Belinyu Bukan Kota Mati

Anggota DPRD Bangka asal dapil Belinyu dan Riausilip, Riniati Sajuni mengatakan dampak positif masuknya warga pendatang ke Kota

Penulis: edwardi |
Laporan Wartawan Bangka Pos, Edwardi

SUNGAILIAT, BANGKA POS.com -- Anggota DPRD Bangka asal dapil Belinyu dan Riausilip, Riniati Sajuni mengatakan dampak positif masuknya warga pendatang ke Kota Belinyu menyebabkan roda ekonomi berputar.

Kegiatan usaha perdagangan terlihat ramai bukan hanya pada siang hari saja, namun juga malam hari terlihat semarak.

"Belinyu bukan kota mati lagi, buktinya sekarang ini banyak
pendatang menyerbu Belinyu untuk mencari peluang usaha demi
mendapatkan penghasilan. Seperti banyaknya berdiri warung-warung pecel lele dan usaha makanan lainnya. Dulu kalau malam hari kita ingin mencari makanan paling cuma ada penjual martabak dan bakpao, tapi sekarang ini banyak warung pecel lele, nasi goreng, dan lainnya. Ini mungkin dampak positif masuknya pendatang ke Belinyu," kata Riniati saat ditemui baru-baru ini di kantornya.

Namun diakuinya, sisi lain ada timbul dampak negatif, banyak warga pendatang yang tidak terdata oleh aparat berwenang sehingga tidak tahu seandainya ada pelaku tindak kejahatan yang masuk ke daerah ini. Tetapi saat ini sudah ada tindakan dari aparat terkait dalam melakukan razia atau pendataan terhadap warga pendatang.

"Baru-baru ini ada tertangkap satu orang buronan yang melakukan kejahatan di tempatnya akhirnya tertangkap di Belinyu. Bukan berarti kita tidak menerima warga pendatang, tetapi malah bagus ada warga pendatang bisa menyebabkan roda ekonomi berputar, yang perlu ditekankan penduduk pendatang itu perlu didata dan wajib melaporkan ke aparat berwenang setempat," tegas anggota Komisi C ini.

Diungkapkannya, dari pengalamannya bekerja di Taiwan, baru satu hari saja tiba di sana langsung didatangi petugas dari dinas
kesehatan untuk mengecek sampel darah. Karena mereka tahu warga Indonesia itu sebagai pembawa atau carrier penyakit malaria.

"Darah saya diambil dan ditanyakan apakah ibu satu bulan belakang ini merasa menggigil atau panas dingin, sebab mereka takut saya ini datang ke Taiwan sambil membawa penyakit malaria. Hal ini menunjukkan aparat pemerintah setempat begitu peduli dan bekerja sesuai dengan kewenangannya," kata Riniati, seraya berharap aparat pemerintah di daerah ini juga bisa bekerja dan menjalankan tugasnya sesuai kewenangan yang sudah diberikan.

Ditambahkannya, beberapa waktu lalu pernah mendengar keterangan dari Kepala Dinas Kesehatan Bangka pernah mengatakan orang Bangka penyakit malarianya tidak terlalu parah, namun sebenarnya penyakit malaria yang dibawa pendatang itu lebih parah.

"Saya sangat mengharapkan para pendatang ini terus dilakukan
pendataan dan pengawasan untuk mencegah terjadinya tindakan
kriminalitas, karena yang kita tahu selama ini di Belinyu
kondisinya aman dan damai, namun sekarang ini kondisi sudah mulai tidak aman," imbuhnya.

Sumber: bangkapos.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved