusat untuk memastikan seluruh proses produksi, distribusi, dan perizinan berjalan sesuai regulasi nasional.

Sembari menanti regulasi resmi, Gubernur Helmi berencana membagikan BOBIBOS secara gratis kepada masyarakat Bengkulu untuk mengatasi kelangkaan BBM yang masih terjadi di beberapa wilayah.

Langkah ini diharapkan bisa memberikan kelegaan bagi warga sekaligus memperkenalkan manfaat bahan bakar berbasis jerami secara langsung di lapangan.

Anggap Pertamina Diam soal BBM Langka

Sebagai informasi, kelangkaan BBM memang terjadi di Bengkulu beberapa hari terakhir ini.

Dikutip dari Tribun Bengkulu, di beberapa SPBU di Kota Bengkulu, ratusan kendaraan tampak mengantre untuk mengisi bahan bakar.

Tak hanya itu, sejumlah tempat pengisian BBM eceran juga terlihat ramai. Harga BBM eceran mencapai Rp20 ribu per liter untuk Pertalite dan Rp25 ribu per liter untuk Pertamax.

Menanggapi hal itu,Gubernur Bengkulu Helmi Hasan meminta Pertamina untuk lebih aktif berkomunikasi dan menyampaikan informasi publik seperti yang dilakukan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), sebelum muncul keributan di tengah masyarakat.

Hal ini disampaikan Helmi karena hingga Senin (10/11/2025) siang, antrean panjang masih terjadi di beberapa SPBU di Kota Bengkulu.

Menurut Helmi, Pertamina bisa mencontoh pilot pesawat atau pihak BMKG yang selalu memberi informasi lebih dulu sebelum terjadi kendala.

“Misal pilot pesawat, kalau ada goncangan pilot pasti memberitahu dahulu ada awan akan terjadi goncangan. Seperti itu pula BMKG, adanya peringatan dini soal cuaca, jadi kita bisa bersiap-siap menghadapinya,” ungkap Helmi saat diwawancarai Senin (10/11/2025) pukul 08.30 WIB.

Helmi meminta Pertamina meniru langkah tersebut untuk memberi informasi jika terjadi kendala dalam pendistribusian BBM.

Ia menegaskan agar masyarakat tidak sampai ribut dan saling menyalahkan, sementara Pertamina yang bertanggung jawab atas BBM justru diam seribu bahasa.

 “Pertamina bisa mencontoh pilot ataupun BMKG, memberikan informasi terlebih dahulu kendalanya apa agar kita bisa bersiap-siap. Ini Pertamina yang diberikan tanggung jawab soal BBM justru diam seribu bahasa,” jelas Helmi.

Helmi juga menegaskan agar Pertamina menjelaskan secara terbuka kepada masyarakat mengenai kendala yang dihadapi.

Selain itu, ia meminta Pertamina untuk menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat atas permasalahan yang terjadi, karena hal tersebut menjadi tanggung jawab Pertamina.

“Saya minta Pertamina dapat menjelaskan kepada masyarakat soal kendala yang dihadapi. Kedua, Pertamina minta maaf kepada masyarakat karena domainnya ada di Pertamina,” tutup Helmi.

Helmi Hasan juga mengajak masyarakat untuk ikut mengawasi krisis Bahan Bakar Minyak (BBM) di Provinsi Bengkulu.

Sebelumnya, Pertamina menjanjikan kepada masyarakat Bengkulu bahwa stok BBM di wilayah tersebut dalam kondisi aman.

Kepastian ini disampaikan setelah dijadwalkan kedatangan kapal pengangkut BBM yang akan bersandar di Pelabuhan Pulau Baai, Minggu (9/11/2025) pagi.

Pihak Pertamina memastikan setelah kapal bersandar, mereka akan segera melakukan proses pemulihan distribusi agar antrean di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dapat segera berkurang.

Namun hingga Senin (10/11/2025) siang, sejumlah SPBU di Kota Bengkulu masih dipadati kendaraan yang mengantre untuk mengisi BBM.

Helmi pun geram. Ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut mengawasi kondisi BBM di Bengkulu.

“Tadi pagi sudah ada kapal tangki yang merapat, tiga lagi. Kita amati sama-sama, siapa tahu di dalam tangki itu bukan minyak,” ungkap Helmi saat diwawancarai, Senin (10/11/2025) pukul 08.30 WIB.

Helmi menjelaskan, pihaknya bersama TNI dan Polri telah turun langsung untuk mengawasi proses pendistribusian BBM.

Ia menambahkan, Pertamina berkomitmen menyelesaikan persoalan BBM dalam satu hingga dua hari ke depan, namun hal itu menjadi tanggung jawab Pertamina, bukan pemerintah daerah.

“Pertamina berkomitmen dalam 1-2 hari persoalan BBM selesai, namun itu komitmen Pertamina, bukan komitmen pemerintah, karena yang punya domain soal BBM adalah Pertamina, kementeriannya adalah Kementerian ESDM,” jelas Helmi.

Helmi juga menyinggung persoalan krisis BBM sebelumnya yang sempat terjadi pada pertengahan tahun ini. Ia mengatakan pihaknya sudah menanyakan kendala yang dihadapi Pertamina hingga krisis kembali terjadi.

Awalnya, Pertamina beralasan adanya pendangkalan di alur Pelabuhan Pulau Baai sehingga kapal tidak bisa masuk. Pemerintah kemudian mengejar pengerukan agar kapal Pertamina bisa bersandar.

“Setelah bilang dulu lebaran adanya pendangkalan, tapi kan lancar. Ternyata ada masalah 13 mobil tangki yang biasa digunakan menjadi 3,” kata Helmi.

“Harusnya Pertamina ngomong dulu sama kita, ‘Pak, kita ini ada masalah kendaraan, dari 13 menjadi 3, mohon solusinya’. Kan bisa kita cari jalan keluar,” tutup Helmi.

Gubernur Bengkulu Helmi Hasan juga mengatakan Pertamina tidak pernah berkomunikasi secara terbuka dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu.

“Pertamina harusnya lebih terbuka dan berkomunikasi dengan pemerintah. Jika ada kendala, kita bisa langsung mencari solusinya,” ujar Helmi.

Helmi menilai komunikasi sangat penting agar masyarakat tidak saling menyalahkan. Ia menegaskan bahwa Pertamina sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pengelolaan BBM di Bengkulu, seolah diam seribu bahasa.

“Jangan sampai tunggu masyarakat ribut hingga saling salah. Pertamina yang diberikan tanggung jawab untuk mengelola BBM di Bengkulu hanya diam seribu bahasa,” tutur Helmi.

Ia juga meminta Pertamina memberikan kejelasan mengenai kendala pendistribusian BBM kepada masyarakat dan pemerintah.

Selain itu, Helmi meminta Pertamina untuk menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Bengkulu.

“Pertamina harus memberikan kejelasan kepada masyarakat dan pemerintah soal kendala pendistribusian BBM. Pertamina juga harus meminta maaf ke masyarakat Bengkulu,” jelas Helmi.

Helmi menambahkan, memang ada laporan mengenai praktik penguncalan minyak menggunakan drum dan kendaraan yang dimodifikasi, namun menurutnya persentasenya sangat kecil.

“Memang ada laporan soal yang gunjal minyak dengan drum hingga modifikasi kendaraan. Pak Kapolda sudah menindak oknum tersebut, namun persentasenya sangat kecil. Orang mengunjak paling berapa liter sih,” lanjut Helmi.

Ia mengungkapkan, kapal tangki minyak yang seharusnya berjumlah empat unit, kini hanya satu unit yang beroperasi, sehingga menyebabkan kelangkaan.

Helmi juga meminta masyarakat untuk tidak saling menuduh, mengingat Pertamina telah menyampaikan adanya kendala transportasi kapal laut pengangkut BBM.

Kabarnya, kapal tangki yang datang pada pagi tadi hanya mengangkut biodiesel, namun tiga kapal lainnya sudah merapat di pelabuhan.

Ia mengimbau masyarakat ikut mengawasi bersama agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

“Kita sama-sama mengawasi kapal tangki itu. Siapa tahu bukan minyak di dalamnya. Kita lihat dulu. Saat ini, Satpol PP, TNI, dan Polri sudah turun memperhatikan itu. Masalah krisis BBM akan selesai 1-2 hari ke depan,” tutup Helmi.

Upaya Helmi Gandeng Bobibos Didukung DPRD Bengkulu

Upaya Gubernur Helmi Hasan menjadikan Bobibos sebagai alternatif solusi kelangkaan BBM di Bengkulu didukung oleh DPRD Bengkulu.

Wakil Ketua (Waka) I DPRD Provinsi Bengkulu, Teuku Zulkarnain mendukung langkah strategis dari Pemerintah Provinsi untuk mencari solusi terkait kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Bengkulu.

Teuku mengatakan pihaknya mendukung upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Bengkulu dalam mencari solusi soal kelangkaan BBM.

“Berkali-kali (Kelangkaan BBM, red) apapun alasannya, kita susah terima sebenarnya, karena BBM itu menyangkut hajat orang banyak, tidak ada BBM macet semua kita,” ungkap Teuku saat diwawancarai di Kantor DPRD Bengkulu, Jumat (14/11/2025) 13.10 WIB dikutip dari Tribun Bengkulu.

“Oleh sebab itu, kita mendorong Pemerintah Provinsi untuk melakukan langkah-langkah strategis (Kolaborasi dengan BOBIBOS, red), artinya bukan untuk menyangi Pertamina,” lanjut Teuku.
Kolaborasi dengan BOBIBOS ini bukan untuk bersaing dengan Pertamina, namun untuk menyelamatkan rakyat Bengkulu dari krisis BBM ini.

Apapun langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bengkulu, untuk mengatasi persoalan kelangkaan BBM oleh Pertamina, pihaknya mendukung penuh.

 “Apapun langkah-langkah yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bengkulu, untuk mengatasi persoalan kelangkaan BBM ini, kita dukung penuh,” jelas Teuku.

Menurutnya, jika terus berharap dengan Pertamina, pihaknya khawatir akan terjadi kembali kelangkaan BBM ini.

Karena, lanjut Teuku, masalah distribusi BBM ada atau tidaknya BBM dan sebagainya, mutlak kewenangan Pertamina.

“Masalah distribusi BBM ada atau tidaknya BBM dan sebagainya, mutlak kewenangan Pertamina, soal ini pertamina jangan bersembunyi terus hingga rakyat menyalahkan Pertaminah, seharusnya Pertamina harus cepat dan tanggap memberikan keterangan pers soal kelangkaan BBM,” papar Teuku.

Pertamina harus aktif seperti PLN, dimana sehari sebelum listrik padam, PLN langsung memberik tahukan kepada masyarakat.

Namun Pertamina yang mengetahui akan ada kelangkaan tak memberitahu, harusnya diumumkan ke masyarakat. Namun pertamina bersembunyi terus-menerus.

“Pertamina yang mengetahui akan ada kelangkaan tak memberitahu, harusnya diumumkan ke masyarakat. Namun pertamina bersembunyi terus-menerus, seakan-akan yang disalahkan Pemerintah Provinsi, diharapkan pertamani tak seperti ini, berlaku lah seperti PLN karena mereka sama-sama BUMN,” ujar Teuku

Pembiayaan Inovasi Bobibos Diambil Alih KDM

Sementara itu, inovasi Bobibos memantik perhatian Kang Dedi Mulyadi atau KDM, Gubernur Jawa Barat.

Dedi Mulyadi kemudian melakukan uji coba bahan bakar dari jerami untuk mesin traktor diesel di area persawahan, Lembur Pakuan, Kabupaten Subang.

Mantan Bupati Purwakarta tersebut menjelaskan, uji coba ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana limbah pertanian, seperti jerami, dapat diolah menjadi energi alternatif.

"Ini kalau nanti berhasil, berarti jerami yang ada di sawah daerah Lembur Pakuan ini bisa diproses, kita ekstraksi jadi bahan bakar," kata Dedi dalam rekaman video yang diterima Kompas.com pada Selasa (11/11/2025).

Jika percobaan ini sukses, Dedi menyatakan, produksi bahan bakar dari jerami akan segera dikembangkan secara massal di Lembur Pakuan.

Dilansir dari laman Bapenda Jawa Barat, hasil pengujian penggunaan bahan bakar dari jerami menunjukkan kinerja mesin yang optimal, tarikan ringan, dan kualitas asap buangan yang lebih baik.

Uji laboratorium resmi oleh Lemigas juga mengonfirmasi kualitas bahan bakarnya diklaim memiliki angka oktan (RON) mencapai 98,1.

Inovasi bahan bakar yang diberi nama Bobi Boss (Bahan Bakar Original Buatan Indonesia Bos) ini dikembangkan oleh tim ahli muda.

Dengan rasio konversi mencapai 3.000 liter Bobi Boss per hektar sawah, Lembur Pakuan yang memiliki potensi hingga 1.000 hektar dapat menghasilkan jutaan liter bahan bakar dari jerami.

Keunggulan Bobi Boss tidak hanya terbatas pada bahan bakar. Karena dalam proses pengolahannya dari jerami juga menghasilkan produk turunan yang bernilai, termasuk pakan ternak (diperkirakan hingga 2.000 ton dari 500 hektar) dan pupuk.

Hal ini menciptakan siklus ekonomi berkelanjutan di mana pertanian tidak hanya menghasilkan pangan, tetapi juga energi, pakan, dan pupuk.

Lanjut Dedi, jerami yang selama ini dianggap sebagai limbah dan dibakar pasca-panen, kini bisa menjadi peluang bagi masyarakat desa untuk mengolahnya menjadi sumber bahan bakar yang memiliki nilai ekonomi tinggi.

"Dua minggu lagi panen. Kalau sudah panen, itu (jerami) nggak usah dibuang. Kita langsung kerja sama, langsung dibuat jadi bahan bakar," tuturnya.

Lancar Dedi menegaskan, pengembangan awal proyek ini tidak akan melibatkan lembaga pemerintah. I

Ia pribadi akan mendanai proyek tersebut. 

"Nggak usah dulu pakai lembaga pemerintah, pakai lembaga KDM aja," pungkas Dedi sambil tertawa.

Tentang Bobibos

Bobibos adalah akronim dari Bahan bakar Original Buatan Indonesia Bos alias bahan bakar jerami yang sedang viral.

Penemunya adalah Muhammad Ikhlas Thamrin dan timnya.

Baca juga: Profil Muhammad Ikhlas Thamrin Penemu Bobibos Bahan Bakar Jerami, KDM Ambil Alih, Bahlil Hati-hati

Mereka melakukan riset selama 10 tahun.

Bobios dibuat dari dari berbagai tanaman yang mudah tumbuh di banyak wilayah Indonesia, termasuk di lahan persawahan.

Dengan RON mendekati 98, Bobibos disebut bisa menempuh jarak lebih jauh dibandingkan bahan bakar solar konvensional saat ini.

10 tahun riset mandiri, Bobibos masih perlu lewati banyak pintu

Muhammad Ikhlas Thamrin menciptakan Bobibos dilatarbelakangi oleh keresahannya pada tingginya ketergantungan Indonesia terhadap energi impor.

Ia ingin membuktikan Indonesia mampu berdiri di atas kaki sendiri melalui ilmu pengetahuan dan riset mandiri. (Tribun Bengkulu/ Tribun Jabar/ Kompas.com/ Kompas.tv/ Bangkapos.com)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved