Memilukan, Hanya Karena Tak Bisa Membaca, Bocah Berusia 10 Tahun ini Tewas Dipukul Gurunya

'tindakan disiplin' guru ini sudah keterlaluan dan mengakibatkan kematian seorang gadis Nairobi 10 tahun bernama Joy Wangari

Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Iwan Satriawan

"Ada yang masih menganggap bahwa itu bagian dari pendidikan. Bahwa pendisiplinan itu melalui kekerasan," ungkap  Direktur Pembinaan Pendidikan Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Sukiman saat menjadi pemateri dalam seminar pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang, Jawa Timur, Selasa (29/11/2016).

Ia mengatakan, berdasarkan data International Center for Research on Women (ICRW) Pada 2015, sebanyak 84 persen siswa di Indonesia mengaku pernah mengalami kekerasan di sekolah.

Sebanyak 45 persen siswa laki-laki menyebutkan bahwa guru atau petugas sekolah merupakan pelaku kekerasan. Adapun 22 persen siswi menyebutkan bahwa guru dan petugas sekolah merupakan pelaku kekerasan.

Baca: Janji Tiduri 1 Juta Pria, Model Cantik Ini Baru Layani 400 Orang

Selain itu, 75 persen siswa mengakui pernah melakukan kekerasan di sekolah.

Sukiman menyebutkan, berdasarkan data United Nations International Children's Emergency Fund (UNICEF), 50 persen anak mengaku pernah mengalami perundungan atau bullying di sekolah. Adapun 40 persen pelajar berusia 13-15 tahun mengaku pernah mengalami kekerasan oleh teman sebaya.

"Kalau di negara tertentu itu sentuhan fisik dibatasi. Kita tidak seekstrem itu, tetapi tentu dengan pendisiplinan melalui kekerasan saya himbau tidak dilakukan," kata Sukiman.

Ia menyebutkan bahwa kedisiplinan dalam dunia pendidikan harus dilakukan tanpa adanya kekerasan.

Baca: Bikin Iri, Pria Ini Gratis Naik Pesawat Garuda Kelas Satu ke London, Kalau Bayar Harganya Segini

Kemendikbud menyosialisasikan agar tidak ada satu pun yang merekomendasikan kekerasan sebagai alat pendidikan.

"Ada cara lain kok mendidik anak. Pengertian reward dan punishment dalam pendidikan tidak masuk kekerasan fisik," kata dia.

Ia juga menyinggung soal banyaknya kekerasan oleh guru yang berlanjut ke meja hijau. Ke depan, ia mengaku akan berkolaborasi dengan orangtua siswa supaya kekerasan terhadap anak bisa diselesaikan secara kekeluargaan.

Baca: Bukan Rahasia Lagi, Lebih Sering Orgasme Bikin Wanita Bahagia

"Melalui kolaborasi antara keluarga dan sekolah, kalau mau protes, langsung protes diawal sehingga ada perbaikan. Selesaikan di tingkat pendidikan, tidak langsung ke meja hukum," kata dia.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved