Soal La Nyalla Tuding Prabowo Minta Rp 40 M, Begini Kata Fadli Zon

Fadli Zon membantah bila Prabowo Subianto dan partainya meminta uang Rp 40 miliar kepada La Nyalla Mattalitti.

Editor: fitriadi
Tribunnews.com/ Ferdinand Waskita
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon 

BANGKAPOS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon membantah bila Prabowo Subianto dan partainya meminta uang Rp 40 miliar kepada La Nyalla Mattalitti sebagai syarat mendapatkan rekomendasi diusung di Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018.

Untuk diketahui, La Nyalla sempat mendapat rekomendasi maju di Pilgub Jatim sebelum kemudian mandatnya dikembalikan ke‎ Gerindra dengan alasan tidak mendapatkan koalisi.

"Saya kira kalau dari pak Prabowo tidak ada ya‎ itu, saya tidak pernah dengar‎," ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, (11/1/2018).

Baca: Menteri Sofyan Djalil Tolak Cabut HGB Pulau Reklamasi C, D dan G

‎Menurut Fadli, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto tidak pernah meminta uang untuk kepentingan pribadi maupun untuk partai kepada pasangan calon.

Mungkin yang ada, menurut Fadli, Prabowo menanyakan kesiapan logistik calon peserta Pilkada yang diusung.

‎"Kalau itu dipertanyakan terkait kesiapannya untuk menyediakan dana untuk pemilu untuk digunakan dirinya sendiri ya sangat mungkin, tentu logistik dalam pertarungan pilkada sangat diperlukan," katanya.

Baca: Anggita Sari Tiba-tiba Ungkap Meninggalnya Sang Kekasih, Netizen Penasaran Apa Penyebabnya

‎Pasalnya menurut Fadli untuk maju sebagai peserta pemilu dibutuhkan logistik yang tidak sedikit.

Apalagi di Jawa Timur yang jumlah kabupten serta penduduknya yang cukup besar.

Logistik tersebut digunakan untuk menggerakan relawan dan membiayai trasportasi serta konsumsi saksi.

"Jadi saya kira wajar, bukan untuk kepentingan pribadi atau partai, tapi kepentingan yang bersangkutan," katanya.

Baca: Video Bokep Tante Muda vs Bocah Bandung Diedarkan di Luar Negeri, Harga Pesanannya Segini

Terkait tudingan La Nyalla bahwa uang tersebut merupakan syarat rekomendasi, menurut Fadli, hanya kesalahpahaman saja.

Ia mengatakan masalah tersebut dapat dikomunikasikan atau diperdebatkan.

‎"Saya kira itu miss-komunikasi, harusnya itu bisa diperdebatkan apa yang dimaksud, itu hanya miss-komunikasi," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Taufik Ismail)

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved