Pak Gembus Pakai Ilmu Kepepet Raup Omzet Rp14 Miliar Per Bulan
Pemilik rumah makan "Ayam Gepuk Pak Gembus", Ridho Nurul Adityawan mengakui berwirausaha lebih enak ketimbang jadi karyawan.
BANGKAPOS.-COM - Pemilik rumah makan "Ayam Gepuk Pak Gembus", Ridho Nurul Adityawan mengakui berwirausaha lebih enak ketimbang jadi karyawan.
Ridho yang juga dipanggil Pak Gembus ini mengakui hidupnya lebih sejahtera saat menjadi wirausaha ketimbang menjadi karyawan biasa.
Hanya saja, dia mengimbau bagi para calon wirausaha untuk tidak melihat dirinya saat tengah di atas seperti ini. Namun melihat ketika Ridho berada pada posisi tersulit, ketika berutang, dagangannya tidak laku, dan lain-lain.
"Intinya dulu memang di masa-masa kepepet, masa tersulit. Kalau rumusnya orang kepepet itu kan otomatis mau gerak, cowok itu kan pikirannya bagaimanapun pun caranya harus dapat duit lah," kata Ridho.
Dia juga menyarankan orang-orang yang ingin berwirausaha untuk menghilangkan gengsi dan bersangguh-sungguh menjalani semua usaha yang akan dirintis.
"Kalau mau jadi orang kaya, orang sukses benar-benar harus dari nol. Jangan ngandelin orang tua atau siapapun, anggap saja posisi kita dalam posisi kepepet," kata Ridho.
Berkah kegigihannya, Ridho yang awalnya bekerja sendiri, kini memiliki staf dan kepala divisi di PT Yellow Food Indonesia sebanyak 36 orang. Sedangkan karyawan di seluruh cabangnya mencapai 700 orang.
"Ya Alhamdulillah, dulu makan susah. Sekarang omset per bulan sudah Rp14 miliar per bulan, tapi itu omset kantor ya," kata Ridho.
Kantornya merupakan pabrik pengolahan ayam, tahu, tempe, dan sayur-sayuran. Tiap bulan, perusahaannya untung sekitar Rp2 miliar-Rp3 miliar.
"Kalau untuk saya pribadi Rp 800 juta sampai Rp 1 miliar, Alhamdulillah. Laba bersihnya," kata pria berusia 29 tahun tersebut.
Bagaimana perjuangan Ridho, yang memiliki nama kecil Gembus, membangun "Ayam Gepuk Pak Gembus"?
Ridho yang merupakan lulusan D-3 Politeknik Universitas Diponegoro, Semarang, dahulunya adalah seorang pegawai kantoran biasa.
Dia pernah bekerja sebagai staf di sebuah perusahaan batu bara di Kalimantan selama 8 bulan. Kemudian bekerja sebagai staf administrator di PT Wilmar di Sambas selama 1,2 tahun, dan sebagai Customer Service Inbound di MNC (Indovision) selama 1,5 tahun.
Tujuannya bekerja hanya satu, yakni menyisihkan gaji untuk membuka usaha. Gaji yang diterima selama menjadi karyawan hanya senilai upah minimum provinsi (UMP) atau sekitar Rp2,8 juta tiap bulannya.
Dia berupaya menyisihkan gaji tiap bulannya hingga akhirnya terkumpul uang sebesar Rp19 juta. Uang itu dikumpulkannya selama 3,5 tahun untuk memulai usaha. Pada akhirnya, Ridho memutuskan resign dari MNC dan memulai membangun warung "Ayam Gepuk Pak Gembus" di Jalan Pesanggrahan, Jakarta Barat, pada 12 Oktober 2013.