Anak-anak 'Pengantin' Bom Dicekoki Video Ini di Rumah Dita, Ditanya Tetangga Jawabnya Home Schooling
Gaya baru teroris mengajak para anaknya ini menjadi hal yang sedang ramai diperbincangkan.
BANGKAPOS.COM, SURABAYA - Bom terjadi di 3 buah tempat ibadah di Surabaya.
Para teroris semakin brutal memunculkan aksi tak manusiawi tersebut.
Baca: Terungkap, Ini Alasan Keluarga Menolak Jenazah Puji Bomber Gereja Dimakamkan di Tanah Kelahirannya
Beberapa waktu lalu masih aksi pengeboman di tiga gereja, Mako Polrestabes Surabaya dan Rusun Wonocolo memang heboh.
Dari tiga titik tersebut terungkap fakta bahwa melibatkan keterlibatan satu keluarga yang bahkan mengikut sertakan anak-anak mereka.
Ini sedang menjadi perbincangan banyak kalangan dan mengejutkan dunia tentunya.
Gaya baru teroris mengajak para anaknya ini menjadi hal yang sedang ramai diperbincangkan.
Seperti pada peledakan tiga gereja, Dita Supriyanto (47) sekeluarga menjadi aktor di balik aksi bunuh diri tersebut yang mengajak empat orang anaknya.
Baca: Begini Sikap Dita Otak Bom Gereja Surabaya Terhadap Ibunya, Ditelepon Tak Pernah Diangkat
Markas besar kepolisisan Surabaya juga mendapat serangan yang datang dari satu keluarga dan melibatkan dua anaknya, usia 8 tahun dan 18 tahun.
Bahkan, di insiden ledakan Polrestabes Surabaya, satu anak berusia delapan tahun dapat di selamatkan dan proses penyembuhan pasca operasi di RS Bhayangkara.
Di lokasi berbeda pada, Rusun Wonocolo blok B lantai lima juga terjadi ledakan yang mengungkap keterlibatan satu keluarga yang di dalamnya ada empat anak.
Satu anak diantaranya tewas di lokasi dan tiga lainnya selamat dan masih di rawat di RS Bhayangkara.
Lantas, apa sebenarnya yang dilakukan para orangtua tersebut hingga bisa mendoktrin buah hati mereka?
Terungkap juga pada akhirnya cara-cara keji yang dilakukan oleh jaringan ini.
Baca: Inilah Pengakuan Mengejutkan Gadis Cilik yang Selamat Saat Bom Bunuh Diri di Polrestabes Surabaya
Kapolda Jatim, Irjen Machfud Arifin membocorkan fakta penting yang menjadi cara orang tua yang merupakan tersangka mendoktrin anaknya.