Pak Gembus Pakai Ilmu Kepepet Raup Omzet Rp14 Miliar Per Bulan

Pemilik rumah makan "Ayam Gepuk Pak Gembus", Ridho Nurul Adityawan mengakui berwirausaha lebih enak ketimbang jadi karyawan.

Editor: fitriadi
Kurnia Sari Aziza/Kompas.com
Warung Ayam Gepuk Pak Gembus. 

Dia membuka warung kaki lima bermodalkan tenda sebesar 3x3 meter. Ternyata, dirinya membutuhkan modal hingga Rp23 juta untuk memulai usaha.

Untuk menutupi kekurangan, Ridho berutang sana sini. "Saya pinjam kamera ke teman kos-kosan saya dan kameranya saya gadaikan. Sampai motor saya Vario 110 cc, diambil sama leasing," kata Ridho.

Ridho Nurul Adityawan alias Pak Gembus
Ridho Nurul Adityawan alias Pak Gembus ()

Selama enam bulan pertama, Ridho menjalani sendiri usahanya. Dia juga yang memasak dan melayani pembeli. Saat "Ayam Gepuk Pak Gembus" baru dibuka, dia mengatakan, tiga ekor ayam saja susah untuk dihabiskan.

Dia sempat ingin menyerah karena berutang dan uangnya habis di transportasi. Namun, dengan kegigihan, kesabaran, dan mental yang kuat, dia merasa perlu utuk terus memperjuangkan "Ayam Gepuk Pak Gembus". Sebab, di sisi lain, dia juga merupakan anak tunggal.

Pernah suatu ketika, dia merasa senang karena berhasil menjual 12 ekor ayam. Ridho mendapat untung atau laba bersih tiap harinya sekitar Rp100.000-Rp150.000. Usahanya mulai berkembang ketika seorang pelanggannya yang bernama Dhani menawarkan bisnis franchise.

Ridho yang tak mengerti apa-apa soal bisnis franchise meminta waktu selama satu pekan untuk mempelajari hal tersebut. Kemudian, Ridho pergi ke warnet dan mencari tahu bagaimana bisnis franchise.

"Saya copy paste saja, ada franchise donat, saya ganti donatnya sama ayam gepuk Pak Gembus. Oke 5 hari sudah ketemu, bikin proposal, saya undang si Kokoh Dhani," kata Ridho.

Dhani merasa tertarik dan membuka dua cabang "Ayam Gepuk Pak Gembus" di Mangga Besar dan Kebon Sirih, Jakarta. Ridho hanya bermodalkan banner yang dilengkapi dengan nomor teleponnya untuk bisnis franchise.

Hingga kini, "Ayam Gepuk Pak Gembus" sudah memiliki 462 cabang se-Asia Tenggara. Pada awalnya, Ridho hanya dapat menghabiskan tiga ekor ayam, kini tiap warungnya dapat menghabiskan 110 ekor ayam dan jika dihitung di seluruh cabang, 12 ton ayam dapat habis dalam satu hari.

Banyaknya cabang yang ia miliki, membuat dirinya membangun sebuah induk perusahaan yang dinamakan PT Yellow Food Indonesia. Induk perusahaan itu dibangun sejak Maret 2015.

Awalnya kantor tersebut jadi satu dengan dapurnya yang berada di Jalan Jomas, Pesanggrahan, Jakarta Barat. Kemudian menjadi kantor sendiri dan membentuk PT pada tahun 2016.

"Saya bikin PT karena kuota kami juga sudah banyak banget kebutuhannya. PT Yellow Food Indonesia itu anak usahanya ada ayam gepuk Pak Gembus dan Mie Santet," kata Ridho.

Berkat "Ayam Gepuk Pak Gembus" pula, Ridho bertemu jodohnya. Sang istri merupakan pelanggan ayam gepuk yang sering datang ke warungnya. Pada akhirnya, mereka menikah pada 25 September 2015.

(Kompas.com/Agus Surono)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved