Sejarah Banjir di Pangkalpinang 1853 dan 1986, Sekarang Lebih Parah
Elvian mengatakan pangkalpinang merupakan kota yang berbentuk cekungan. Hal ini lah yang menyebabkan ibukota Provinsi Babel ini mudah terendam air.
Penulis: Evan Saputra | Editor: Hendra
BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Pengamat sejarah dan budayawan Provinsi Bangka Belitung (Babel), Akhmad Elvian menceritakan banjir yang terjadi saat ini sudah pernah terjadi sekitar 30 tahun lalu, tepatnya tahun 1986.
BACA: Inilah Foto-foto Eksklusif Saat Banjir Menerjang Pangkalpinang
Akhmad menceritakan pada masa periode kedua pemerintahan H Mohammad Arub, SH sebagai Walikotamadya Pangkalpinang tepatnya pada minggu kedua bulan Januari 1986 terjadi banjir besar di Kota Pangkalpinang.
Elvian mengatakan pangkalpinang merupakan kota yang berbentuk cekungan. Hal ini lah yang menyebabkan ibukota Provinsi Babel ini mudah terendam air.
BACA: 'Jessica Bertanya Emang Mirna Meninggal Ya? Polisi Bilang Enggak, Hidup'
"Banjir seperti ini sudah pernah terjadi pada minggu kedua bulan Januari 1986, waktu itu karena curah hujan yang tinggi kemudian ditambah pasang naik air laut, sehingga bagian kota terendam. Kota ini berbentuk cekung, 75 desimeter dibawah permukaan laut," kata Elvian, Kamis (10/2/2016)
Menurut Elvian pada saat tahun 1986, banjir di Kota Pangkalpinang terjadi lagi di tahun 2016. Penyebabnya pun hampir sama yaitu dikarenakan pasangnya air laut.
BACA: Jutaan Facebooker Digemparkan dengan Kisah Istri Afrizal Koma Lalu Meninggal Usai Melahirkan
"Air di kota tertahan oleh air laut jadi tidak bisa keluar, karena itu daerah rendah tegenang oleh air. Banjir akan usai jika air laut tidak pasang dan hujan tidak turun, kalau hujan turun dan air pasang tetap banjir," katanya
Pada tahun 1986, Elvian mengatakan banjir merendam sepertiga kawasan Kota Pangkalpinang.
BACA: 'Gumpalan Awan' Jatuh dari Langit Hebohkan Maroko
Banjir di Pangkalpinang meliputi cekungan antara Alun-alun Taman Merdeka (ATM), ke tanjakan simpang empat Jalan Masjid Jamik, beserta kawasan timur dan baratnya, kelurahan bintang dalam, daerah aliran sungai linggarjati, kiri kanan lembawai, trem seberang, sebagian pasir putih dan parit lalang, wilayah ini berada di kecamatan taman sari, Rangkui, dan Pangkalbalam, daerah ini mendapati limpahan air bah ditaksir 6 hingga 7 juta meter kubik.
BACA: Terungkap, Kenapa Jessica Cintai Mirna Walau Sesama Cewek dan Bukan yang Lain
"Banjir dan genangan air merupakan masalah klasik di kota pangkalpinang. Hal ini disebakan dari segi morfologinya berbentuk cekung dengan dengan pusat kota lebih rendah," katanya
Pada tahun 1853, Elvian menceritakan pernah datang seorang doktor dari Jerman yang bernama Dr Frans Epp di Pangkalpinang.