Guru Telanjangi Muridnya di Depan Kelas Gara-gara Tak Bikin PR
Delapan siswa SDN 1 Jangkar, Kabupaten Situbondo, mendapat perlakuan tidak etis oleh guru sekolahnya.
BANGKAPOS.COM, SITUBONDO - Delapan siswa SDN 1 Jangkar, Kabupaten Situbondo, mendapat perlakuan tidak etis oleh guru sekolahnya. Bahkan, para siswa tersebut, diberi hukuman bertelanjang di depan teman-teman sekelasnya.
Delapan siswa yang mendapat sanksi memalukan dari gurunya itu, lantaran tidak mengerjakan pekerjaaan rumah (PR) yang diberikan gurunya tersebut.
Peristiwa itu terungkap, setelah salah satu murid yang mengadukan kepada kakaknya.
"Sepulang sekolah adik saya menangis dan saat ditanya adik saya mengaku kalau ditelanjangi gurunya," ujar Sri Wardatul Jamil, kepada sejumlah wartawan saat mendatangi rumahnya.
Akibat peristiwa itu, adiknya tidak mau masuk sekolah karena merasa malu dengan teman sekelasnya.
"Yang ditelanjangi ada delapan, ceweknya dua, cowoknya enam. berarti semuannya delapan," terang Warda.
Delapan siswa dan siswi yang mendapatkan hukuman itu, mereka masing-masing berinisial RN, NT, NV, AL, FS, ES, FQ dan AV, seluruhnya siswa kelas 5 SDN 1 Jangkar.
Ketua Komisi IV DPRD Situbondo, Hasanah Tohir mengatakan, hukuman menelanjangi siswanya yang dilakukan oknum guru sudah tidak manusiawi dan mengarah pada kekeraan mental siswanya.
Politisi perempuan dari Fraksi Persatuan Pembangunan (FPP) ini akan memanggil guru, kepala sekolah serta kepala Dinas Pendidikan Situbondo.
"Pemberian hukuman itu merupakan bentuk kegagalan sekolah dalam mendidik siswanya," kata Hasanah Tohir.
Dijelaskan, di dunia pendidikan tidak mengenal istilah sanksi atau hukuman bagi siswanya yang melanggar.
"Jika melanggar siswa itu dibimbing dan diberi pembinaan. Bukan seperti itu," ujarnya.
Kepala SDN 1 Jangkar, Slamet tidak membantah peristiwa itu di sekolahnya.
Dia mengaku sudah menegur wali kelas 5 atas sanksi yang diberikan ke 8 siswanya.
Selain itu, pihaknya juga telah memediasi guru dengan pada wali muridnya tersebut.
"Sudah kami tegur dan kami sudah meminta maaf kepada wali murid ke rumahnnya. Mulai hari ini siswa sudah masuk sekolah seperti biasa," kata Slamet saat ditemui sejumlah wartawan di sekolahnya, Kamis (15/10/2015).
Sementara itu, Samini guru kelas 5 SDN I Jangkar mengaku khilaf dan meminta maaf kepada guru dan para wali muridnya.