Jembatan EMAS, Jejak Abadi sang Penggagas yang Kini Jadi Kebanggaan Masyarakat Bangka
Jembatan ini sendiri memiliki panjang 720 meter dan lebar 24 meter dan dibangun sejak tahun 2009 dengan sistem buka tutup atau bascule
Penulis: Iwan Satriawan | Editor: Iwan Satriawan
Di sela-sela menjalani tugas sebagai bupati, Dia juga memegang berbagai jabatan dalam organisasi seperti ketua KONIDA, Ketua PEPABRI, dan Ketua LVRI Provinsi Kepu1auan Bangka Belitung. Pada saat menjabat gubernur, kiprah organisasi EMAS juga tidak luntur, bahkan semakin menjadi-jadi. Beberapa posisi strategis organisasi ia tempati. Salah satunya sebagai Ketua DPD Golkar Bangka Belitung.
Perjalanan hidupnya yang berliku dan penuh keprihatinan membuat EMAS memiliki kepedulian yang tinggi untuk membangun ekonomi rakyat yang dipimpinnya. Filosofi ekonomi kerakyatan pun lalu menjadi salah satu dari sekian banyak program yang menjadi perhatiannya. EMAS menancapkan komitmen kuat untuk memajukan rakyat agar memiliki daya beli yang tinggi dan kokoh serta unggul dalam memperkuat ekonomi skala kecil agar memiliki posisi tawar tinggi dalam menghadapi persaingan global.
Kini semua program dan cita-cita EMAS masih ditengah jalan. Kecintaanya terhadap masyarakat Bangka Belitung tidak pernah surut sedikitpun. Hingga menjelang akhir hayat, EMAS juga masih menginat masyarakat Bangka Belitung. Seakan sudah mimiliki firasat akan berpulang, pada Senin (29/7), EMAS sudah berpesan kepada Wagub Babel Rustam Effendi untuk menjalankan program mereka yang telah disusun. Ia menitipkan kemaslahatan provinsi ini kepada Wagub Rustam Effendi. (*)
Biodata
Nama : Eko Maulana Ali Suroso
TTL : Kelapa, 28 September 1951
Istri : Noerhari Astuti
Anak : 1. Heri Eko Andriyanto
2. Rina Fitriandri
3. Yos Sudarso
4. Nurcahyo Cipto Raharjo
5. dr Aprilia Kartika Jannah