Cuaca Buruk Nelayan Rugi Sampai Rp 1 Miliar, 100 Bagan Rusak Dihantam Badai

Sejumlah nelayan sekitar Perairan Rebo hingga Matras Sungailiat Bangka merugi. Sebanyak 100 unit bagan di tengah laut roboh dihantam badai

Editor: M Zulkodri
zoom-inlihat foto Cuaca Buruk Nelayan Rugi Sampai Rp 1 Miliar, 100 Bagan Rusak Dihantam Badai
IST
Puing-puing bagan milik nelayan yang roboh terseret arus di tepi Pantai Tanjung Pesona. (ist)

Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari

BANGKAPOS.COM, BANGKA-- Sejumlah nelayan sekitar Perairan Rebo hingga Matras Sungailiat Bangka merugi. Sebanyak  100 unit bagan di tengah laut roboh dihantam badai dengan keruagian material diperkirakan mencapai Rp 1 Miliar.

Bagan merupakan bangunan di tengah lautan yang terbuat dari jalinan kayu dan papan serta jaring sebagai sarana untuk menangkap ikan.

"Sejak badai melanda Desember 2017 lalu hingga awal tahun 2018, sudah sekitar 100 unit bagan milik nelayan yang roboh. Bagan itu sebelumnya berdiri di Perairan Rebo hingga Perairan Matras Sungailiat Bangka. Kini bagan-bagan itu tinggal puing-puing," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Bangka, Ridwan kepada Bangka Pos Groups, Kamis (8/2/2018).

Padahal menurut Ridwan, untuk membuat satu unit bagan dibutuhkan puluhan bahkan ratusan kayu dan papan. Harga bahan material itu dibeli dari para penebang kayu di hutan belantara. Belum lagi, biaya upah angkut dan pembuatan bagan di tengah laut, memerlukan biaya yang tidak sedikit.

"Satu unit bagan paling tidak butuh Rp 80 Juta. Jadi kalau ada sekitar seratus bagan yang roboh, paling tidak kerugian nelayan Rp 800 Juta hingga Rp 1 Miliar," katanya.

Dalam kondisi cuaca seperti ini, bagan yang rusak belum bisa dibangun kembali. Tingginya gelombang dan kencangnya angin, dapat membuat bagan baru, roboh kembali sebelum masa produktifnya berakhir.

"Paling cepat nelayan akan bisa dirikan bagan lagi, sekitar Bulan Maret 2018 nanti," katanya.

Terkait kerugian akibat badai yang dimaksud, Ridwan menyatakan, harusnya, menjadi perhatian pemerintah daerah. Pemerintah harus memikirkan bagaimana membangun pola kemitraan sehingga pada saat badai datang dan bagan hancur, nelayan tak terlalu pusing memikirkan kerugian.

"Paling tidak mengurangi beban para nelayan bagan. Agar saat mereka membangun bagan kembali, mereka tidak banyak mengeluarkan dana. Nah ini yang harus dicari solusinya," katanya.(*)

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved