Memilukan, Hanya Karena Tak Bisa Membaca, Bocah Berusia 10 Tahun ini Tewas Dipukul Gurunya

'tindakan disiplin' guru ini sudah keterlaluan dan mengakibatkan kematian seorang gadis Nairobi 10 tahun bernama Joy Wangari

Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Iwan Satriawan

BANGKAPOS.COM--Banyak dari kita mengalami berbagai cara  dari guru guna mendisiplinkan kita di masa sekolah.

Meskipun beberapa guru mengambil terlalu jauh dan menyakiti anak-anak secara fisik dan merusak mereka secara emosional, ada guru yang menjaga cara mereka bersih tapi efektif.

Baca: Ini Keburukan Uya Kuya, Dari Tak Akui Anak Kandung, Dribble Buah Dada, Hingga Tari Erotis

Namun,  'tindakan disiplin' guru ini sudah keterlaluan dan mengakibatkan kematian seorang bocah Nairobi berusia 10 tahun bernama Joy Wangari. 

Persoalanya sepele lantaran hanya karena bocah  yang malang itu tidak bisa membaca.  Dilansir dari viral4real.com menurut laporan, guru mulai memukul Joy Wangari di kepala setelah mengetahui anak itu tidak bisa membaca.

Baca: Disebut Jadi Mualaf Demi Nikahi Pramugari Cantik Garuda, Ini Jawaban Aktor Yama Carlos

Guru dari Mukandamia Sekolah Dasar kemudian mendesak dan mendorong teman sekelas Joy untuk memukul dan memukulinya juga.

Orang tua, Mary Wanjiku mengatakan: 'rekan semeja diperintahkan untuk mengajarinya cara membaca dan memukulinya jika dia tidak bisa. Guru mulai memukul punggungnya ketika gadis mengatakan dia tidak bisa membaca. " ungkapnya.

Joy selanjutnya mengeluh kepada guru kepala sekolah dan diizinkan untuk pulang lebih awal. Dia tinggal sendiri dengan neneknya 86 tahun.

Tetangga Ann Wairimu mengatakan: 'Saya mengunjungi gadis di rumah dan dia tampak sangat lemah dan mengeluh sakit perut dan punggung.

"Dia bilang dia dipukuli oleh guru dan teman-teman sekelasnya."

Baca: Dicari Pembantu, Syaratnya Cantik, Seksi, Janda Lebih Baik, Bikin Netizen Penasaran

Empat hari setelah serangan itu, Joy dibawa ke rumah sakit sebagai luka memburuk. Sementara di bawah perawatan, Joy menyerah pada luka dan meninggal di rumah sakit. guru segera bersembunyi setelah kematian Joy.

Sub County Hanya Direktur Pendidikan Kamemba Kamande menyatakan: "Kami belum mengambil tindakan disipliner terhadap siapa pun tetapi, harus kita menemukan salah satu guru bersalah, maka kami akan mengambil tindakan."

Induk Simon Mureithi mengklaim bahwa ini bukan contoh pertama dari kekerasan yang dilakukan oleh guru di murid.

Dia mengatakan: 'Aku ditransfer anak saya dari sekolah setelah ia dipukuli parah oleh guru dan ada banyak orang lain yang memiliki keluhan yang sama. Kami menuntut agar semua guru harus diganti dengan yang lebih manusiawi. " jelasnya.

Baca: Artis Ini Maunya Menikahi Empat Wanita, Tapi di Film Terbarunya Cuma Dua

Kekerasan Terhadap Siswa Masih Tinggi

Dikutip dari kompas.com, Angka kekerasan di lingkungan sekolah yang dialami siswa  di Indonesia masih cukup tinggi. Kondisi itu dipengaruhi oleh anggapan yang menyebutkan bahwa kekerasan itu bagian dari pendidikan.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved