Oknum Warga Ini Sedang Lesu Nyanting di TI Apung Perimping

Meskipun sekarang masih ada TI apung beroperasi di Sungai Perimping, tapi jumlahnya tidak sebanyak dulu.

Editor: edwardi
bangkapos.com/dok
Sekitar tujuh unit TI apung rajuk beroperasi di depan jembatan Perimping Kecamatan Riausilip Kamis (18/8/2016). 

Laporan Wartawan Bangka Pos, Riyadi

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Sebut saja nama panggilannya Blek. Oknum warga asal salah satu desa di Kecamatan Belinyu Kabupaten Bangka ini, mengaku sudah malas melakukan praktek nyanting alias memungut fee di setiap ponton Tambang Inkonvensional (TI) apung rajuk ilegal yang beroperasi di Sungai Perimping.

Hal itu tidak lagi dilakukan, setelah puluhan ponton TI apung Sungai Perimping-Tanjung Batu habis karena dihancurkan dan dibakar dalam razia yang digelar oleh Dit Polair Polda Babel, Polres Bangka dan Polsek Riausilip awal pekan lalu.

Menurut Blek, TI apung di Sungai Perimping sekarang tinggal sedikit.

"Ku sudah malas nyanting, TI apung banyak habis," kata Blek kepada bangkapos.com, Minggu (21/8/2016).

Meskipun sekarang masih ada TI apung beroperasi di Sungai Perimping, tapi jumlahnya tidak sebanyak dulu.

"Apalagi nyanting di TI apung yang beroperasi di Jembatan Perimping, saya juga males. Saya tahu TI apung tempat saya nyanting itu, beroperasi di kawasan konservasi, hasil nyanting lumayan juga, satu ponton rata-rata bisa sekaleng susu (kaleng milk)" ujarnya.

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved