Sambutan Warga pada Ahok-Djarot Patahkan Survei LSI Denny JA Ini Kata Netizen
"Tadi tengah hari Sandi datang tapi enggak seramai ini karena cuma jalan doang. Kalau ini penuh banget," kata Darni.
Sementara itu, Nami (26) mengaku senang Ahok jadi menyambangi daerah tempat tinggalnya.
"Senang lah Ahok datang ke sini. Kita kan pendukung Pak Ahok. Kita sudah dari jam satu nunggunya, akhirnya dateng juga, kirain nggak jadi," ujarnya.
Baca: Kecewa, Luna Maya Ternyata Tak Hanya Unfollow Instagram, Tapi Juga Blokir Nomor Ponsel Ayu Ting Ting
Baca: Heboh Kabar Biaya Pernikahan Celine dan Stefan William Ngutang
Nami rela berdesak-desakan dan terinjak-injak kakinya agar bisa foto bersama dengan Ahok.
Setelah berhasil foto berdua dia senang. Namun, tak puas lantaran tak bisa memeluk.
"Tapi masih kurang puas mas. Tadi mau peluk sekalian, tapi penuh banget," katanya.
Nami menyatakan, akan memilih Ahok dan Djarot Saiful Hidayat di Pilkada Jakarta yang akan berlangsung 15 Februari 2017.
"Karena Jakarta sekarang lebih bagus dan rapi daripada yang dulu-dulu. Makanya kita mau Ahok jadi gubernur lagi," katanya.
Paparan survei LSI
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan, berdasarkan survei, penurunan dukungan untuk pasangan Ahok-Djarot setelah Ahok ditetapkan tersangka cukup signifikan.
"Sebelum Ahok tersangka, elektabilitas di angka 24,6 persen dan setelah menjadi tersangka hanya di angka 10,6 persen untuk pertanyaan terbuka, dan 11,50 persen untuk pertanyaan tertutup," kata Ardian, dalam jumpa pers di kantor LSI Denny JA di Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (18/11/2016).
Dia menjelaskan, metode pertanyaan terbuka ialah menanyakan bagaimana dukungan terhadap Ahok jika jadi tersangka tanpa menyebutkan nama cagub dan cawagub dari kandidat lainnya.
Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang disertai nama kandidat.
"Hasilnya, dukungan Ahok sama-sama turun di dua metode itu. Untuk pertanyaan terbuka suara Ahok turun ke 10,60 persen, dan untuk pertanyaan tertutup turun ke 11,50 persen, dari 24,60 persen," ujar Ardian.
Sebenarnya, lanjut Ardian, sebelum Ahok tersangka, dari survei pihaknya, tren dukungan untuk pasangan Ahok-Djarot sudah mengalami penurunan.
Pada Maret 2016, pasangan Ahok-Djarot elektabilitasnya masih 59,3 persen. Namun, terus menurun.
Pada Juli 2016, elektabilitas Ahok-Djarot 49,1 persen, Oktober 31,4 persen, dan November 24,6 persen.
Berbeda dengan Ahok-Djarot, dua pasangan calon lainnya mendapat limpahan dukungan dari yang meninggalkan Ahok-Djarot.