Soedirman, Pahlawan Sejati yang Mendapat Pangkat Jenderal Penuh Setelah Meninggal

Pada tanggal 29 Januari 1950, Soedirman wafat dan oleh pemerintah pangkatnya yang semula Letjen dinaikkan menjadi Jenderal penuh.

Editor: fitriadi
Puspen TNI
Panglima Besar Jenderal Soedirman 

BANGKAPOS.COM - Soedirman dilahirkan pada 4 Januari 1916 di Desa Bodaskarangjati, Rembang, Purbalingga, Jawa Tegah.

Ayah Soedirman, Karsid Kartawiradji dan ibunya, Siyem merupakan petani yang tak terpikir untuk menyekolahkan anaknya pada masa itu.

Beruntung, Soedirman diangkat sebagai anak oleh Asisten Camat Rembang, R Tjokrosunaryo dan kemudian menyekolahkannya.

Baca: Pekan Depan Raja Salman Serahkan Tahta Kerajaan Saudi kepada Sosok Ini

Pada usia tujuh tahun Soedirman masuk HIS (Sekolah Dasar) dan mendapat tambahan pendidikan sopan santun, hidup hemat dan belajar disiplin dari ayah dan ibu angkatnya.

Setelah lulus SD pada tahun 1932, Soedirman masuk MULO (SMP) dan setahun kemudian pindah ke Perguruan Parama Wiworo serta lulus dengan nilai yang bagus  ( 1935).

Soedirman juga aktif pada kegiatan Pandu (Pramuka) yang kemudian menjadi ajang bagi dirinya berlatih sebagai pemimpin sekaligus menunjukkan bakat militernya.

Lulus HIS Soedirman kemudian menjalani profesinya sebagai guru dan pada tahun 1936 menikah dengan Siti Alfiah serta tinggal di Cilacap, Jawa Tengah.

Ketika Jepang masuk ke Indonesia, tempat mengajar Soedirman, Sekolah Muhammadiah ditutup tapi berkat upaya gigihnya, sekolah itu dibuka lagi.

Baca: Ternyata Anak Pejabat Polisi Ini yang Bikin Bisnis dan Karier Setya Novanto Moncer Abis

Ketika Jepang mengumumkan pembentukan Tentara Pembela Tanah Air (PETA), Soedirman yang saat itu sudah menjadi tokoh masyarakat mengikuti latihan PETA, dan diangkat sebagai komandan batalion, Daidanco, yang bermarkas di daerah Kroya, Banyumas.

Saat terjadi pemberontakan PETA, Soedirman termasuk perwira yang dianggap berbahaya dan diberi perlakuan tersendiri.

Ada kemungkinan Soedirman malah akan disingkirkan oleh Jepang secara rahasia.

Tapi sebelum Jepang melaksanakan niatnya, tiba-tiba Sekutu berhasil memenangkan perang.

PETA pun dibubarkan dan selanjutnya, Soedirman mendirikan Badan Keamanan Rakyat (BKR).

Sumber: Intisari
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved