Momen Sembahyang Rebut Doa Bagi Para Leluhur

Sembahyang Rebut di berbagai kelenteng di Kabupaten Bangka memiliki makna tersendiri bagi Umat Khonghucu. Doa-doa untuk lelulur dipanjatkan

bangkapos.com/fery laskari

Laporan Wartawan Bangka Pos, Fery Laskari

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sembahyang Rebut di berbagai kelenteng di Kabupaten Bangka memiliki makna tersendiri bagi Umat Khonghucu. Doa-doa untuk lelulur dipanjatkan dalam kekusukan yang mendalam. Puncak perayaan ditandai dengan pembakaran Patung Te Se Ja serta geliat massa merebut benda-benda yang disajikan di atas pelataran yang juga memiliki berbagai arti.

Di balik nuansa agamis yang terjadi, sugarat simbol kebersamaan dapat dipetik. Apapun makna perayaan Sembahyang Rebut itu, yang jelas telah menarik perhatian berbagai umat lain. Kebersamaan berbagai etnis, suku dan agama terlihat jelas ketika memasuki puncak acara, tepat tengah malam. Apalagi, momen ini diselingi dengan hiburan massal melibatkan penyanyi lokal yang tampil mempesona dalam atraksi organ tunggal.

Pusat kegiatan diantaranya digelar di Kelenteng Simpalet Sungailiat, Kelenteng Merawang, Kelenteng Airdayung Ridingpanjang, Kelenteng Mapur Riausilip, Kelenteng Baturusa dan berbagai kelenteng lainnya di Kabupaten Bangka, Rabu (21/8/2013) siang hingga malam hari.

Ketua Kelenteng Dharma Jaya Airdayung (Tetli) Desa Ridingpanjang Kecamatan Merawang, Jhony Priadi ditemui Bangkapos.com, Rabu (21/8/2013) petang mengakui, Sembahyang Rebut setiap tahun dilaksanakan di dusun mereka. "Di Kelengteng kita di Airdayung, sembayang dimulai pukul jam 15.00 WIB sampai pukul 24.00 WIB (Rabu (21/8/2013 atau bulan 7 tanggal 15 hitungan China). Inti atau makna acara Sembahyang Rebut ini adalah arwah gentayangan yang tidak terurus dikumpukan atau diundang, kemudian diberi makan (dalam bentuk kasat mata -red). Sedangkan sehari sebelumnya, Selasa (20/8/2013) atau pada bulan 7 tanggal 14 hitungan penanggalan Chinanya, kita lebih dulu menggelar Sembahyang untuk para lelulur. Garis besarnya kita berharap dengan adanya acara Sembahyang Rebut, dapat memberikan kedamaian, ketentraman bagi warga dusun ini dan juga umat manusia yang ada di bumi ini," papar Jhony yang saat itu didampingi Kadus Airdayung, Leonardi alias Aming.

Sementara itu, di Kelenteng Desa Merawang Kecamatan Merawang tampak sebuah patung besar memegang buku dan alat tulis. Di tempat ini juga disajikan berbagai sajian yang siap diperebutkan oleh siapa saja tepat tengah malam. Ketua Kelenteng Merawang, Tyok Kimmuk (65), memastikan, sembahyang di kelenteng ini dimuali sejak pukul 17.00 WIB hingga pukul 24.00 WIB, Rabu (21/8/2013).

"Setiap tahun, acara Sembahyang Rebut di Kelengteng Merawang selalu ramai. Berbagai pengunjung berdatangan ke tempat ini," katanya.

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved