Jembatan EMAS, Jejak Abadi sang Penggagas yang Kini Jadi Kebanggaan Masyarakat Bangka

Jembatan ini sendiri memiliki panjang 720 meter dan lebar 24 meter dan dibangun sejak tahun 2009 dengan sistem buka tutup atau bascule

Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Iwan Satriawan
Bangka Pos/Resha Juhari
Jembatan Emas 

Dengan keringat dan tangannya sendiri ibunda EMAS berjuang memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya. Sebagai seorang wira usaha, ibunda EMAS mengajarkan bahwa dengan keuletan dan kesabaran sebuah tujuan yang mulia pasti bisa tercapai. Kebijakan sang ibu ini pun lalu melekat kuat dalam keseharian perilaku anak-anaknya, termasuk EMAS.

Lulus dari UPN "Veteran" Yogya, tahun itu juga EMAS direkrut guna mengikuti pendidikan Wajib Militer (MILWA) selama empat bulan di Pendidikan Militer Sepamilwa Panasan, Surakarta. Dari situ EMAS lalu melanjutkan ke Matra Laut di Komando Pendidikan TNI AL (DISHIDROS).

Di sinilah karir militernya berawal. Pada 1983 dia mendapatkan penugasan untuk mengikuti pendidikan Austalian Familirization (Ausfamil) di Leverton, Merlbourne selama sebulan. Lalu dilanjutkan dengan mengikuti pendidikan Basic Hydrographic Course di HMAS Penguin, Sidney, Australia selama lima bulan.

Sekembalinya ke tanah air EMAS dipercaya memperkuat Tim Survey Dihidros melakukan berbagai operasi di seluruh pelosok nusantara.

Pada 1986, lelaki yang suka menyanyi ini mendapatkan kenaikan pangkat menjadi Kapten Laut. EMAS juga mendapat banyak kesempatan untuk memperdalam Bahasa Inggrisnya, diantaranya tahun 1986 di Sekolah Bahasa dan tahun 1990 di Kedutaan Australia, Jakarta guna persiapan mengikuti Pendidikan Post Graduate (S2) Oseanografi di Australia dalam bidang Fisika Laut atau Oseanografi Fisik di Flinders University Of South Australia, Adelaide.

Pada 1992 EMAS merampungkan pendidikannya tersebut dengan meraih gelar Master of Science (MSc). Pada 1992 perwira EMAS menerima kenaikan pangkat menjadi Mayor Laut.

Di tahun yang sama dia ditugaskan dalam operasi Timor Timur selama tiga bulan dan menerima Satya Lencana Seroja yang kedua.

Karir militernya terus menanjak dengan memegang beberapa jabatan penting lainnya, termasuk menjadi anggota delegasi Indonesia dalam pertemuan Intergovernmental Oceanographic Organization untuk kawasan Pasifik Barat (IOC WESTPAC) d Bangkok, Thailand, mengikuti operasi Sipadan Ligitan (SILl 93), menjadi kepala Tim Survey MERPP (Marine Resources Evaluation and Programme Project) di perairan Madura dan Bali.

Pada April 1996 Mayor Laut EMAS memperoleh kenaikan pangkat menjadi Letnan Kolonel. Setelah dipercaya menduduki jabatan sebagai Kepala Sub Dinas Penerapan Lingkup Laut (KAPLINGLA) dengan jabatan Letnan Kolonel, maka EMAS dipindahkan dari anggota Technical Committee "Seawatch Indonesia" menjadi anggota Steering Committee pada lembaga yang sama.

Sebagai catatan, EMAS adalah salah satu penecetus pembentukan lembaga "Seawatch Indonesia" BPPT.
Saat terjadi reformasi politik di Indonesia tahun 1998, Eko Maulana Ali tercatat menjadi Bupati Kabupaten Bangka untuk periode 1998 - 2003. Saat menjabat bupati inilah EMAS meminta pensiun dari Angkatan Laut, tepatnya pada 1 Agustus 2000.

Gejolak politik masa reformasi yang berimbas pada semua sendi kehidupan menuntut EMAS bertindak bijak. Tantangan demi tantangan harus ia taklukkan guna mengantar rakyatnya ke gerbang kehidupan yang lebih baik.
Salah satu fase terpenting dalam sejarah Negeri Serumpun Sebalai pada waktu itu adalah perjuangan para tokoh negeri ini untuk menjadikan Bangka Belitung sebagai sebuah provinsi baru pada akhir 2000.

Dan EMAS adalah kepala daerah yang memberikan dukungan pertama bagi pembentukan provinsi baru ini. Pemekaran Kabupaten Bangka menjadi empat kabupaten (Bangka Induk, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan) pada tahun 2003 juga tak lepas dari andil pria berkumis tebal ini.

Kepemimpinan EMAS yang mampu memberikan bukti perbaikan taraf hidup bagi rakyat yang dimpimpinnya ini mengantar pria yang murah senyum ini meraih kepercayaan rakyat untuk kembali menjadi Bupati Bangka Induk periode 2003 - 2008.

Gaya kepemimpinan selama menjadi Bupati Bangka bisa Ia tempatkan dengan baik ketika menjadi Gubernur Babel periode 2007-2012, dan kemudian dilanjutkan pada periode kedua 2012-2017 ini. Hanya saja, cerita berkehendak lain, kepemipimnan EMAS berakhir pada Selasa (30/7) sekitar pukul 00.45 WIB. EMAS menghadap Sang Khalik dalam perawatan di RS MMC Jakarta.

Padahal sebagai seorang pemimpin, di tengah kesibukan seperti apapun, sifat dasar EMAS yang senang berorganisasi tidak pernah bisa dibendung.

Sumber: bangkapos.com
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved