Sambutan Warga pada Ahok-Djarot Patahkan Survei LSI Denny JA Ini Kata Netizen
"Tadi tengah hari Sandi datang tapi enggak seramai ini karena cuma jalan doang. Kalau ini penuh banget," kata Darni.
BANGKAPOS.com - Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menempatkan pasangan nomor urut 2 Ahok-Djarot sebagai pasangan dengan dukungan (elektabilitas) paling rendah dari dua pasangan lain Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Setelah Ahok menyandang status tersangka penistaan agama, elektabilitas hanya Ahok-Djarot 10,6 persen untuk pertanyaan terbuka, dan 11,50 persen untuk pertanyaan tertutup.
Sedangkan elektabilitas Agus-Sylvi 30,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 32,30 persen (pertanyaan tertutup). Dan dukungan Anies-Sandiaga mendapat 31,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 31,10 persen (pertanyaan tertutup).
Baca: Tujuh Pawang Buaya Dikerahkan Mencari Jasad Sangkuriang
Baca: Sungai Lubuk Bunter Mencekam, Makin Banyak Buaya Menampakan Diri
Tapi hasil survei LSI Denny JA ini kontras dengan antusias warga menyambut Ahok-Djarot.
Seperti yang ditunjukkan warga di Pademangan, yang dikunjungi Sandiaga Uno dan Ahok dalam waktu berselang beberapa jam.
Justru sambutan warga terhadap Sandiaga, yang notabene menurut LSI Denny JA, mendapat dukungan tertinggi, kalah meriah dari antusias warga terhadap Ahok.
Padahal LSI Denny JA menempatkan Ahok-Djarot urutan paling buncit dalam hal elektabilitas.
Ahok disambut riuh oleh warga RW 10, Jalan Pademangan VIII, Jakarta Utara.
Para warga mengaku, sudah menunggu kedatangan Ahok tiga jam yang lalu.
"Sudah lama sejak pukul 14.00 WIB tadi dikasih tahu pak Ahok datang," ucap Darni (55), Jumat (18/11/2016).
Baca: Begini Jawaban Megawati ke Wartawan Terkait Kasus Ahok yang Bikin Ngakak, Ini Videonya
Baca: Sekelompok Orang Berpakaian Hitam-hitam Baret Merah Ini Siap Hadapi Pendemo di Kampanye Ahok
Baca: Apakah Dahlan Iskan Menyuap AKBP Brotoseno? Ini Respons Kuasa Hukumnya
Baca: AKBP Brotoseno Polisi Ganteng Kekasih Angelina Sondakh Ditahan di Rutan Polda Metro
Darni ingin bersalaman dengan Ahok. Hal serupa juga diungkapkan Salman (42).
Dia sempat kecewa saat Ahok tak kunjung datang.
"Kita pikir enggak jadi datang," ujar Salman.
Darni sebut, siang tadi calon wakil gubernur nomor urut 3 Sandiaga mendatangi lokasi yang sama.
Tapi, sambutan warga, kata Darni jauh berbeda.
"Tadi tengah hari Sandi datang tapi enggak seramai ini karena cuma jalan doang. Kalau ini penuh banget," kata Darni.
Sementara itu, Nami (26) mengaku senang Ahok jadi menyambangi daerah tempat tinggalnya.
"Senang lah Ahok datang ke sini. Kita kan pendukung Pak Ahok. Kita sudah dari jam satu nunggunya, akhirnya dateng juga, kirain nggak jadi," ujarnya.
Baca: Kecewa, Luna Maya Ternyata Tak Hanya Unfollow Instagram, Tapi Juga Blokir Nomor Ponsel Ayu Ting Ting
Baca: Heboh Kabar Biaya Pernikahan Celine dan Stefan William Ngutang
Nami rela berdesak-desakan dan terinjak-injak kakinya agar bisa foto bersama dengan Ahok.
Setelah berhasil foto berdua dia senang. Namun, tak puas lantaran tak bisa memeluk.
"Tapi masih kurang puas mas. Tadi mau peluk sekalian, tapi penuh banget," katanya.
Nami menyatakan, akan memilih Ahok dan Djarot Saiful Hidayat di Pilkada Jakarta yang akan berlangsung 15 Februari 2017.
"Karena Jakarta sekarang lebih bagus dan rapi daripada yang dulu-dulu. Makanya kita mau Ahok jadi gubernur lagi," katanya.
Paparan survei LSI
Peneliti LSI Denny JA, Ardian Sopa, mengatakan, berdasarkan survei, penurunan dukungan untuk pasangan Ahok-Djarot setelah Ahok ditetapkan tersangka cukup signifikan.
"Sebelum Ahok tersangka, elektabilitas di angka 24,6 persen dan setelah menjadi tersangka hanya di angka 10,6 persen untuk pertanyaan terbuka, dan 11,50 persen untuk pertanyaan tertutup," kata Ardian, dalam jumpa pers di kantor LSI Denny JA di Jalan Pemuda, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (18/11/2016).
Dia menjelaskan, metode pertanyaan terbuka ialah menanyakan bagaimana dukungan terhadap Ahok jika jadi tersangka tanpa menyebutkan nama cagub dan cawagub dari kandidat lainnya.
Sedangkan pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang disertai nama kandidat.
"Hasilnya, dukungan Ahok sama-sama turun di dua metode itu. Untuk pertanyaan terbuka suara Ahok turun ke 10,60 persen, dan untuk pertanyaan tertutup turun ke 11,50 persen, dari 24,60 persen," ujar Ardian.
Sebenarnya, lanjut Ardian, sebelum Ahok tersangka, dari survei pihaknya, tren dukungan untuk pasangan Ahok-Djarot sudah mengalami penurunan.
Pada Maret 2016, pasangan Ahok-Djarot elektabilitasnya masih 59,3 persen. Namun, terus menurun.
Pada Juli 2016, elektabilitas Ahok-Djarot 49,1 persen, Oktober 31,4 persen, dan November 24,6 persen.
Berbeda dengan Ahok-Djarot, dua pasangan calon lainnya mendapat limpahan dukungan dari yang meninggalkan Ahok-Djarot.
Elektabilitas pasangan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni sebelum Ahok tersangka, berada di 20,90 persen.
Namun, setelah Ahok menjadi tersangka dukungan Agus-Sylvi mengalami peningkatan 30,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 32,30 persen (pertanyaan tertutup).
Sedangkan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, dari yang sebelum Ahok tersangka 20,00 persen, setelah Ahok menjadi tersangka meningkat menjadi 31,90 persen (pertanyaan terbuka) dan 31,10 persen (pertanyaan tertutup).
Sedangkan swing voters atau pemilih yang belum memutuskan, mengalami penurunan.
Sebelum Ahok tersangka mencapai 34,50 persen, setelah Ahok tersangka menjadi 26,60 persen (pertanyaan terbuka) dan 25,10 persen (pertanyaan tertutup).
Alasan dukungan terhadap petahana merosot, lanjut Ardian, pihaknya menemukan ada lima hal.
Pertama karena efek video pidato Ahok di Kepulauan Seribu itu sendiri. Kedua yakni adanya survei LSI yang menunjukan tingkat kesukaan terhadap Ahok menurun.
"Di bulan Oktober 2016, tingkat kesukaan Ahok sebesar 58,2 persen. Dan saat disurvei November 2016, tingkat kesukaan Ahok sudah di bawah 50 persen yaitu 48,30 persen," ujar Ardian.
Ketiga, Ardian menyatakan, ada kekhawatiran Jakarta di bawah Ahok, penuh gejolak sosial.
"Keempat Agus dan Anies semakin menjadi pilihan untuk Jakarta yang stabil. Dan kelima citra buruk status tersangka," ujarnya.
Adapun survei dilakukan pada 31 Oktober-5 November 2016 dengan metode multistage random sampling.
Jumlah respondennya sebanyak 440 orang, dengan wawancara tatap muka responden menggunakan kuisioner.
Margin of error-nya kurang lebih 4,8 persen. Survei diklaim didanai oleh LSI Denny JA sendiri.
Ini komentar netizen:
Lugas Cbn
Loh kata dany ja...ahok cuma 10 persen..sandi 30 persen..kok data di lapangan gak klo ?... #surveidibayarsandi
Gede Sudirta
Siapa yang bayar dia yang naik surpay.kikikiki
Ferryx Ardiansa
Sample surveynya karyawan LSI dan keluarga di tambah tetangga di cikeas hahaha....
Ary Andro Meda
Ferryx Ardiansa ..hahahaha
Romeo Danang
LSI survey nya di rumah uno, anies dan cikeas
T - Disain
Yg disurvey yg ikut demo kemarin kekekekek
Jhose Lorenzo
Yg melakukan survei diboongin ma sumbernya,,, seolah2 bener!!!
Padahal narasumbernya pinter main dri belkng, dpn survei 1 3 bagussss!! Aslinya pilihan mrk nmr 2,,,kira2 beginilah analisa saya,,, salam dua jariiii
Eko Rujito
Penistaan survey!
Feri Arif Widayat
Haha survey..bayaran haha
Dennis Widjaja
Nanggung surveinya harusnya -10% sekalian survei kok ga sesuai dengan kondisi dilapangan. Haha
Dea Lia
Duh sakit hati banget tu no 01 sama 03..met ngaplo boss ahok tetap dihati rakyatnya. Jd ga usah pke kadal hitam lg
(Dennis Destryawan/kompas.com/ Robertus Belarminus)