Soedirman, Pahlawan Sejati yang Mendapat Pangkat Jenderal Penuh Setelah Meninggal
Pada tanggal 29 Januari 1950, Soedirman wafat dan oleh pemerintah pangkatnya yang semula Letjen dinaikkan menjadi Jenderal penuh.
Setelah berhasil membentuk BKR bersama tokoh masyarakat Banyumas, Soedirman berhasil melancarkan perebutan kekuasaan dari tangan Jepang secara damai.
Oleh karena itu pasukan Jepang yang dipimpin Mayor Yuda dengan senang hati menyerahkan kekuasaan termasuk persenjataan yang dimiliki.
Baca: Umi Pipik Minta Maaf Via Telepon, Istri Sunu Ngamuk Hingga Linglung Seperti Mayat Hidup
Senjata yang diperoleh dari pengambilalihan kekuasaan itu cukup banyak sehingga BKR Banyumas menjadi kesatuan yang memiliki senjata paling lengkap.
Ketika Sekutu mendarat dengan diboncengi tentara Belanda dan bertugas melucuti serta menawan tentara Jepang, konflik pun pecah.
Pertempuran besar antara Sekutu dan tentara Indonesia akhirnya tak tercegah seperti peristiwa heroik 10 November di Surabaya.
Soedirman yang saat itu diangkat sebagai Panglima Divisi Sunan Gunung Jati atau Divisi V dan bertanggung jawab atas wilayah Kedu serta Banyumas pun kebagian tugas untuk menghadang pasukan Sekutu yag berangkat dari Semarang menuju Ambrawa.
Perang besar pun meletus di Ambarawa dan berhasil dimenangkan pasukan Soedirman.
Berkat prestasi itu Soedirman yang semula berpangkat Kolonel dinaikan jabatannya menjadi Panglima Besar berpangkat Brigadir Jenderal.
Pada tanggal 19 Desember 1948, pasukan Belanda menyerang Ibukota RI, Yogyakarta dan kemudian bergerak ke seluruh wilayah RI.
Baca: Kamar Hotel Ini Pernah Ditempati Jenderal Sudirman, Beraura Mistis Harganya Selangit
Ibukota pun dipidahkan ke daerah Sumatra. Soedirman yang saat itu bertanggung jawab atas wilayah Yogyakarta dan tengah sakit melaporkan pada presiden bahwa pasukan TNI sudah mengantisipasi keadaan.
Soedirman ternyata malah diperintahkan tetap di ibukota untuk menjalani perawatan.
Namun, Soedirman memilih memimpin anak buahnya dan terus melancarkan perlawanan terhadap Belanda melalui perang gerilya.
Dengan kondisi sakit dan ditandu, Soedirman lalu membawa pasukannya menyingkir ke kawasan Selatan Yogykarta.
