Sebut Jokowi-Prabowo hingga Mobilisasi Politik, Ini 5 Fakta Isu Kebangkitan PKI Menurut Survei SMRC
"Kami tanyakan soal pendapat bahwa sekarang ini sedang terjadi kebangkitan PKI di Tanah Air. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak dengan pendapat..."
BANGKAPOS.COM -- Saiful Mujani Research anda Consulting (SMRC) membuat sebuah survei mengenai 'isu kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI)' di Indonesia.
Survei ini dilakukan terhadap 1.057 responden dari sampel 1.220 orang, dengan margin error 3,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca: Malam Ini Laga Chelsea Vs Man City, Inilah Jadwal Lengkap Siaran Langsung Akhir Pekan
Lokasi sampel diambil dari wilayah dengan demografi yang mencerminkan populasi nasional Indonesia dan proporsional berdasarkan karakter demografi dan sebaran wilayahnya.
Proporsi kategori jenis kelamin, tempat tinggal, agama, etnis, serta provinsi mencerminkan populasi nasional.
Baca: Ketika Malam G30S, Para Jenderal Diculik dan Dibunuh, Soekarno Ternyata Bergadang dengan Dewi
Para responden terpilih kemudian diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah terlatih, dalam periode tanggal 3-10 September 2017.
Kontrol kualitas terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangkan responden terpilih.
Dalam survei tersebut SMRC menemukan data yang mencengangkan mengenai isu kebangkitan PKI di mata masyarakat.
Baca: 7 Peristiwa Besar Ini Terjadi pada Tanggal 10 Muharram, Apa Saja Itu? Ini Penjelasannya
Seperti apakah hasil surveinya?
1. Mayoritas Warga Tidak Percaya Sedang Terjadi Kebangkitan PKI
Dalam survei yang dilakukan SMRC, mayoritas warga menyatakan tidak setuju akan adanya kebangkitan PKI di Indonesia.
Fakta tersebut didukung dengan adanya jawaban dari 86,8 persen responden survei.
Baca: Syarifah Telan Pil Pahit Usai Malam Pertama, Keperawanannya Ternyata Direnggut Alat Ini
"Kami tanyakan soal pendapat bahwa sekarang ini sedang terjadi kebangkitan PKI di Tanah Air. Apakah Ibu/Bapak setuju atau tidak dengan pendapat tersebut? Yang mengatakan tidak setuju 86,8 persen," kata Sirojudin dalam paparan hasil survei, di Kantor SMRC, Jakarta, Jumat (29/9/2017) dikutip dari Kompas.com.
