Nadia Perkenalkan Kopi Parit Tiga yang Digoreng Menggunakan Arang dan Wadah Jadul

Sejumlah pelaku bisnis dibidang kopi turut serta memajang produk mereka di stand International Coffee Day.

Penulis: khamelia | Editor: fitriadi
Bangkapos.com/Khamelia
Nadia menjelaskan tentang Kopi Parittiga kepada pengunjung International Coffee Day. 

 Laporan Wartawan Bangka Pos, Khamelia

BANGKAPOS.COM, BANGKA -- Peringatan Hari Kopi Internasional yang dilaksanakan di Soll Marina Bangka berlangsung semarak, Sabtu (1/10/2016) malam.

Sejumlah pelaku bisnis dibidang kopi turut serta memajang produk mereka di stand yang terletak di halaman hotel yang berlokasi di Jalan Raya Koba Bangka Tengah.

Dari sekian peserta, stand yang cukup menarik perhatian pengunjung adalah stand Kopi Parit Tiga.

Kopi ini masih diolah secara tradisional, tanpa sentuhan peralatan modern.

Kopi Parit Tiga (Bangkapos.com/Khamelia)

Nadia merupakan orang yang saat ini gencar mempromosikan Kopi Parit Tiga.

Ia datang langsung dari Parit Tiga Kabupaten Bangka Barat untuk mempromosikan jenis kopi ini kepada pengunjung Internasional Coffee Day.

"Kopi ini murni diolah secara tradisional, masih digoreng menggunakan wadah jaman dulu, dan dibakar menggunakan arang yang terbuat dari kayu khusus. Tidak boleh pakai kayu sembarangan untuk menggorengnya," kata Nadia.

Ia menyebutkan, kopi ini sudah ada di Parit Tiga sejak generasi tahun 80-an.

Pada tahun tersebut kata Nadia ada petani kopi yang membudidayakan tanaman kopi di sana.

Namun seiring waktu hilang lah penerus generasi tersebut dan lahan pertanian kopinya sudah berganti tanaman lain.

"Nah, untuk saat ini biji kopi mentah didatangkan langsung dari Palembang, kemudian digoreng di parit tiga oleh seorang pedagang lokal yang sudah berumur. Dia tetap mempertahankan ciri khas kopi parit tiga sejak dulu," jelas Nadia.

Dari sisi taste atau rasa, aroma maupun rasa kopi ini nyaris sama dengan kopi Belitung.

Hal itu juga diakui Nadia, banyak konsumennya yang bertanya soal kemiripan itu.

Namun kata Nadia bagi orang yang benar-benar penikmat kopi pastilah tahu perbedaannya.

"Pasti beda ya, coba misalnya makanan yang dimasak pakai kompor biasa dan kayu arang beda ga rasanya? pasti beda ya, begitu pula dengan kopi ini, dari teksturnya juga lebih kasar, nah disitulah khas kopi ini," ujarnya

Nadia pun mengaku bangga dengan produk kopi asal daerah kelahirannya ini. Untuk itu ia berencana untuk mematenkan nama kopi ini agar bisa dijual lebih luas lagi.

"Orderan cukup banyak tapi hanya lewat online atau pesan langsung ke saya. Saya sih berharap Kopi Parit Tiga ini bisa dikenal luas atau bisa masuk ke hotel-hotel agar tamu luar bisa menikmati sensasi beda dari kopi Bangka," harapnya.

Sumber: bangkapos.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved